Pelajar sampai PNS bakal ramaikan Banyuwangi Batik Festival
Lomba ini sudah dilakukan secara konsisten Pemkab Banyuwangi sejak 2011
Pacu perkembangan industri batik daerah, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, gelar lomba desain motif batik. Acara ini, menjadi bagian dari rangkaian Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2015.
Uniknya, sehari sebelum acara puncak dihelat pada Jumat (9/10) besok, terlebih dulu digelar Fashion on the Pedestrian. Peragaan busana di atas trotoar ini digelar di Taman Blambangan, sebuah taman hijau yang asri di kabupaten berjuluk Sunrise of Java tersebut.
-
Apa makna dari motif batik Melati Pandanwangi? Batik ini memiliki pesan tersendiri. Batik motif Melati Pandanwangi berarti melati yang hidup. Setangkai melati bermekaran yang ujungnya berkuntum, dan bisa memberi harapan akan hadirnya bunga baru.
-
Apa itu batik kawung? Batik kawung termasuk jenis batik populer yang unik dan menarik. Batik adalah seni tradisional yang menjadi salah satu warisan budaya bangsa. Baju batik, dengan corak dan warnanya yang khas, tidak hanya sekadar pakaian tradisional, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.
-
Kapan motif batik kawung diciptakan? Mengutip iwarebatik.org, motif kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Islam (1593-1645).
-
Kenapa batik khas Kuningan dipilih sebagai seragam PNS? Lama kelamaan batik Kuningan mulai dilirik oleh pemerintah daerah setempat dan dijadikan sebagai seragam PNS para pegawainya.
-
Apa yang menginspirasi Batik Pecel? Batik Pecel terinspirasi dari masakan asli Madiun yaitu pecel. Pecel merupakan makanan yang terdiri dari beberapa sayuran dan dipadukan dengan bumbu kacang bercita rasa manis, gurih, dan pedas.
-
Apa makna dari motif "Pari Sumilak" di dalam batik Bojonegoro? Pari (padi), sumilak (mulai menguning dan siap dipanen). Maknanya padi yang sudah siap dipanen di seluruh wilayah Bojonegoro.
Menggunakan panggung peragaan busana di area pejalan kaki ini akan diikuti 170 peserta asal Banyuwangi. Tidak hanya model profesional, mulai dari pelajar hingga Pegawai Negeri Sipil (PNS) bakal lenggak-lenggok di acara ini.
Menurut salah satu dewan juri desain motif batik, Masiswo menuturkan, lomba ini sudah dilakukan secara konsisten Pemkab Banyuwangi sejak 2011 lalu. Bahkan tergolong berhasil menambah khasanah batik daerah, dari 22 motif batik bertambah menjadi 52 jenis motif.
Juri dari Balai Besar Kerajinan dan Batik, Kementerian Perindustrian Yogyakarta ini juga mengungkap, menciptakan desain motif batik baru merupakan salah satu cara memicu pasar baru ataupun memperluas pasar yang sudah ada.
"Karena pasar terus berubah. Pasar batik juga bisa jenuh apabila motif-motif yang tampil hanya motif lama. Maka harus selalu ada kreativitas dalam industri batik seperti lomba motif batik baru ini," kata Masiswo seperti rilis yang disampaikan Humas Pemkab Banyuwangi pada merdeka.com, Kamis (8/10).
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo menjelaskan, para model itu sebelumnya sudah melewati tahap seleksi.
"Meski aslinya para peserta ini tidak berprofesi sebagai model, mereka tetap mengikuti seleksi, mulai dari cara berjalan bak peragawati hingga desain baju yang diajukan. Total ada sekitar 456 peserta yang mengikuti audisi, tapi yang lolos hanya 170-an saja," kata Hary.
Para model amatir ini, lanjut dia, akan berlenggak lenggok di atas trotoar sepanjang 350 meter. Mereka akan membawakan kategori busana seperti busana kasual yang akan dibawakan peserta anak-anak. Kemudian busana pesta dibawakan peserta remaja, dan karyawan akan memperagakan busana kerja.
"Untuk memacu kreativitas peserta, kita beri mereka kebebasan untuk menyediakan busananya sendiri. Mereka bisa mendesain sendiri atau langsung menggandeng salah satu IMK batik," terangnya lagi.
Hary menambahkan, selain untuk menarik minat wisatawan, ajang fesyen batik di atas trotoar ini juga untuk lebih membumikan kekayaan batik di tengah masyarakat. "Banyuwangi sekarang punya sedikitnya 52 motif batik. Dengan ajang ini, batik bisa menjadi gaya hidup sehari-hari masyarakat," ucapnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan, selain ingin melibatkan langsung masyarakat dalam mempromosikan batik Banyuwangi dan menumbuhkan kecintaan pada fasyen batik lokal. Selain itu, even ini juga didesain istimewa untuk menunjukkan kalau trotoar bisa menjadi tempat pertunjukan yang aman, ramah dan nyaman.
"Kami ingin fungsi trotoar dikembalikan bagi kepentingan publik," kata Anas.
Anas melanjutkan, ajang ini sebagai upaya mendorong batik sebagai komoditas fasyen yang bisa menggerakkan ekonomi lokal agar terus digalakkan. "Pengembangan pariwisata memang sejalan dengan industri kreatif seperti batik. Dengan makin familiarnya batik Banyuwangi, perajin dan UMKM batik bisa tumbuh. Ini kerja-kerja jangka panjang," tandasnya.
(mdk/cob)