Peluru Tajam dan Insiden Berdarah Demo Tambang Sulteng
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap, temuan sementara insiden tewasnya Erfadi (21). Dia adalah peserta demo Penolak Tambang di Parigi Moutong Sulawesi Tengah (Sulteng), yang tewas usai tertembak saat aksi.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap, temuan sementara insiden tewasnya Erfadi (21). Dia adalah peserta demo Penolak Tambang di Parigi Moutong Sulawesi Tengah (Sulteng), yang tewas usai tertembak saat aksi.
Ketua Komnas HAM perwakilan Sulawesi Tengah, Dedy Askari menyampaikan, pihaknya telah melakukan konfirmasi terhadap sejumlah pihak. Baik keluarga maupun anggota Polres Parigi Moutong.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Apa yang ditanam di Desa Polengan oleh program BRI Menanam? Program BRI Menanam memberikan bibit tananam seperti pohon alpukat, kelengkeng dan lainnya yang ditanam di kawasan Polengan Edupark.
-
Bagaimana Polri meningkatkan kepercayaan publik? Sebelumya Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho mengatakan, bahwa kepercayaan publik terhadap Polri meningkat karena transformasi Polri melalui program Presisi (prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan) yang digagas oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
-
Kapan wisuda anggota Polri di Turki? Acara tersebut diselenggarakan pada 26 Juli 2023 waktu setempat.
-
Siapa yang memberikan apresiasi kepada Polri? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
"Proyektil tersebut masuk mengenai korban dari arah belakang. Terkait hal tersebut, kami lakukan klarifikasi dan interview dengan beberapa pejabat utama di Polres Parigi Moutong," kata Dedy dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (14/2).
Hasil wawancara Komnas HAM dengan Kabag Ops AKP Junus Achpa, ditemukan bahwa polisi mengklaim tak menggunakan peluru tajam saat mengamankan demo tersebut.
"Selain itu disebutkan pula bahwa Pimpinan (Kapolres) mengedepankan sikap humanis dan langkah persuasif, tidak melibatkan penggunaan peluru tajam atau senjata," jelasnya.
Sedangkan, dari pihak keluarga, Dedy menemukan fakta lain. Hasil visum disebut jika Erfadi tewas akibat tertembus peluru tajam, tepat pada bagian belakang tubuhnya.
"Fakta lain dari hasil interview kami dari keluarga almarhum, menjelaskan sekaligus memperlihatkan proyektil yang diingat bahwa almarhum Erfaldi meninggal karena terkena peluru tajam dari aparat," ungkapnya.
"Yang mengenai bagian belakang sebelah kiri tembus di bagian dada. Ini terlihat dari kondisi luka sebagaimana yang dijelaskan oleh pihak Puskesmas di Desa Khatulistiwa saat lakukan visum dan mengangkat proyektil yang tersisa dan hinggap di bagian tubuh korban," tambahnya.
Komnas HAM membuka diri bagi siapapun yang ingin memberikan informasi fakta terhadap insiden tersebut. Sejauh ini, memang terjadi keterangan yang bertolak belakangan antara polisi dan keluarga korban.
"Menghindari terjadi kesimpangsiuran berkepanjangan, kepada pihak keluarga dan simpul-simpul massa. Melalui contact person Komnas HAM yang ada di Desa Tada, berupaya segera mengungkap siapa pelaku penembakan," imbaunya.
Kapolda Minta Maaf
Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufhariadi saat konferensi pers di Polres Parigi Moutong, Minggu (13/2), berjanji mengusut insiden yang menimbulkan korban jiwa atas nama Erfaldi (21), warga Desa Tanda, Kecamatan Tinombo Selatan. Kapolda menegaskan, siapa pun yang bersalah diganjar dengan hukuman sesuai Peraturan Kapolri.
"Sangat disayangkan insiden ini. Namun kami bekerja profesional, siapa pun bersalah akan kami hukum sesuai aturan dan perundang-undangan berlaku," kata Rudy.
Pada kesempatan itu, atas nama pribadi dan institusi kepolisian ia memohon maaf kepada keluarga korban dan berjanji akan melakukan langkah-langkah konkret.
Kapolda menuturkan, saat ini Kapolres Parigi Moutong dan Direktur Intel Polda Sulteng sedang berada di kediaman korban memberikan penguatan kepada keluarga.
Menurut kepolisian, blokade jalan saat aksi unjuk rasa perlu ditertibkan karena mengganggu arus lalu lintas sekaligus menjadi jalur perlintasan sentral penghubung antarprovinsi.
"Kapolres telah mengimbau demonstran sebanyak empat kali. Penutupan jalan dilakukan massa aksi sejak pukul 12.00-24.00 WITA yang berujung pada penindakan," kata Rudy.
Kapolda akan menuntaskan persoalan yang menimbulkan gejolak di tengah masyarakat, termasuk warga yang meninggal dunia karena tertembak dalam demonstrasi tersebut dan terhadap siapa yang membawa masyarakat menutup jalan.
(mdk/rnd)