Pasar murah Ramadan ramai diserbu warga Banyuwangi
Banyak warga yang memanfaatkan pasar murah tersebut untuk memenuhi kebutuhannya menjelang Lebaran. Salah satunya Utomo, seorang warga yang memborong sembako. Dia membeli 540 liter (50 karton) minyak goreng dan 180 kg (20 karton) gula kemasan ‘Gulaku’.
Selain Gerakan Stabilisasi Pangan (GSP), Pemkab Banyuwangi juga menggelar pasar murah selama Ramadan. Belanja di sini, masyarakat lebih diuntungkan karena semua komoditas di jual lebih murah dari harga pasaran. Mulai dari sembako, kue kaleng, sirup, hingga pakaian jadi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Banyuwangi Ketut Kencana, mengatakan fasilitasi pasar murah ini bekerja sama dengan sejumlah pasar modern, distributor, Badan Usaha Logistik (Bulog) Banyuwangi, PT Pertanian Negara Indonesia (Pertani) dan Asosiasi Kerajinan Kuliner Kaos, Asesoris dan Batik (AKRAB).
Semua pihak yang terlibat ini, lanjut Ken, sepakat menjual produknya dengan harga pabrik, yang dipastikan lebih murah dari harga toko atau pasar. Sebagai kompensasinya, pemkab memberikan bantuan BBM untuk mengganti transportasi mereka.
"Tujuannya, agar masyarakat dapat menikmati harga murah dalam merayakan lebaran," ujar Ketut.
Pasar murah ini digelar mulai tanggal 29 Mei hingga 22 Juni 2017 di enam titik pada 6 kecamatan. Di awali dari halaman parkir kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banyuwangi, dilanjutkan berturut-turut di pasar Rogojampi, pasar Srono, pasar Muncar, RTH Genteng, dan Balai Kecamatan Wongsorejo.
"Di masing-masing titik tersebut, kami gelar selama tiga hari mulai pukul 09.00-15.00 WIB," terang dia.
Seperti yang terpantau pada pelaksanaan pasar murah di halaman parkir Disperindag beberapa waktu lalu. Sebagai komoditas yang paling diminati, harga sembako yang ditawarkan memang selisih.
Misalnya, salah satu toko modern menjual gula kemasan ‘Gulaku’ 750 gr seharga Rp. 11.000. Di waktu bersamaan, di tokonya mereka menjual produk yang sama dengan harga Rp. 11.300. Begitu juga dengan minyak goreng dan produk sembako lainnya.
"Ini karena setiap distributor memberlakukan harga promo . Namun demikian, harga promo ini tidak selalu sama di setiap titik. Tergantung promosi yang mereka berikan dan produk apa yang sedang mereka promosikan saat itu," urai Ketut.
Banyak warga yang memanfaatkan pasar murah tersebut untuk memenuhi kebutuhannya menjelang Lebaran. Salah satunya Utomo, seorang warga yang memborong sembako. Dia membeli 540 liter (50 karton) minyak goreng dan 180 kg (20 karton) gula kemasan ‘Gulaku’.
"Saya sudah survey ke sejumlah toko, ternyata di sini harga minyak dan gulanya lebih murah. Jadi saya langsung belanja banyak untuk diberikan ke Pondok Pesantren," kata Utomo (51).
Sama halnya dengan Utomo, Abdul Haris juga memanfaatkan pasar murah ini untuk berbelanja sembako. Dia membeli 540 liter (50 karton) minyak goreng, 250 kg (100 pack) beras kemasan 2,5 kg; dan 100 kg gula pasir.
"Karena lebih murah, jadi lebih hemat belanja di sini. Ini untuk bingkisan Hari Raya," ujar nya.
Untuk diketahui, tanggal 12-14 Juni, pasar murah digelar di RTH Maron, Genteng. Berikutnya, di balai Kecamatan Wongsorejo pada 15-17 Juni. Terakhir, akan kembali digelar di halaman parkir Kantor Disperindagtamb tanggal 19-22 Juni mendatang.
-
Siapa yang ikut terbang bersama Bupati Banyuwangi saat meninjau Banyuwangi Open Paralayang? Ditemani oleh atlet paralayang nasional Ike Ayu Wulandari, Ipuk terbang menikmati pemandangan tak kurang dari 20 menit. "Pemandangan luar biasa. Keren. Kita bisa melihat hijaunya pegunungan dan hamparan perkebunan. Lebih jauh lagi kita bisa melihat kota Genteng dan sekitarnya. Bahkan, selat Bali," ungkap Ipuk setelah mendarat dengan baik di areal datar di Desa Kalibaru Wetan.
-
Di mana Bupati Banyuwangi meninjau langsung Banyuwangi Open Paralayang? Ditemani oleh atlet paralayang nasional Ike Ayu Wulandari, Ipuk terbang menikmati pemandangan tak kurang dari 20 menit. "Pemandangan luar biasa. Keren. Kita bisa melihat hijaunya pegunungan dan hamparan perkebunan. Lebih jauh lagi kita bisa melihat kota Genteng dan sekitarnya. Bahkan, selat Bali," ungkap Ipuk setelah mendarat dengan baik di areal datar di Desa Kalibaru Wetan.
-
Kenapa pasar takjil di Banyuwangi diadakan? Festival ini merupakan salah satu upaya untuk mendongkrak ekonomi arus bawah selama Ramadan.
-
Apa yang membuat Banyuwangi mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat? Atas kinerja positif tersebut, Banyuwangi mendapat apresiasi dari pemerintah pusat berupa Dana Insentif Fiskal Kinerja (DIFK) Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2023 senilai Rp 6,71 miliar.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Apa tujuan dari pasar takjil yang diadakan di Banyuwangi? Pengendali Inflasi Daerah Bupati Ipuk menambahkan, pasar takjil Ramadan ini menjadi bagian dari upaya pengendalian inflasi daerah. Sekaligus media merajut harmoni dalam masyarakat.