Para polisi ini tega tembak mati istrinya
Kasus penembakan yang dilakukan polisi kepada sang istri biasanya diawali dengan pertengkaran.
Seorang polisi sudah semestinya menimbulkan rasa aman bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. Polisi pun diberikan kewenangan menggunakan pistol sebagai penopang dalam bertugas sebagai bentuk penjagaan diri dan pengamanan.
Namun tidak sedikit polisi-polisi ini menggunakan senjata yang dimiliki justru menghilangkan nyawa keluarganya sendiri. Entah dengan dalih apa, mereka menggunakan pistolnya untuk menganiaya bahkan membunuh anggota keluarganya.
Kasus tersebut pernah beberapa kali terjadi di Tanah Air. Berikut beritanya:
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
-
Kenapa Saipul Jamil ditangkap polisi di Jelambar, Jakarta Barat? Saipul Jamil pernah terjerat kasus narkoba dan diamankan oleh Polsek Tambora di kawasan Jelambar, Jakarta Barat.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Bagaimana polisi membantu pemuda tersebut? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya
Anggota Polsek Rokan Hulu tembak sang istri hingga tewas
Gara-gara cekcok dengan istri anggota Babinkantibmas Polsek Kepenihan Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Bripka St Simanjuntak (SM) tega menembak Risma Nainggolan, istrinya sendiri hingga tewas. Risma tewas akibat 5 butir peluru yang dimentahkan oleh suaminya sendiri.
Berdasarkan pengakuan keluarga, pasangan suami istri itu kerap kali berselisih paham soal rumah tangganya, namun pihak keluarga tidak berani ikut campur.
"Sudah beberapa kali kita coba untuk mendamaikan mereka. Memang banyak kali masalah mereka. Tapi itukan masalah rumah tangga jadi kita tidak terlalu banyak ikut campur," kata D Boru Sianturi, kakak ipar Risma, Selasa (12/10).
Setelah menembaki istrinya hingga tewas polisi yang juga tengah bertugas PAM sebuah Bank swasta pun langsung melarikan diri. Menurut atasan Bripka SM, Ipda Safaruddin, SM memang suka minum minuman beralkohol bahkan sampai mabuk. Namun Berdinas belum bisa memastikan apa yang dilakukan SM kepada istrinya sedang dipengaruhi alkohol atau tidak.
"Tapi dalam kejadian ini, kita belum tahu apakah dia sedang mabuk atau tidak, itu belum bisa kita pastikan. Karena sampai sekarang dia (Bripka SM) belum ditangkap," kata Safaruddin.
Brigadir Aris tembak istri lalu coba bunuh diri
Entah alasan Brigadir Aris Candra Kuswanto (28) tega menembak istrinya Fitriani (26). Fitri tewas akibat peluru yang menembus pelipis keningnya.
Kejadian yang berlangsung di kediaman orang tua Fitriani Cikarang di RT 02 RW 02 Kampung Tower, Desa Hegarmukti Cikarang, Bekasi sangat mengejutkan. Pasalnya tanpa mendengar suara ribut-ribut orang tua Fitriani mendengar bunyi letusan dari kamar anaknya.
Saat melihat apa yang terjadi, orang tua Fitriani mendapati anaknya tergeletak di lantai.
"TKP di rumah mertua Brigadir ARS. Keterangan mertua, tidak ada ribut-ribut tiba-tiba ada suara tembakan. Saat ke sumber suara, dia melihat anaknya tergeletak di sebelah kasur lantai," Kasubag Humas Polres Kabupaten Bekasi Iptu Makmur, Sabtu (12/3).
Setelah kejadian tersebut Brigadir Aris pun mencoba untuk bunuh diri, dengan menembakkan pistol ke rahangnya sebelah kanan namun berhasil digagalkan.
Menurut Iptu Makmur senjata yang digunakan Brigadir Aris adalah pistol jenis Colt. "Pelaku menembak sang istri dengan menggunakan pistol jenis colt," tukasnya.
Brigadir tembak sang istri usai cekcok
Akibat memiliki wanita idaman lain, anggota Kepolisian Resor Donggala Brigadir Hendra tega menembaki istrinya dengan pistol hingga tewas. Istri Hendra tewas setelah peluru menembus perut dan lengan kanannya.
Kejadian berlangsung sekitar pukul 18.15 WITA di rumah korban di Perumahan Himalaya Garden, Kelurahan Tinggede, Kabupaten Sigi. Padahal sebelumnya pasangan suami istri tersebut sempat keluar rumah pukul 17.00 WITA kemudian kembali ke rumah sambil menunggu adzan maghrib.
Entah awalnya bagaimana keduanya pun cekcok hingga terjadi rebutan pistol.
"Hendra diduga menembak istrinya saat terjadi perebutan pistol. Dia diduga juga lalai menyimpan senjatanya sehingga terjadi kematian," kata Kadiv Humas Polda Sulawesi Tengah saat itu Kompol Rostin Tumaloto. Seperti dikutip Antara.
Dari kejadian ini petugas telah menyita barang bukti berupa pistol, sebuah selongsong peluru kaliber 38 mm, empat butir amunisi kaliber 38 mm, seprei, dan bercak darah.
Hendra juga dinilai secara sengaja atau lalai melakukan perbuatan yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, seperti yang diatur dalam pasal 338 KUHP dan 359 KUHP.