Pelajar SMP Surabaya sukses buat helm kelas dunia
Bocah ini masih berusia 13 tahun, tapi mampu menunjukan presatasinya sampai tingkat internasional.
Linus Nara Pradhana (13), pelajar kelas 1 SMP Kristen Petra 5, Surabaya, berhasil mematenkan sebuah helm yang diberi nama Naravation. Bahkan atas inovasinya itu, dua perusahaan helm kenamaan Surabaya ingin meminang helm dengan nomor paten, S00E01100236.
Sang ayah, Gunawan Siswoyo mengatakan, usai mematenkan karya anaknya tahun lalu, perusahaan helm ternama asal Surabaya, PT Sentral Bahana Ekatama (SBE) pun ingin meminangnya. Nara, begitu dia disapa membuat helm dengan inovasi Gel Coated Helmet (helm berpendingin).
"Satunya lagi, perusahaan helm yang tidak bisa saya sebutkan namanya. Kira-kira delapan bulan lalu, mereka (PT SBE) mengajak anak saya bekerjasama dalam hal pembuatan helm," ucap Gunawan, yang juga seorang guru di SMP Kristen Petra 3 Surabaya, saat ditemui di kediamannya, di Jalan Jeruk, Perumahan Pondok Candra, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (3/7).
Namun setelah melihat proses pembuatannya, Gunawan tertarik dengan tawaran PT SBE. Alasannya, karena beberapa pertimbangan, termasuk kualitas bahan helm yang diproduksi oleh PT SBE cukup bagus.
"Sayang kalau desain helm anak saya, yang sudah susah payah diciptakannya, hanya berbahan dasar kurang bagus," kata dia.
Gunawan menceritakan, pada 2011 lalu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendaftarkan Nara untuk kompetisi NYIA (National Young Inventor Award). "Ini awal dari kompetisi pelajar yang ada di Thailand. NYIA adalah penjaringan menuju kompetisi International Exhibition for Young Inventors (IEYI) Thailand 2012," jelas bapak dua anak ini.
Setelah lolos di penyaringan, Nara akhirnya berhak maju di kompetisi IEYI, yang awalnya digelar Januari kemarin namun diundur karena bencana banjir di Thailand menjadi 28 hingga 30 Juni kemarin. Berkat kejeniusan kakak dari Priskila Nira Pasthika (11) inilah, membuat Nara berhak menyandang medali emas, setelah menyisihkan 206 peserta dari pelbagai negara.
"Sebenarnya ada 207 peserta. Karena usianya 19 tahun, satu orang peserta itu didiskualifikasi tim juri," kata Gunawan.
Nara menyebutkan, kompetitor yang paling berat yang dihadapinya adalah pelajar dari Jepang, Thailand dan Taiwan.
"Kalau Thailand sih berhak mendapat medali karena tuan rumah. Kalau pelajar Jepang, karyanya cukup bagus, mereka menciptakan alat untuk orang-orang cacat. Sedangkan Taiwan, membuat tempat pemanas," terang Nara tanpa merinci jenis karya pelajar Jepang dan Taiwan tersebut.
Ketatnya kompetisi berkelas internasional itupun, tidak membuat bocah yang bercita-cita menjadi presenter televisi ini surut. Dengan kemampuan bahasa Inggris, dia menerangkan cara pembuatan dan fungsi helm ciptaannya di depan tujuh orang juri, masing-masing dari LIPI (Indonesia), Jepang, Vietnam, Taiwan, Singapura, Hongkong.
"Dari enam delegasi yang dikirim Indonesia, empat orang dapat medali. Dua emas dan dua perunggu. Nara, salah satu yang mendapat emas," Sahut Gunawan.
Seperti diberitakan sebelumnya, usai meraih medali emas di kompetisi pelajar antar negara di Thailand, nama Nara mendadak terkenal di kalangan pelajar dan guru-guru SMP di Surabaya. Selanjutnya, bersama sang ayah, Nara akan mengembangkan lagi hasil karyanya itu, menjadi lebih baik.