Pebalap Indonesia Juara Etape 2 Tour de Banyuwangi Ijen
“Alhamdulillah saya berhasil memenangkan stage kedua ini. Tanpa perjuangan tim, semuanya tidak akan terjadi,” kata Aiman.
Pebalap sepeda Indonesia, Aiman Cahyadi menjadi yang tercepat di etape dua Tour de Banyuwangi Ijen, Kamis (26 September). Pebalap dari PGN Road Cycling Team itu menuntaskan rute sejauh 148.2 kilometer dengan catatan waktu 3 jam 34 menit 4 detik.
Aiman mengungguli Ismael Jr. Grospe dari tim Go For Gold, dan Cristian Raileanu asal Team Sapura Cycling. Sementara pemilik yellow jersey, Maral-Erdene Batmunkh hanya finish di posisi ke-16.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
“Alhamdulillah saya berhasil memenangkan stage kedua ini. Tanpa perjuangan tim, semuanya tidak akan terjadi,” kata Aiman.
©2019 Merdeka.com
Aiman tak kuasa menahan tangis setelah memenangkan etape kedua. Rider berusia 25 tahun itu mempersembahkan kemenangannya untuk almarhum M. Taufik. Taufik adalah pembalap asli Banyuwangi yang wafat pada 5 September lalu.
“Saya sudah bernazar, jika memenangkan stage di Banyuwangi, saya akan mempersembahkan hadiahnya buat Mas Taufik. Alhamdulillah dengan niat baik, Tuhan melancarkan segalanya,” ucap Aiman dengan terisak tangis. Ini adalah kemenangan pertama Aiman sepanjang keikutsertannya di ITdBI.
Pencapaian Aiman di stage kedua ITdBI 2019 memang tak mudah. Apalagi ini adalah etape terpanjang di ITdBI tahun ini. Jaraknya 148.2 kilometer. Etape ini mengambil start di Pantai Pancur di kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Finisnya di depan kantor Pemkab Banyuwangi.
©2019 Merdeka.com
Mulanya seluruh pebalap bergabung dalam rombongan besar. Komposisi riders berubah menjelang sprint pertama di Purwoharjo, atau kilometer ke-32. Empat pembalap melakukan breakaway. Mereka meninggalkan rombongan besar dengan gap kurang lebih tiga menit.
Keempat pembalap itu adalah Jason Christie (Aisan Racing Team), Sofian Nabil Omar Mohd Bakri (Tim nasional Malaysia), Amir Kolahdozhagh (Taiyuan Miogee Cycling Team), dan Corbin Strong (George Continental Cycling Team). Mereka memimpin hingga 40 kilometer menjelang garis finis.
Mereka berhasil ditangkap oleh peleton menjelang tanjakan King of Mountain (KOM) di Pakel. Para pembalap dengan tipikal climber pun unjuk gigi. Aiman Cahyadi (PGN), Ismael Jr. Grospe (Go for Gold), Benjamin Prades (Team Ukyo), dan Salvador Guardiola (Kinan Cycling Team) mendominasi balapan hingga garis akhir.
©2019 Merdeka.com
Hasil etape kedua mengubah susunan pembalap di general classification. Jesse Ewart (Team Sapura Cycling) melesat ke posisi pertama dan mengenakan yellow jersey.
“Balapan yang sangat sulit. Tantangannya berat tapi senang karena pemandangannya indah. Sejujurnya saya tidak membuat taktik khusus karena tur ini tergolong berat. Kalau pebalap tidak sangat kuat, tidak mungkin hadir di sini,” kata Jesse.
©2019 Merdeka.com
Pemenang etape pertama Batmunkh, Maral-Erdene melorot ke peringkat kelima. Namun, Batmunkh masih mengenakan green jersey.
Sementara itu, meski finish di posisi ke-25, Selamat Juangga (KFC Cycling Team) masih berhak mengenakan red white jersey.
“Saya kecewa dengan hasil ini. Saya sempat pecah ban pada 500 meter menjelang KOM. Meski demikian, saya bersyukur karena bisa mempertahankan red jersey,” sebut rider 27 tahun itu.
(mdk/paw)