Pasang Banner Protes, Warga Ledug Banyumas Tolak Pembangunan Tower
Menanggapi protes warga, Kepala Desa Ledug, Permadi mengatakan pendirian tower menindaklanjuti kebijakan kepala desa yang lama. Ia sudah menyampaikan protes warga ke Badan Penanaman Midal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Pemkab Banyumas.
Warga Desa Ledug RT 1 RW 7 Perumahan Ledug Purnawirawan, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas menolak pembangunan tower di tanah desa tersebut. Penolakan warga disebabkan pembangunan tower sejak awal mula dan rencana perpanjangannya dilakukan sepihak tanpa adanya musyawarah dengan mereka.
Selain itu tower yang rencananya akan ditinggikan dari 26 meter menjadi 36 meter tak ada jaminan keamanan terhadap warga sekitar.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
-
Apa yang terjadi pada jembatan kaca di Banyumas? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Kapan jembatan kaca di Banyumas pecah? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Apa yang terjadi di jembatan kaca Wahana Wisata Banyumas? Pecahnya lantai jembatan kaca hingga kini masih dalam penyelidikan polisi Rabu (25/10), sebuah wahana wisata jembatan kaca di kawasan wisata The Geog, Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, pecah. Insiden pecahnya jembatan kaca itu menyebabkan seorang pengunjung meninggal dunia dan seorang lainnya terluka.
-
Siapa yang melestarikan santet di Banyuwangi? Santet merupakan warisan leluhur terus dilestarikan di Banyuwangi, khususnya oleh masyarakat adat Osing di Desa Kemiren.
-
Kenapa lantai jembatan kaca Wahana Wisata Banyumas pecah? “Tadi sekitar pukul 10 pagi kami mendapat informasi bahwa ada kecelakaan, di mana ada orang yang jatuh dari wahana jembatan kaca,” kata Kapolresta Banyumas Kombes Pol Edy Suranta Sitepu dikutip dari ANTARA. Edy menjelaskan berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, para pengunjung yang menggunakan wahana jembatan kaca itu merupakan rombongan wisatawan dari Cilacap sebanyak 11 orang. Ia mengatakan rombongan wisatawan itu menggunakan wahana jembatan kaca sekitar pukul 10.00 WIB. Empat orang wisatawan dalam rombongan itu jatuh karena ada lembaran kaca yang pecah saat diinjak.
Melayangkan protes keberadaan tower warga menandai dengan pemasangan banner di area pendirian tower yang berisi peryataan menolak keras pembangunan tower. Warga juga melakukan pembubuhan tanda tangan sebagai bukti bahwa seluruh warga RT 1 RW 7 Desa Ledug berkeputusan bulat melarang pendirian tower di lingkungan mereka.
Salah satu warga Desa Ledug RT 1 RW 7, Annas Aminudin (48) mengatakan pendirian tower sejak awal mula pada tiga tahun silam tidak ada sosialisasi. Baru-baru ini warga pun kaget, sebab tiba-tiba ada kabar tower akan didirikan secara permanen setinggi 36 meter.
"Jadi warga merasa dilangkahi dan tidak dianggap," ujar Annas pada Merdeka.com, Kamis (13/12).
Ia mengungkap, warga diliputi rasa khawatir atas keberadaan tower tersebut. Tidak ada jaminan keselamatan atas keberadaan tower tersebut. Pasalnya pendirian tower berdekatan dengan dengan permukiman. Selain itu warga kerap resah tower bakal berdampak menyebabkan radiasi.
"Apalagi area pendirian tower di tanah tobong yang dekat dengan pembuatan batu bata dan kios-kios. Adanya tower sudah membuat warga tidak nyaman dengan lingkungan sendiri. Warga bulat menolak pendirian tower dan kami sudah jajak pendapat dengan pembubuhan tanda tangan warga. 99 Persen warga menolak," ujarnya.
Warga Desa Ledug RT 1 RW 7 lainnya, Wiwit Setiawan (34) berharap kepala desa mendengar aspirasi warga untuk menghentikan sewa tanah desa untuk pendirian tower. Warga bereaksi karena tak ada sosialiasi dan satu pekan lalu sudah ada pembangunan pondasi.
"Kita juga sudah ke balai desa, semestinya akta sewa lahan sudah habis per-mei kemarin. Kami semua tidak ingin ada pendirian tower lagi", ujarnya.
Menanggapi protes warga, Kepala Desa Ledug, Permadi mengatakan pendirian tower menindaklanjuti kebijakan kepala desa yang lama. Ia sudah menyampaikan protes warga ke Badan Penanaman Midal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Pemkab Banyumas.
"Rencananya memang mau ditinggikan menjadi 32 meter. Saya sudah menyampaikan aspirasi warga ke pihak-pihak yang berkepentingan," kata Permadi.
Baca juga:
Eksekusi Lahan Terdampak Tol Cijago Jadi Tontonan Warga
Eksekusi Lahan Proyek Tol Cijago Mulai Dilakukan
Jokowi Soal Kebijakan Satu Peta: Ibu Sri Mulyani Punya Tanah Di Mana Saja Ketahuan
Jokowi: Kebijakan Satu Peta Atasi Masalah Tumpang Tindih Lahan
Tolak Penggusuran, Warga Jebres Belum Sepakat Nilai Ganti Rugi Lahan
Sengketa Lahan, Anies Minta Depo MRT Pindah dari Kampung Bandan ke Stadion BMW