Pasien Kasus 6 dan 14 Positif Corona, Sembuh Tanpa Obat Khusus
Selama ini kasus 6 dan 14 dirawat tanpa diberi obat khusus. Tim dokter hanya memberikan obat sesuai keluhan yang dirasakan pasien.
Pemerintah telah mengumumkan 2 warga negara Indonesia yang sempat positif terinfeksi virus Corona akhirnya dinyatakan sembuh setelah dua kali pemeriksaan hasilnya negatif. Dua pasien tersebut kini masih berada di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan.
Direktur Utama RSUP Persahabatan, Rita Rogayah menuturkan dua pasien yang disebut kasus 6 dan 14 masih terus dipantau tim medis. Jika hasil pemeriksaan kembali menunjukan hasil yang sama yakni negatif, maka keduanya diperbolehkan pulang.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
"Gejalanya sudah membaik, kalau hasil dari Litbang negatif maka pasien ini bisa kita nyatakan sembuh dan pulang. Jadi kita nunggu mudah-mudahan cepat, karena spesimennya sudah di Litbang, sudah dikirim. kami tinggal menunggu hasilnya," kata Rita, Rabu (11/3).
Rita menjelaskan, selama ini kasus 6 dan 14 dirawat tanpa diberi obat khusus. Tim dokter hanya memberikan obat sesuai keluhan yang dirasakan pasien. Misalnya, pasien 6 mengalami demam, maka tim dokter yang merawat akan memberikan obat untuk menurunkan demam. Selain pemberian obat, tim juga melakukan terapi kepada seluruh pasien positif.
Rita kembali menegaskan bahwa penanganan pasien positif yang dilakukan pihak RSUP Persahabatan sesuai dengan standar yang ada. Cepat lambatnya proses pemulihan sangat tergantung dari kondisi pasien.
"Bagaimana pasien A lebih cepat negatifnya, sedangkan pasien B lebih lama? Itu tergantung dari daya tahan tubuh masing-masing," kata dia.
Penanganan Pasien Corona
Soal penanganan pasien positif sudah pernah dijelaskan oleh dokter paru-paru RSUPP Prasenohadi, yang mengatakan bahwa tidak ada pemberian obat apapun terhadap PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Sebab, kata Praseno, hingga saat ini belum ada obat khusus untuk virus Corona. Adapun obat yang diberikan dokter tergantung dari gejala pasien.
"Tidak ada (pemberian obat), kecuali ada kelainan. Misalnya kena influenza, ada obatnya enggak antivirus? Enggak ada kan, jadi obatnya disuruh makan, istirahat. Makanya kenapa dipantaunya dua minggu, karena memang masa inkubasinya dua minggu," kata Praseno, Rabu (4/3).
Dia menuturkan, jika selama proses pengawasan pasien negatif Corona, rumah sakit akan memindahkan ruangan pasien dari ruang isolasi ke ruang rawat inap. Namun, jika keadaan memburuk, perlu ada pemeriksaan lebih lanjut sumber utama yang menyebabkan kondisi pasien menurun.
"Kalau dia ada gejala demam, (demamnya) harus diobati," tandasnya.
Dia juga menjelaskan demam, batuk, dan pilek menjadi gejala umum terhadap adanya paparan virus ataupun bakteri yang menyerang pernafasan. Sehingga, imbuh Praseno, wajar adanya jika saat ini seluruh fasilitas umum terdapat alat mengukur suhu.
"Karena umumnya datang dengan batuk, pilek. Karena gejalanya umum," ucapnya.
(mdk/noe)