Para Tokoh yang Gagal 'Bersinar' di Dunia Politik pada 2018
2018, menjadi tahun politik karena jelang pelaksanaan Pemilu Serentak 2019. Di tahun ini, para tokoh partai dan nonpartai mulai melancarkan manuver politiknya jelang pesta demokrasi tahun 2019.
2018, menjadi tahun politik karena jelang pelaksanaan Pemilu Serentak 2019. Di tahun ini, para tokoh partai dan nonpartai mulai melancarkan manuver politiknya jelang pesta demokrasi tahun 2019.
Meski tahap pencoblosan Pileg dan Pilpres dilakukan tahun 2019, tensi dan hiruk pikuk politik mulai memanas sepanjang 2018. Pilpres 2019 menjadi ajang 'rematch' bagi Joko Widodo dan Prabowo Subianto memperebutkan kursi RI 1.
-
Apa pesan Mahfud MD kepada Pangdam, Bupati, dan Wali Kota? Untuk itu Mahfud berpesan kepada Pangdam, Bupati, Wali Kota agar tidak menjemput dan menjamunya setiap ke daerah.
-
Kapan Agus Harimurti Yudhoyono merayakan ulang tahunnya? AHY baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-45 pada tanggal 10 Agustus 2023 yang lalu.
-
Siapa yang menginisiasi kejutan ulang tahun untuk Agus Harimurti Yudhoyono? Istri AHY, Annisa Pohan, menginisiasi kejutan ulang tahun untuk suaminya.
-
Apa yang membuat netizen terkejut tentang Agus Harimurti Yudhoyono? Pasalnya, beberapa netizen terkejut saat mengetahui bahwa usia AHY sudah mencapai 45 tahun, sementara wajahnya masih terlihat begitu awet muda.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Apa yang dibahas Mahfud MD dengan Gubernur Rusdy Mastura? Mahfud mengatakan Gubernur Rusdy menyampaikan terkait peristiwa 1965 di Sulteng.
Bagian menariknya bukan ada di sosok calon presiden, tapi ada pada pemilihan cawapres. Drama pencarian cawapres untuk Jokowi dan Prabowo mencuri perhatian publik. Sejumlah tokoh dari parpol dan nonparpol bermimpi jadi 'rising star' di Pilpres.
Mereka 'genit' bermanuver mencuri perhatian para capres agar dipinang menjadi pendamping. Nyatanya, beberapa tokoh ini harus gigit jari dan gagal bersinar di kontestasi Pilpres.
Berikut 4 tokoh pilihan redaksi merdeka.com yang gagal bersinar sepanjang 2018:
Agus Harimurti Yudhoyono
Nama pertama yang dipilih merdeka.com adalah putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kegagalan AHY mencalonkan AHY menjadi cawapres menjadi alasannya. AHY sebelumnya digadang-gadang Demokrat dapat maju di Pilpres 2019.
Demokrat telah jauh-jauh hari mempersiapkan AHY sebagai cawapres seperti keinginan mayoritas internal Demokrat. Namun sampai hari terakhir lobi-lobi koalisi dilakukan, akhirnya Demokrat tak mampu mengantarkan AHY ke panggung kontestasi Pilpres.
Demokrat hanya mampu menyerahkan suara mereka dengan mendukung pasangan capres-cawapres yang diusung koalisi Gerindra, PKS dan PAN. Gerindra, PKS dan PAN sepakat mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Atas keputusan tersebut, AHY mengucapkan permohonan maaf pada kader maupun masyarakat yang sempat mempercayakan dirinya meramaikan Pilpres 2019 mendatang.
"Saya ucapkan terima kasih pada kader Demokrat dan kalangan masyarakat yang berharap dan mendorong saya untuk maju berpartisipasi pada Pilpres 2019 mendatang," kata AHY di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (10/8).
"Saya telah berupaya semaksimal mungkin selama satu tahun terakhir, berkeliling nusantara mendengar dan menyerap aspirasi masyarakat. Saya mohon maaf karena berbagai faktor belum memiliki peluang menjadi cawapres seperti yang diinginkan kader Demokrat," sambung AHY.
Mahfud MD
Tokoh kedua yang gagal bersinar di 2018 adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Secara dramatis, Mahfud tersisih di menit-menit akhir jelang deklarasi calon wakil presiden oleh Joko Widodo pada 10 Agustus 2018.
Padahal, Mahfud telah diminta pihak Istana untuk mempersiapkan segala keperluan sebagai cawapres. Mahfud juga hadir di seberang Restoran Plataran Menteng, lokasi Jokowi mengumumkan pendampingnya. Lengkap dengan baju putih, peci hitam dan dokumen administrasi yang diperlukan.
Mahfud sebenarnya terus menguat jelang deklarasi. Perdebatan hebat terjadi di antara 10 pimpinan partai politik pendukung Jokowi. Kabarnya, nama Mahfud MD mengalami penolakan dari partai. Desas desusnya, partai pendukung Jokowi khawatir dengan manuver Mahfud di Pilpres 2024.
Takdir berkata lain, Pilihan Jokowi jatuh kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin, bukan Mahfud. Ma'ruf Amin dipilih karena dianggap sebagai tokoh bangsa dan mampu mempersatukan semua elemen.
"Dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai elemen masyarakat, maka saya putuskan dan telah mendapatkan persetujuan dari parpol Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi saya sebagai cawapres 2019-2024 adalah Profesor Ma'ruf Amin," ucap Jokowi.
Mahfud mengaku kaget ketika bukan namanya yang disebut oleh Jokowi sebagai cawapres di Pilpres 2019. Pasalnya Mahfud sudah diminta untuk mempersiapkan diri secara detail.
"Saya tidak kecewa tapi kaget saja karena sudah diminta mempersiapkan diri bahkan sudah agak detail," kata Mahfud di MMD Institut, Jalan Kramat VI Nomor 18, Jakarta Pusat, Kamis (9/8).
Mahfud menilai pergantian di detik-detik terakhir semacam itu adalah hal yang lumrah dalam politik. Dia pun tetap menghargai keputusan Jokowi memilih Ma'ruf Amin.
Muhaimin Iskandar
Sejak memasuki tahun politik, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sudah mendeklarasikan diri sebagai cawapres Jokowi. Dia tak lelah melakukan manuver supaya dilirik jadi pendamping Jokowi pada Pilpres mendatang.
Salah satu manuver Cak Imin, sapaan Muhaimin adalah membuat gerakan JOIN (Jokowi-Cak Imin). Bahkan, PKB memberikan jaminan 10 juta suara pemilihnya akan habis-habisan mendukung Jokowi jika Cak Imin jadi cawapres.
Tak hanya itu, Cak Imin rajin bersafari. Mulai dari partai politik, ormas Islam hingga masyarakat umum. Maksudnya tak lain, menunjukkan keseriusan bahwa dirinya layak dipertimbangkan menjadi cawapres.
Beberapa kesempatan, Cak Imin kerap berseloroh tugas menjadi cawapres itu berat. Namun dia yakin memenuhi tuntutan tugas sebagai cawapres. Namun akhirnya, Cak Imin harus gigit jari lantaran Jokowi lebih menggandeng Ma'ruf sebagai pendampingnya.
"Begini ya, saya sudah sering sampaikan ke para bakal calon wapres bahwa jadi wapres itu berat. Lha, ngurus umat, ngurus NU, itu berat. Banyaknya minta ampun. Pesantren saja ada lebih 30 ribu jumlahnya. Jadi, karena berat, biar saya saja. Kan sudah terbukti," ujarnya saat peringatan HUT Ke-69 Pondok Pesantren Raudlatul Ulum dan Haul ke-40 pendiri pesantren itu di Pati, Jawa Tengah, Selasa (17/7).
Gatot Nurmantyo
Nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo jadi salah satu tokoh yang gagal bersinar di 2018. Memasuki tahun politik 2018, tersiar kabar Gatot bakal maju di Pilpres 2019.
Gatot pun sudah sowan bertemu dengan para petinggi partai politik. Setidaknya PAN dan PKS sempat berminat memberikan tiket maju Pilpres kepada Gatot. Bahkan PAN sempat membuka opsi kombinasi Zulkifli Hasan dan Gatot sebagai pasangan capres-cawapres.
Berbagai relawan dan simpatisan banyak sekali muncul untuk mendeklarasikan dukungannya ke Gatot. Mulai dari Generasi Muda Milenial Gatot Nurmantyo untuk Rakyat (GMM GNR), Pro Gatot Nurmantyo atau Progo hingga relawan Selendang Putih.
Setelah resmi pensiun akhir Maret lalu, Gatot pun secara terbuka menyatakan kesiapannya menjadi calon presiden. Menurutnya, setelah 36 tahun mengabdi sebagai prajurit TNI, akan selalu bersiap untuk mengabdikan kembali jiwa raganya untuk bangsa.
"Saya katakan sekarang ini saya sipil, memiliki hak sama, hak dipilih dan memilih. Sekali lagi, kalau republik ini memanggil dan rakyat menghendaki saya jadi presiden saya siap jadi Presiden," katanya beberapa waktu lalu.
Sayangnya, sampai tahap pendaftaran capres-cawapres oleh KPU, tak ada satupun partai yang memberi mandat ke dari parpol mana pun untuk maju Pilpres. Pilpres 2019 menjadi medan pertarungan dua paslon, yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.