Pemalsu uang di Medan dihubungi anggota tim sukses menjelang pilkada
Teshar mengaku tidak kenal siapa anggota tim sukses itu. Namun dia katanya berani membayar Rp 200 juta buat uang palsu.
Peredaran uang palsu menjelang pilkada serentak 9 Desember mendatang harus diwaspadai. Hal ini perlu menjadi perhatian, setelah pelaku pemalsu uang mengaku sempat dihubungi salah seorang anggota tim sukses pasangan calon.
Pengakuan itu disampaikan Teshar Rianda (32), tersangka pemalsu uang ditangkap petugas Polsek Helvetia di Medan, Kamis (3/12) sore.
"Seseorang menelepon saya untuk dicetakkan uang palsu senilai Rp 500 juta. Dia berani ngasih Rp 200 juta. Enggak sampai separuh lah," kata Teshar.
Penelepon itu mengaku dari tim salah satu calon yang ingin ikut pilkada. Tapi Teshar mengaku tidak tahu calon kepala daerah mana, karena mereka sama sekali belum bertemu.
Menurut Teshar, si penelepon mendapatkan bahan contoh dari seseorang yang mengenalnya. "Saya kan ngasih sampel pada kawan-kawan," ucap Teshar.
Uang palsu dibikin Teshar tergolong rapi. Sepintas tampak seperti uang asli. Hanya jika ditetesi air, tintanya akan meluber.
Teshar diringkus petugas Polsek Helvetia di tempat kosnya di Jalan Kertas, Medan, Kamis (3/12), sekitar pukul 16.00 WIB. Dalam penangkapan itu, polisi menyita 125 lembar uang palsu pecahan Rp 50 ribu, sebuah printer, sebuah komputer jinjing beserta charger dan tetikus, satu rim kertas, dua bilah pisau, penggaris, sebotol alkohol, enam jarum suntik, dua botol tinta printer, satu keping penyimpan data, serta sebuah tas hitam. Dari interogasi dilakukan, Teshar ternyata bukan orang baru di bidang uang palsu.
"Dia mulai membuat uang palsu pada 2006 di Jakarta. Setelah temannya tertangkap, dia melarikan diri dari tempat tinggalnya di Tebet Timur Dalam IV ke Medan," kata Kapolsek Helvetia, Kompol Ronni Bonic.
Baca juga:
BI: Peredaran uang palsu tak berhubungan dengan pilkada serentak
BI: Peredaran rupiah palsu lebih rendah ketimbang mata uang asing
KPU bakal pamerkan program Election Visit ke negara asing
Soekarwo: Feeling saya Rasiyo-Lucy akan kalahkan Risma-Whisnu
Pilkada jadi ajang judi warga, sawah hingga rumah jadi taruhan
-
Kenapa dukun itu mengedarkan uang palsu? Ia mengaku sudah menyebarkan uang palsu tersebut kepada dua orang yang di wilayah Doplang, Kabupaten Blora dan Malang.
-
Bagaimana modus dukun itu dalam mengedarkan uang palsu? SR kemudian masuk ke dalam kamar dan mengganti uang tersebut dengan uang palsu. Selanjutnya SR meminta agar uang itu dilarung ke laut sebagai bentuk ritual buang sial.
-
Siapa dukun yang mengedarkan uang palsu di Rembang? Pelaku pengedar uang palsu tersebut berinisial SR (68), warga Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.
-
Dimana dukun itu membeli uang palsu? Kepada polisi, tersangka mengaku membeli uang palsu dengan total Rp110 juta dengan uang asli sebesar Rp9 juta dari kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.
-
Kenapa kalung uang diberikan kepada pengantin di Madura? Tujuan dari Paculan, seperti diungkapkan oleh Mulyadi, salah satu warga yang dengan bangga merawat tradisi ini, adalah untuk membawa berkah dan kelimpahan bagi kedua pengantin, sehingga kehidupan mereka dihiasi dengan keberlimpahan harta dan rezeki.
-
Apa itu 'uang perahu'? Uang perahu adalah uang yang diberikan seorang calon wakil rakyat kepada partai politik agar orang tersebut dapat dicalonkan menjadi wakil rakyat seperti menjadi calon legislatif, bupati, walikota, dan lain-lainnya.