Para pelawak perintis di Indonesia
Ada Pak Bendot, Gepeng dan masih banyak lagi.
Siapa sih yang enggak terpingkal-pingkal melihat aksi idolanya melawak di atas panggung. Pelawak atau bisa disebut juga komedian adalah orang yang menghibur penonton.
Caranya bermacam-macam, biasanya si pelawak pandai membaca situasi atau kesempatan dan mengemasnya menjadi bahan candaan yang mampu membuat penonton tertawa.
Pelawak setidaknya dibagi menjadi dua; pelawak tunggal dan grup. Penyebutan pelawak tunggal kini lebih familiar dengan stand up comedy. Si pelawak akan bermonolog (dialog satu orang) mengenai suatu topik.
Sedangkan pelawak grup, merupakan gabungan dari beberapa pelawak dalam pementasan suatu cerita. Masing-masing memerankan satu karakter dan kelucuan yang terjadi berasal dari interaksi antar mereka.
Lantas siapa saja sih yang masuk pelawak perintis di Indonesia. Berikut penjelasannya versi merdeka.com:
-
Apa itu Kulat Pelawan? Heimioporus sp adalah sebuah jenis jamur langka dengan warna dominan merah di batang hingga payungnya. Ia juga berwarna kuning, sedikit putih di sisi bawah. Ukurannya beragam, ada yang kecil, sedang sampai sebesar kepalan tangan anak-anak.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Siapa yang menemukan Kulat Pelawan? Menukil dari ANTARA, penamaan Kulat berasal dari bahasa Bangka yang berarti jamur, sedangkan Pelawan berasal dari tempat jamur tersebut tumbuh.
-
Di mana gudang peluru yang meledak? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak.
-
Kapan Pekan Gawai Dayak digelar? Perempuan Suku Dayak berbalut busana adat itu salah satunya saat acara Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-37 Kalimantan Barat yang digelar di Rumah Radakng, Pontianak, Sabtu (20/5). Pekan Gawai Dayak akan digelar selama empat hari hingga Selasa, 23 Mei 2023.
-
Apa itu Pesut Mahakam? Pesut Mahakam merupakan satwa asli Indonesia yang berhabitat di Provinsi Kalimantan Timur.
Srimulat
Grup Srimulat lahir pada tahun 1950. Didirikan oleh pasangan suami istri Teguh Slamet Rahardjo dan Raden Ayu Srimulat. Nama 'Srimulat' diambil dari nama istri Teguh.
Sebelum berubah jadi Srimulat, grup lawak yang lahir di Solo, Jawa Tengah ini nama Gema Malam Srimulat. Gema Malam Srimulat awalnya kelompok seni keliling yang melakukan pentas dari satu kota ke kota lain, dari Jawa Timur sampai Jawa Tengah.
Rombongan seni suara dan tari ini memulai lawakan pertama mereka pada 30 Agustus 1951 dengan menampilkan tokoh-tokoh dagelan Mataram seperti Wadino (Bandempo), Ranudikromo, Sarpin, Djuki, dan Suparni.
Kejayaan Srimulat mulai redup akibat makin banyaknya lawakan serupa di stasiun televisi. Satu per satu personel Srimulat mulai rontok, pada tahun 1989, Teguh membubarkan Srimulat. Dua tahun sebelum dibubarkan serial Srimulat di TVRI sempat dihentikan.
Srimulat kembali bangkit pada bulan Agustus 1995, saat Gogon mengusulkan reuni Srimulat. Pelaksanaan reuni Srimulat terbilang sukses dan tetap menyedot banyak penonton. Stasiun Indosiar pun meminangnya dan Srimulat tampil kembali di layar perak pada tahun 1995-2003. Pada tahun 2004 Srimulat kembali vakum. baru pada tahun 2006 Srimulat kembali mendapat tawaran manggung di Indosiar dalam 36 episode. Kemudian dilanjut dan dikemas ulang dalam Srimulat Cari Bakat yang ditayangkan ANTV 2008-2011, dan kini di NET dalam acara Srimulat Night Live.
Kartolo cs
Kartolo adalah pelawak dan pemain ludruk, dia lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 2 Juli 1945. Kartolo sudah aktif dalam dunia seni ludruk semenjak era tahun 1960-an. Ia mendirikan grup ludruk Kartolo CS.
Kartolo cs terdiri dari Kartolo, Basman, Sapari, Sokran, Blonthang, Tini (istri Kartolo), tergabung dalam kesenian karawitan Sawunggaling Surabaya.
Masing-masing pemain punya karakter yang unik dan khas, dan punya semacam 'tata-bahasa' sendiri. Misalnya Kartolo yang menjadi paling cerdas, sehingga sering diceritakan 'ngakali' pemain lain, Basman yang punya suara besar dan omongan nyerocos, dan Sapari yang sering nakal tapi malah jadi korban. Untuk menambah kemeriahan di pentas, Kartolo tak sungkan mengundang artis top Tanah Air.
Formasi tersebut biasa disebut formasi emas. Namun formasi emas ini tidak bertahan sampai sekarang. Yang tersisa adalah Kartolo, Tini dan Sapari. Basman, Sokran dan Blonthang sudah meninggal dunia. Sampai sekarang Kartolo dan Sapari masih sering tampil di JTV di Surabaya.
Gepeng
Pelawak yang satu ini memiliki nama asli Freddy Aris. Lahir di Koplak Lor, Muntilan, Jawa Tengah, 27 Agustus 1950.
Karirnya sebagai pelawak mencapai puncak ketika bergabung bersama Srimulat. Dalam salah satu episode lawakan Srimulat yang ditayangkan di televisi, ada adegan di mana Juju-sang primadona Srimulat-yang berperan sebagai majikan Gepeng sang jongos, terancam dilecehkan secara seksual, tetapi sempat diselamatkan oleh Gepeng. Pada adegan tersebut Gepeng berucap "Untung, ada saya!", sambil membusungkan dada. Ucapan tersebut menjadi terkenal bersamaan dengan melejitnya popularitas Gepeng.
Gepeng meninggal di Kota Surakarta, Jawa Tengah, 11 Juni 1988 atau di usia 37 tahun.
Saparbe alias Pak Bendot
Pak Bendot adalah pelawak senior Indonesia dari grup Srimulat. Dia lahir di Yogyakarta, 20 Agustus 1925, meninggal di Jakarta, 23 Desember 2001 pada umur 76 tahun.
Sebelum jadi pelawak, Pak Bendot adalah seorang anggota TNI AD berpangkat letnan satu. Setelah pensiun tahun 1971 Pak Bendot mulai mengembangkan potensinya sebagai pelawak.
Selain bersama Srimulat, dia juga pernah bergabung dengan Ratmi B29 dan Ketoprak Humor Samiaji. Nama besarnya makin dikenal luas ketika ikut main di sinetron Si Doel Anak Sekolahan sebagai mertua Mas Karyo (Basuki).