Patung Dewa Perang Tertinggi se-Asia Tenggara di Tuban Roboh karena Faktor Alam
Patung Dewa Perang Kwan Sing Tee Koen atau bernama asli Guan Yu yang berada di Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur roboh, Kamis (16/4). Ketua Umum Tempat Ibadah Tri Darma (TITD) Kelenteng Kwan Sing Bio, Gunawan Putra Wirawan menuturkan patung tertinggi se-Asia Tenggara tersebut roboh karena faktor alam.
Patung Dewa Perang Kwan Sing Tee Koen atau bernama asli Guan Yu yang berada di Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur roboh, Kamis (16/4). Ketua Umum Tempat Ibadah Tri Darma (TITD) Kelenteng Kwan Sing Bio, Gunawan Putra Wirawan menuturkan patung tertinggi se-Asia Tenggara tersebut roboh karena faktor alam.
"Penyebab runtuhnya murni karena faktor alam, bukan penyebab yang lainnya," ujar Gunawan saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (16/4).
-
Kapan Museum Patah Hati Bandung berlangsung? Adapun Museum Patah Hati Bandung merupakan event yang digelar terjadwal mulai tanggal 9 Oktober sampai 8 Desember 2023 mendatang.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Dimana letak Pelabuhan Buleleng yang memiliki nilai historis? Karena terletak di ujung utara, pelabuhan tersebut menjadi pusat lalu lintas Pulau Bali dari luar pulau bahkan luar negeri.
-
Kapan Museum Batubara Tanjung Enim diresmikan? Melansir dari situs resmi ptba.co.id, Museum Batubara di Tanjung Enim ini baru diresmikan pada tahun 2022 lalu.
-
Kenapa Museum Bioskop Jambi penting bagi Indonesia? Tempoa Art Gallery atau yang dikenal dengan Museum Bioskop Jambi merupakan aset penting bagi bangsa Indonesia, bahkan dunia.
-
Kapan gedung Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya dialihfungsikan menjadi museum? Pada 1975, gedung ini dialihfungsikan sebagai Museum Mpu Tantular hingga pada tahun 2004.
Gunawan menyampaikan, pihaknya juga dihubungi oleh pihak kementerian agar kooperatif jika ditanya awak media terkait robohnya patung, agar tidak ada yang mengambil keuntungan atas kejadian ini.
"Saya diberikan masukan dari kementerian, agar dijawab apa adanya, kalau sebab runtuhnya karena faktor alam," tuturnya.
Kelenteng Kwan Sing Bio merupakan tempat ibadah bagi penganut agama Buddha, Tao dan Konghucu, atau yang biasa dikenal dengan Tri Dharma. Tempat ibadah ini dipersembahkan kepada Dewa Kwan Kong.
Selaras dengan hal itu, Kelenteng Kwan Sing Bio memiliki makna Kelenteng untuk memuja dan menghormati Dewa Kwan Kong.
Jasman (50), saksi mata yang juga salah seorang warga setempat mengatakan, patung itu runtuh sekitar pukul 10.15 WIB. Sebelumnya, terdengar suara gemuruh yang tidak diketahui asal bunyi itu. Saat dia menengok patung Kwan Sing Tee Koen, hanya terlihat rangka tengahnya saja dan puing bangunan hancur.
"Sekali langsung runtuh enggak ada tanda. Getarannya seperti gempa saja," ujar Jasman.
Patung dewa perang itu diresmikan berdiri pada 17 Juli 2017 oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan. Saat peresmian, Pemkab Tuban mengaku tidak diberi tahu. Pembangunan patung sendiri menuai polemik, lantaran Pemkab Tuban tidak memberi izin. Bahkan patung tersebut sempat ditutup menggunakan kain.
Pembangunan patung Dewa Perang itu sendiri diketahui menghabiskan anggaran mencapai Rp2,5 miliar, dana berasal dari berbagai donatur di Kota Surabaya.
Baca juga:
Meninjau Proses Konservasi Patung Sang Proklamator
Melihat Persiapan Konservasi Patung Proklamator dan Tugu Proklamasi
Arca Dwarapala dan Arah Pengkiblatan Istana Singasari
Melestarikan Budaya Melalui Patung
Terbongkar, Patung Garuda Wisnu Kencana lebih mahal dibanding Menara Eiffel & Liberty
4 Fakta tentang pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana