Para tokoh sebut banyak petik pelajaran dari insiden AirAsia QZ8501
Risma berharap supaya keluarga ditinggalkan terus meniti kehidupan.
Perwakilan keluarga korban memperingati setahun jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501, hilang kontak di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada 28 Desember 2014 lalu. Di tengah-tengah mereka hadir pemenang Pilkada Surabaya, Tri Rismaharini.
Risma, sapaan akrabnya, menghadiri peringatan setahun tragedi AirAsia, di Mapolda Jawa Timur, Senin (28/12). Dia sempat memberikan sambutan di acara gelar doa bersama buat para korban AirAsia itu.
Pidato singkat Risma ini diingat oleh beberapa keluarga korban AirAsia. Salah satunya, Imam Sampoerna, ayah salah korban bernama Donna, asal Probolinggo.
"Tadi Bu Risma sempat pidato. Tak banyak yang diomongkan. Intinya, beliau mengajak semua korban AirAsia kembali meniti kehidupan baru yang lebih baik lagi. Intinya itu," kata Imam Sampoerna usai acara.
Peringatan setahun tragedi AirAsia ©2015 merdeka.com/moch andriansyah
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
Pria paruh baya tinggal di Malang ini juga menyebut, sudah mengikhlaskan kepergian putri, menantu (Bobby, suami Donna), dan dua cucunya (Permatasari dan Keisa).
"Semuanya sudah terjadi. Yang lalu biarlah berlalu, kita tidak bisa apa-apa, selain mendoakan mereka. Kita ambil hikmahnya. Dan acara ini, selain menggelar doa bersama, juga meningkatkan silaturahmi dengan semua keluarga korban," ucap Imam.
Sementara itu, Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistiyo, yang juga hadir di acara itu menyatakan insiden itu banyak memberi pelajaran. Salah satunya silaturahim antar keluarga korban dan pihak maskapai.
"Tidak semua orang berani menghadapi kenyataan. Jadi saya mengapresiasi kegiatan ini. Di sini (Mapolda Jatim), pihak perusahaan penerbangan dan keluarga, semua berkumpul untuk silaturahmi," kata Bambang usai acara di Gedung Mahameru, Polda Jawa Timur.
Diakui Bambang, tidak ada yang ingin pesawat berpenumpang 155 orang plus tujuh kru jatuh.
"Tapi, dari peristiwa itu, AirAsia belajar, Basarnas belajar, dan semua pihak juga banyak belajar. Semua Tuhan yang mengatur. Sedih boleh, tapi hidup ke depan harus terus berjalan," tambah Bambang.
Kendati tak ingin mengungkit kesedihan di masa lalu, bambang menyebut pihak keluarga korban tak akan bisa melupakan peristiwa nahas itu. "Bagaimanapun juga, peristiwa ini tidak bisa dilupakan begitu saja."
"Ini memang bisa terjadi pada semua orang dan perusahaan penerbangan. Buktinya, setelah AirAsia, masih ada kecelakaan pesawat lagi. Jadi ada pelajaran berharga dari peristiwa ini," tutup Bambang.