Pejabat Indonesia korupsi karena sudah tak punya moral
Guru dinilai sebagai pembentuk moral utama anak bangsa.
Korupsi di Tanah Air benar-benar sudah dalam tahap memprihatinkan. Sekelas pimpinan lembaga, yakni Ketua MK Akil Mochtar , ternyata juga terjerat dalam kasus korupsi.
Pengamat pendidikan Mohammad Abduzhen menilai, perilaku korupsi yang menyerang berbagai lini karena minimnya pendidikan moral dan agama pada individu. Kelemahan dua hal itu, lanjut Mohammad, tak lepas dari lemahnya pengawasan yang dilakukan para guru pengajar.
"Moral itu sukar untuk diuji, pengetahuan tentang moral dapat 10, itu bukan berarti paling dia paling bermoral. Siswa yang diuji pengetahuan, padahal moral perlu penilaian dari guru. Misalnya dari hasil ujian cuma dapat 7 tapi guru melihat anak suka menolong orang, maka nilainya bisa dievaluasi," terang Mohammad saat diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (5/10).
Selama ini, tambahnya, guru lengah mengawasi moral anak didiknya. Menurutnya, mereka hanya diberi pengetahuan oleh guru tetapi tidak memesankan pada siswa untuk mengamalkannya.
"Pendidikan moral seperti Pancasila bukan menjadi sikap tetapi berhenti pada tataran kognitif, tidak turun ke dalam jiwa dan menjadi daya menggerak perilaku," lanjut dia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Kemendikbud, Bambang Indriyanto sependapat guru jadi aktor utama dalam membentuk moral siswa. Kemendikbud pun telah memberikan kesempatan agar guru memanfaatkan nilai moral dan agama seorang siswa sebagai penentu kelulusan.
"Kelulusan ada yang namanya kelulusan dari kewarganegaraan, moral dan agama yang ditentukan oleh guru. Tetapi untuk menentukan seberapa besara anak tidak lulus dalam pendidikan moral harus ada bukti empirisnya," jelas Bambang.