PBNU: Moderasi Beragama Tekankan Sikap Toleran dan Menolak Segala Bentuk Kekerasan
Moderasi beragama menjadi solusi untuk bagi anak muda agar tidak terjerumus radikal-terorisme
Pergerakan organisasi terlarang menyisipkan ideologi atau paham bertentangan dengan Pancasila perlu diwaspadai. Pergerakan mereka tidak lagi konvensional melainkan dikemas dengan lebih populer.
Pengurus Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpedam) PBNU, M. Najih Arromadloni atau Gus Najih berpendapat pentingnya menggelorakan semangat mencintai tanah air di kalangan pemuda.
"Cinta terhadap tanah air adalah fitrah dan sejalan dengan ajaran agama," kata Gus Najih di Jakarta, Jumat (15/11).
Dia menilai, nasionalisme perlu digelorakan khususnya bagi para pemuda. "Nasionalisme sama sekali tidak bertentangan dengan Islam, justru nasionalisme ini adalah hal yang diajarkan," ucap Gus Najih.
Selain itu, Gus Najih juga menggaris bawahi pentingnya moderasi beragama sebagai cara untuk menjaga persatuan. Menurutnya, Penafsiran kaku tidak melihat karakter budaya bangsa memicu kegaduhan, intoleransi dan radikali-terorisme mengatasnamakan agama.
"Kita perlu kembalikan agama ini kepada jati diri yang asli, yaitu rahmatan lil alamin atau yang karakternya adalah wasatiyah. Dalam bahasa Indonesia disebut moderasi beragama," jelasnya.
Menurut Gus Najih, moderasi beragama menjadi solusi untuk membentengi generasi muda dalam menghadapi ideologi transnasional yang berpotensi mengarah kepada radikal-terorisme.
"Moderasi beragama menekankan pentingnya sikap toleran, menerima perbedaan dan menolak segala bentuk kekerasan atas nama agama," tegasnya.
Pendekatan ini tidak hanya bersifat vertikal dengan Tuhan, melainkan juga menjaga hubungan antar-sesama karena mengajak umat untuk fokus pada nilai-nilai luhur agama tanpa merusak prinsip kebangsaan.
"Harapannya, moderasi beragama mampu memberikan 'vaksin' kekebalan kepada masyarakat untuk menangkal pengaruh paham-paham radikal yang merusak persatuan bangsa," tandasnya.