Pemantauan Hilal 1 Zulhijah Digelar di Atap Mal Makassar, Ini Hasilnya
Kantor Kementerian Agama Sulawesi Selatan melakukan Rukyatul Hilal untuk menentukan 1 Zulhijah 1444 H. Berdasarkan pemantauan di Mal GTC Makassar, Minggu (18/6), hilal masih di bawah 1 derajat.
Kantor Kementerian Agama Sulawesi Selatan melakukan Rukyatul Hilal untuk menentukan 1 Zulhijah 1444 H. Berdasarkan pemantauan di Mal GTC Makassar, Minggu (18/6), hilal masih di bawah 1 derajat.
Koordinator Bidang Observasi dan Pemantauan BMKG Makassar, Djamroni mengaku melakukan pemantauan hilal selama lima menit di Rooftop Mal GTC Makassar. Berdasarkan pemantauan tersebut, ketinggian hilal hanya 0,44 derajat.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
"Tinggi hilal cuma 0,44 derajat dan itu rendah sekali, kurang dari satu. Pengamatan hanya bisa dilakukan hanya lima menit," kata Dhamroni kepada wartawan.
Djamroni mengaku pemantauan hilal terhalang awan tebal yang berada di barat Kota Makassar. Ia menyebut wilayah barat Makassar jika sudah sore hari muncul awan tebal.
"Ada awan cukup tebal maka di kota Makassar hilal tidak terlihat. Di sini memang polanya Kota Makassar setiap sore itu selalu tebal di sebelah barat," bebernya.
Sementara itu Pelaksana harian (Plh) Kepala Kemenag Sulsel, Ali Yafid menjelaskan pelaksanaan Rukyatul Hilal 1 Zulhijah 1444 H dilakukan dengan bekerja sama dengan sejumlah instansi seperti BMKG Makassar, dan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Sulsel.
"Hasil pemantauan dari keputusan BMKG dan Badan Hisab Rukyat Sulsel itu menyebutkan bahwa untuk hilal di wilayah timur berada -0,11 derajat, untuk Indonesia Barat berada pada 2,39 derajat dan Sulsel berada pada 0,44 derajat," tuturnya.
Dengan kondisi tersebut, kata Yafid, hilal masih belum terlihat. Apalagi saat pemantauan hilal terhalang kabut atau awan tebal.
"Sampai saat ini belum terllihat (hilal). para pemantauan terhalang kabut sehingga tidak terlihat (hilal) itu dari perhitungan dari BMKG dan Badan Hisab Rukyatul. Ini kami laporkan ke Kemenag sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat untuk hisab rukyal yang akan dilaksanakan di Kemenag RI," bebernya.
Yafid menjelaskan pelaksanaan pemantauan hilal dilakukan saat ini karena untuk menentukan 1 Zulhijah 1444 H, bukan hari raya Iduladha. Berbeda dengan pemantauan hilal untuk menentukan 1 Ramadan dan Syawal.
"Kalau Idulfitri memang 1 Syawal kita hitung. Ini kan kita hitung 1 Zulhijah, makanya ini bukan penentuan tanggal berapa lebarannya, tidak. Kita ini hari menentukan tanggal berapa 1 Zulhijah," tegasnya.
Dengan belum terlihatnya hilal, Yafid menyebut kemungkinan besar 1 Zulhijah 1444 H jatuh pada tanggal 20 Juni 2024. Dengan demikian, Iduladha akan jatuh pada tanggal 29 Juni 2023.
"Kalau berdasarkan perhitungan Badan Hisab Rukyat jatuh pada hari selasa tanggal 20 Juni itu sudah 1 Zulhijah 1444 H. Berarti tanggal 29 (Juni), itu sudah 10 Zulhijah 1444 H," sebutnya.
Yafid mengaku kemungkinan adanya perbedaan penentuan 1 Zulhijah antara pemerintah dan Muhammadiyah cukup besar. Meski demikian, ia berharap perbedaan tersebut tidak membuat umat Islam terpecah belah.
"(Perbedaan 1 Zulhijah dengan Muhammadiyah) Ya mungkin saja, namanya juga perhitungan, itu mungkin saja (adanya perbedaan). Yang penting kita saling menghormati perbedaan itu," ucapnya.
(mdk/cob)