Pelajar dan anak-anak antusias kunjungi pameran warisan kebudayaan
"Keberadaan alat peraga, berupa miniatur candi sepertinya menjadi daya tarik bagi anak-anak dan remaja,"
Sekitar 1.500 pengunjung yang didominasi anak-anak dan pelajar, mengunjungi Pameran Bersama Warisan Dunia 2015 yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah. Acara yang digelar di Moro Mal dan Ritel itu dihelat bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), selama lima hari mulai Kamis (20/8) hingga Senin (24/8).
Kepala Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Djoko Nugroho Witjaksono mengatakan, antusiasme anak-anak dan pelajar untuk mengunjungi pameran tersebut cukup tinggi karena memiliki daya tarik tersendiri.
-
Kapan tradisi Mubeng Benteng di Yogyakarta dilakukan? Di Yogyakarta, tradisi Mubeng Benteng dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Kapan Muhibah Budaya dalam rangkaian Banyuwangi Ethno Carnival digelar? Muhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
-
Apa yang dinikmati oleh Kasad dan keluarganya di Yogyakarta? Saat sampai di Yogyakarta, ketiganya langsung menikmati kuliner khas kota tersebut. Mereka tampak datang dan menikmati sajian khas dari Yogyakarta yaitu Gudeg.
-
Apa makna budaya dari bubur candil bagi masyarakat Indonesia? Bubur candil memiliki makna budaya yang dalam dalam masyarakat Indonesia. Selain sebagai hidangan penutup yang lezat, bubur candil juga memiliki makna filosofis yang melambangkan harmonisasi kehidupan yang berbeda.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
"Keberadaan alat peraga, berupa miniatur candi sepertinya menjadi daya tarik bagi anak-anak dan remaja. Selain itu, adanya peraga seperti puzzle bergambar relief candi, cerita, dan foto corner juga menambah keingintahuan pengunjung di kalangan pelajar dan anak-anak," ujar Djoko, Senin (24/8).
Selain itu, lanjut Djoko, ada pemandu khusus yang menjelaskan kepada semua pengunjung mengenai berbagai sejarah warisan budaya yang ditampilkan. "Mereka menjelaskan hal-ikhwal terkait risalah dan riwayat sejarah dan nilai dari warisan dunia tersebut," katanya.
Dalam pameran yang bertajuk "Jateng Gayeng" ini, Kemendikbud menampilkan lima instansinya yang meliputi Balai Konservasi Borobudur (BKB), Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMP-Sangiran), Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah (BPCB Jateng), Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta (BPCB DIY).
"Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengangkat batik Pekalongan dan keris tosan aji Purworejo. Sedangkan, Pemkab Banyumas memamerkan batik banyumasan dan Wayang," ujar Djoko.
Sementara itu, Pamong Budaya Nasional Kemendikbud, Imam Hamidi Antassalam mengatakan, pameran warisan budaya dunia tersebut menjadi media pendidik dan pengingat bagi masyarakat dan generasi muda di Banyumas, untuk merawat, melestarikan, dan mengembangkan warisan luhur nenek moyang, yakni Masyarakat Jawa Kuna.
Masyarakat Jawa Kuna Jawa Tengah, lanjut Imam, telah mewariskan nilai budaya berupa batik, wayang, keris, serta bangunan berupa situs-situs dan candi-candi.
"Sebenarnya warisan tersebut menunjukkan monumen suci kedigdayaan tradisi dan nilai budaya adiluhung masyarakat Jawa Tengah yang dipengaruhi tiga tradisi agama yakni Kapitayan atau animisme/dinamisme, Hindu, dan Budha," ujar Imam.
Selain itu, Imam juga mengemukakan jika keberadaan Situs Batur Agung di Banyumas, Situs Liyangan Temanggung, Sangiran, Candi Borobudur, dan Candi Prambanan, menggambarkan adanya korelasi unik dalam tradisi masyarakat Jawa di masa lalu.
"Sedangkan situs dan candi yang menunjukkan peninggalan warisan dari ketiga tradisi agama, seperti Situs Gunung Padang Yang di Cianjur, Jawa Barat, menunjukkan identitas masyarakat budaya kapitayan. Candi Borobudur melambangkan monumen suci Budha, serta Candi Prambanan yang bercorak Hindu merupakan warisan budaya dunia yang wajib dilestarikan, serta diteruskan oleh generasi muda. Karena dengan kebudayaan, diharapkan dapat memperkuat karakter bangsa," pungkasnya.
(mdk/dan)