Pegawai RS tegaskan tak ada luka dan benjolan saat Novanto kecelakaan
Setibanya di lantai atas dan memberikan surat pengantar ke suster jaga, Nana masuk ke kamar rawat VIP Novanto nomor 323. Dia membantu Bimanesh memasang oksigen. Dari situ dia bisa melihat sangat jelas. Tidak ada luka apapun di area wajah mantan Ketua DPR tersebut.
Supervisor bidang keperawatan Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Nana Triatna menegaskan tidak ada luka ataupun benjol di kepala Setya Novanto usai mengalami kecelakaan tunggal, Kamis (16/11). Itu disampaikan saat menjadi saksi dalam persidangan perintangan penyidikan dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo.
"Kalau sekitaran sini enggak keliatan. Enggak ada (tidak ada luka dan benjol)," ujar Nana sambil mengarahkan wajah di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (26/3).
-
Apa yang dikatakan oleh Agus Rahardjo terkait kasus korupsi e-KTP yang menjerat Setya Novanto? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Siapa yang disebut oleh Agus Rahardjo sebagai orang yang meminta kasus korupsi e-KTP dengan terpidana Setya Novanto dihentikan? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus korupsi impor emas? Di samping melakukan penggeledahan kantor pihak Bea Cukai, tim juga masih secara pararel melakukan penyidikan perkara serupa di PT Aneka Tambang (Antam).
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.
-
Kapan Kejagung mulai mengusut kasus korupsi impor emas? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022.
Dia menceritakan, sebelum Novanto tiba di rumah sakit, Bimanesh mendatangi Instalasi Gawat Darurat. Kira-kira sekitar pukul 18.00 WIB untuk menanyakan kedatangan Novanto. Sebab sebelumnya, dokter jaga IGD Michael Chia Cahaya diminta Bimanesh membuat diagnosa kecelakaan terhadap pasien atas nama Setya Novanto meski tanpa dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Kabar adanya rencana rawat inap Novanto pun telah diketahui pekerja di rumah sakit tersebut. Lebih lanjut, Nana menjelaskan, tak beselang lama petugas keamanan rumah sakit mendatangi IGD, mengambil bantal dan selimut untuk Novanto. Nana keluar melihat kondisi Novanto dan telah tertutup rapat sekujur tubuhnya.
"Jadi saya dari IGD pasien sudah ditutup rapat hanya ini saja (arah wajah). Saya bantu bukakan lift posisi dia (Novanto) merem," ujar Nana.
"Ada luka?" tanya Hakim.
"Kalau sekitaran sini (wajah) enggak keliatan," ucapnya.
Nana juga sempat merasa janggal saat pasien tiba di rumah sakit. Sebab tidak ada keluarga yang mendampingi. Terlebih lagi, pasien disebut mengalami kecelakaan.
Surat pengantar yang dibuat Bimanesh untuk rawat inap Novanto pun ditahan karena tidak ada pihak keluarga.
"Surat pengantar masih di saya biasanya ada keluarga yang ikut terus saya naik ke atas kemudian (surat pengantar) saya kasih suster Indri dan Nurul kalau ada keluarganya tolong dikasih," ujarnya.
Setibanya di lantai atas dan memberikan surat pengantar ke suster jaga, Nana masuk ke kamar rawat VIP Novanto nomor 323. Dia membantu Bimanesh memasang oksigen.
Dari situ dia bisa melihat sangat jelas. Tidak ada luka apapun di area wajah mantan Ketua DPR tersebut.
"Saya masuk kamar 323 Dokter Bimanesh lagi periksa pasiennya. Dibuka bajunya kelihatan mukanya dan tidak ada luka," terangnya.
"Ada benjolan? Kan ramainya gitu benjol, luka, gimana ada tidak?" cecar hakim.
"Enggak ada benjolan gede, enggak ada," ujar Nana diselingi tertawa ringan.
Seperti diketahui, Novanto mengalami kecelakaan tunggal Kamis (16/11) malam. Kecelakaan tersebut diklaim Novanto bersamaan dengan rencana penyerahan dirinya ke KPK usai menjadi buron sebagai tersangka korupsi proyek e-KTP.
Sesaat kecelakaan terjadi, mantan Ketua DPR itu bergegas dilarikan ke RSMPH, Jakarta Barat. Diklaim kuasa Novanto saat itu, Fredrich Yunadi, kliennya mengalami benturan sehingga menyebabkan luka-luka dan benjol di sekitaran dahi dan pipi.
Malamnya, petugas dan tim dokter KPK, menyambangi rumah sakit tempat Novanto dirawat. Saat itu tim mengalami kendala karena tidak boleh menemui pasien, dan tidak ada dokter jaga.
Setelah melakukan peninjauan, tim KPK menganggap Novanto layak menjalani pemeriksaan dan dipindah ke RSCM.
Dari insiden tersebut, KPK menduga ada indikasi upaya merintangi penyidikan oleh kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi dan Bimanesh Sutarjo. Hal ini terkuak dengan pembacaan dakwaan terhadap keduanya secara terpisah oleh Jaksa Penuntut Umum pada KPK.
Keduanya diketahui melakukan kongkalikong dengan memesan kamar sebelum Novanto kecelakaan, dan tanpa ada pemeriksaan IGD terhadap Novanto. Diagnosa Novanto juga diubah.
Keduanya pun saat ini telah didakwa melanggar Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Baca juga:
Usai Setnov dirawat, ramai omongan negatif terhadap RS Medika Permata Hijau
Soal rawat inap Setnov, Bimanesh bantah larang laporan ke Dirut RS
Soal rawat inap Setnov, Bimanesh bantah larang laporan ke Dirut RS
Dokter RSMPH rapat besar usai KPK pindahkan Setnov ke RSCM
Kuasa hukum sebut Setnov kembalikan Rp 5 miliar bentuk kerjasama dengan penegak hukum
Direktur RS Medika Permata Hijau sempat mau ubah SOP terkait pasien VIP
Novanto dirawat bikin pegawai RS Medika Permata Hijau terguncang