Pekerja di Papua Dibunuh, Politisi PKS Heran Polisi Tak Beri Perlindungan
Pekerja di Papua Dibunuh, Politisi PKS Heran Polisi Tak Beri Perlindungan. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil merasa prihatin dengan kejadian tersebut. Menurut dia, kejadian ini membuktikan TNI belum mampu melumpuhkan kelompok bersenjata di Papua.
Puluhan pekerja proyek Istaka Karya menjadi korban pembunuhan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Informasi awal, mereka dibantai karena diduga kepergok memfoto upacara hari ulang tahun KKB di dekat lokasi proyek.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil merasa prihatin dengan kejadian tersebut. Menurut dia, kejadian ini membuktikan TNI belum mampu melumpuhkan kelompok bersenjata di Papua.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Siapa yang mengemukakan perlunya masukan dari masyarakat dan ahli untuk menyelesaikan konflik Papua? “Kami sangat ingin mendengar masukan saran dan pandangan dalam mencari akar rumput permasalahan di tanah Papua serta memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi,” kata Yayan dikutip dari Liputan6.com.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
"Ini menunjukkan bahwa aparat negara dalam hal ini kepolisian, TNI ternyata belum mampu melumpuhkan kelompok-kelompok bersenjata yang ada di sana," kata Nasir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12).
Nasir merasa heran keamanan pekerja belum terjamin dengan baik padahal berada di kawasan yang masih rawan kelompok bersenjata. Karena itu, dia menyarankan adanya pengusutan tuntas.
"Kenapa kemudian pihak keamanan dalam hal ini kepolisian, tidak memberikan perlindungan yang maksimal. Oleh karena itu perlu diusut dari sisi apa namanya perlindungan dan juga bagaimana aparat kepolisian bekerja untuk melindungi warga di sana dan khususnya para pekerja," ungkapnya.
Menurutnya lokasi proyek dekat dengan lokasi kelompok pemberontak memang harus terus dijaga. Sehingga tak terjadi lagi kejadian seperti ini.
"Jadi memang proyek-proyek strategis, ya tentu harus mendapat pengawalan. Karena itu ini kan nanti kemudian orang akan berspekulasi ada apa ini, apakah ini ada 'kelompok-kelompok tertentu', yang tidak mendapatkan gula pembangunan di sana dia mengganggu, atau memang ada murni bahwa itu adalah sebuah kelompok yang memang masih menuntut pemisahan," ujarnya.
Meski begitu, Nasir tetap berharap kepolisian bisa segera menangkap pelaku. Serta menuntaskan masalah secara transparan.
"Kita berharap semua dilakukan secara transparan. tidak ada lagi upaya-upaya untuk menutup-nutupi pelakunya dan apa kaitannya sehingga pelaku membunuh puluhan tersebut," ucapnya.
Baca juga:
Pembunuhan di Papua, Fahri Hamzah Pertanyakan Komitmen Perlindungan dari Negara
Puluhan Pekerja di Papua Dibunuh, DPR Akan Panggil Panglima TNI & Kapolri
Deretan Teror Kelompok Bersenjata di Papua
Menteri PUPR soal Aksi Pembunuhan di Papua: Warga Yigi Jamin Keselamatan Pekerja
Menhan: Pembunuhan di Papua dilakukan Pemberontak, Tidak Ada Negosiasi