Pelaku Pembuat Petasan di Pekalongan Minta Dana Patungan Rp30 ribu ke 45 Anak
Untuk meracik bahan-bahan menjadi petasan, para tersangka belajar melalui konten tutorial Youtube. Para pelaku juga membeli bahan tambahan yakni paku dan malam atau lilin batik serta karet bekas sandal.
Polisi menangkap tiga pembuat petasan yang membuat satu anak meninggal dunia dan lima luka-luka akibat terkena ledakan. Dua tersangka diantaranya MSB dan NA meminta puluhan anak untuk patungan dana pembuatan bahan-bahan petasan sedianya untuk diledakkan pada syawalan Sabtu (29/4).
"Total ada 45 anak-anak kampung yang iuran untuk membuat petasan dan balon udara. Masing-masing anak iuran sebesar Rp30 ribu," kata Kapolres Pekalongan AKBP Arief Fajar Satria, Senin (1/5).
-
Di mana letak Kampung Melikan? Melikan merupakan sebuah kampung terpencil yang berada di Desa Kendaga, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kapan Ponirin Meka meninggal? Pada 10 April 2022, instagram resmi PSSI mengumumkan bahwa salah satu kiper terbaik Indonesia itu telah mengembuskan napas terakhirnya.
-
Apa pengertian Melankolis? Melankolis adalah jenis kepribadian yang dikenal sebagai sosok perfeksionis. Selain itu, orang yang memiliki kepribadian melankolis juga cenderung seseorang yang analitis dalam melihat berbagai macam hal.
Dia menjelaskan untuk meracik bahan-bahan menjadi petasan, para tersangka belajar melalui konten tutorial Youtube. Para pelaku juga membeli bahan tambahan yakni paku dan malam atau lilin batik serta karet bekas sandal.
"Ini yang kita sayangkan, video-video itu, dengan mudah diakses. Dinas terkait kita harapkan untuk bertindak tegas atas video-video tersebut," ungkapnya.
Lalu, tersangka Nanang bertugas menutup selongsong dengan pasir dan sandal. Kemudian mengebor selongsong untuk lubang sumbu petasan. Hingga memasukkan bahan petasan ke dalam selongsong. Tersangka Ahmad Idris menutup selongsong dengan campuran pasir dan malam, membuat sumbu petasan.
Dalam racikannya terdapat campuran paku serta kerikil. Pada tanggal (27/4) pukul 14.00 WIB, tersangka Nanang mulai mengisi selongsong dengan obat petasan, sekaligus diberi sumbu. Lalu, tersangka Idris memberi malam sebagai penutup selongsong.
"Sehingga sempurna menjadi petasan dan siap diledakkan pada hari syawalan Sabtu (29/4). Rencananya petasan itu digabung dengan balon udara, tapi tidak jadi," ujarnya.
Hingga akhirnya, 12 petasan rencananya siap diledakkan di jalan pertengahan sawah. Kemudian para tersangka bernama Saiful Bakhri dan Nanang berhasil meledakkan dua petasan besar pertama. Namun, petasan ketiga tidak meledak. Saiful berusaha memperbaiki sumbu.
"Caranya menusukkan sebatang lidi pada lobang sumbu namun tidak berhasil. Sehingga, oleh tersangka petasan tersebut diletakkan begitu saja di sawah," tuturnya.
Setelah itu, para korban mendekati petasan yang tidak meledak itu. Korban yang meninggal dunia berinisial N (11) lalu mengambil paku. Kemudian korban memegang petasan sembari berusaha memasukkan paku dalam lubang sumbu.
Korban N kemudian memasukkan paku dengan cara memukul-mukul menggunakan batu. Tiba-tiba petasan itu meledak. Lima temannya turut terpental.
"Koban N terpental sejauh satu meter dengan kondisi luka parah dan meninggal dunia. Sementara, untuk lima korban lainnya mengalami luka-luka. Tersangka dan para korban masih ada hubungan saudara," jelasnya.
Korban Khairul Awam merupakan keponakan tersangka Saiful Bakhri. Lalu korban Mohammad Al Ramzi merupakan adik kandung dari tersangka Nanang.
(mdk/ray)