PDIP pasang badan soal Megawati dituduh jadi penista agama
PDIP pasang badan soal Megawati dituduh jadi penista agama. Andreas meminta Baharuzama selaku pihak pelapor mempelajari kembali isi dan konteks pidato Megawati. Dia menilai pelapor tidak memahami isi pidato tersebut.
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Perreira mempertanyakan laporan Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama yang menuding Ketum Megawati Soekarnoputri menistakan agama saat menyampaikan pidato di HUT ke 44 PDIP. Andreas memastikan PDIP siap melakukan melakukan perlawanan hukum atas laporan tersebut.
"Siap saja. Cuma ya, apa ya, jadi terlalu naif," kata Andreas di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1).
Andreas meminta Baharuzama selaku pihak pelapor mempelajari kembali isi dan konteks pidato Megawati. Dia menilai pelapor tidak memahami isi pidato tersebut.
"Apanya yang penistaan? Saya kira yang melaporkan itu tidak memahami persoalan, isi dari pidato itu. Suruh pelajari dulu lah pidato itu," tegasnya.
Pelapor mengutip pidato Mega yang menyebut 'ulama adalah peramal masa depan, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana' sebagai dasar aduan. Andreas menegaskan semua agama mengajarkan hal tersebut.
Akan tetapi, menurutnya, tiap orang memiliki pilihan untuk mempercayai ajaran itu atau tidak. Sebab, agama adalah soal keimanan dan tidak bisa dicampur adukkan dengan urusan politik atau lainya.
"Kalau hal itu, semua agama juga seperti itu. Saya ini katolik, Di katolik juga gitu. Kalau pendeta juga akan ngomong kehidupan lain. Kalau enggak, enggak perlu percaya. Agama kan harus ada dogma, itu soal keimanan. Kalau bawa Iman ke dalam politik jadi enggak nyambung," pungkasnya.
Sebelumnya, Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama melaporkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ke Bareskrim Polri. Mega dituduh telah menistakan agama saat menyampaikan pidato di HUT PDIP beberapa waktu lalu.
Dalam laporan, Baharuzama selaku pihak pelapor mengutip sepenggal pidato Mega yang dianggap telah menistakan agama. Berikut kalimat yang dituduh telah menistakan agama oleh Baharuzaman selaku mantan Ketua FPI Jakarta Utara.
'Para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan diri mereka sebagai pembawa 'self fullfilling prophecy', para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, padahal, notabane mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya'.
Baca juga:
Baharuzaman, pelapor Megawati mantan Ketua FPI Jakarta Utara
Buku jadi tanda 'cinta' Megawati untuk Ahok
Jokowi dan Megawati saksikan teater kebangsaan 'Tripikala'
Mega ingatkan terus-terusan demo bisa memecah belah bangsa
Bertemu Megawati, Setya Novanto minta wejangan memimpin Golkar
Setya Novanto sambangi kediaman Megawati
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Anang Hermansyah tentang bergabungnya ia dengan PDIP? Mendapat pujian seperti itu, suami Ashanty tidak mempermasalahkan akan berjuang bersama Krisdayanti di masa yang akan datang. "Baiklah, nggak masalah," kata Anang Hermansyah di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, pada Minggu (10/9/2023).
-
Mengapa Megawati mendukung hak angket Pemilu? Ketua Tim Demokrasi Keadilan (TDK) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis mengatakan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mendukung hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
-
Kenapa Megawati menunjuk Pramono Anung sebagai Cagub? Rano pun sempat menganalisi di balik keputusan Mega menunjuk Pramono yang menjabat sebagai Seskab di Kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sebab, sebelum ada pengumuman bisik-bisik di PDIP yang mencuat nama Anies Baswedan dan Basuki T Purnama.
-
Siapa pacar Megawati Hangestri? Dalam unggahannya itu, ia menandai akun bernama Dio Novandra yang merupakan kekasihnya.
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.