PBNU: Rajut Kembali Persatuan dan Jaga Perdamaian Pasca-Pemilu
fanatisme perlu dinetralisir dengan mengingatkan bahwa Pemilu hanyalah alat untuk memilih bukan untuk memecah belah bangsa.
Fanatisme perlu dinetralisir dengan mengingatkan bahwa Pemilu hanya alat untuk memilih bukan untuk memecah belah bangsa
PBNU: Rajut Kembali Persatuan dan Jaga Perdamaian Pasca-Pemilu
Ulama akrab disapa Gus Fahrur ini menyoroti peran strategis ormas keagamaan dalam menenangkan masyarakat.
Melalui sikap moderat para pimpinan ormas dan adanya keinginan untuk terus merajut persaudaraan akan sangat efektif untuk meredam emosi yang sempat timbul efek dari kampanye politik.
"Ormas memiliki peran strategis dalam menyampaikan pesan rekonsiliasi, karena biasanya mereka mempunyai pengikut-pengikut sangat loyal. Selain itu, berbagai ormas biasanya mempunyai pimpinan yang juga menjadi patron (figur diteladani) di dalamnya."
kata Gus Fahrur, Jumat (29/3).
- Siap Damaikan PBNU dan PKB, Begini Sepak Terjang Wapres Ma'ruf Amin sebagai Tokoh Bangsa
- Wapres Siap Jadi Juru Damai PKB-PBNU, Tolak Dijadikan "Peluru" untuk Hantam Salah Satu Pihak
- PBNU Ingatkan Masyarakat Waspadai Kelompok Teror Lakukan Propaganda Gunakan AI
- PBNU: Pemilu untuk Memilih Pemimpin, Bukan untuk Memecah Belah
Gus Fahrur juga menyoroti tantangan harus dihadapi. Salah satunya fanatisme di antara para tokoh dan pendukung politik yang cenderung memicu konflik.
Menurutnya, fanatisme perlu dinetralisir dengan mengingatkan bahwa Pemilu hanyalah alat untuk memilih, bukan untuk memecah belah bangsa.
Bangun Negeri Lebih Baik Lagi
"Pentingnya kesadaran bahwa tujuan utama adalah membangun negeri ini lebih baik menjadi poin kunci dalam memperkuat rekonsiliasi," tuturnya.
Waspadai Provokasi Timbulkan Konflik
Gus Fahrur juga menekankan pentingnya menjaga suasana damai. Dia menyoroti bahwa provokasi dan konflik tidak sejalan dengan semangat Ramadan yang penuh toleransi dan rekonsiliasi.
Maka dari itu, Gus Fahrur menyayangkan jika masih ada pihak yang melakukan provokasi terkait isu apapun yang berdampak negatif pada kerukunan masyarakat.
"Ramadan tahun ini menjadi momentum berharga bagi masyarakat untuk merajut kembali persatuan dan menjaga kedamaian pasca-Pemilu," tandasnya.