Pembalakan liar masih marak, Kapolda Riau siap berkantor di hutan
Pembalakan liar masih marak, Kapolda Riau siap berkantor di hutan. Jika kinerja anak buahnya tidak membuahkan hasil, maka Kapolda Riau sendiri yang akan turun langsung ke lokasi hutan Cagar Biosfer dan menangkapnya. Dia juga tidak segan-segan melakukan tindakan tegas kepada pelaku jika berusaha melawan.
Akhir-akhir ini Kepolisian Daerah Riau disibukkan dengan adanya perambahan hutan dengan cara liar atau illegal logging di sejumlah kabupaten. Salah satunya di kawasan yang paling dilindungi oleh negara bahkan Internasional yakni Cagar Biosfer. Setiap tahunnya, pelaku seolah tak jera untuk mengambil kayu dari kawasan yang seharusnya diawasi oleh BKSDA itu.
Kapolda Riau, Irjen Pol Zulkarnain yang turun ke lokasi hutan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil (GCK) Bukit Batu, bersama Polres Bengkalis Senin (27/2) lalu mengaku sulit untuk masuk ke lokasi tersebut. Namun, seharian di sana, dia berhasil menangkap satu pelaku illegal logging, sementara 4 orang lainnya kabur.
"Saya memberikan masa tenggang kepada Polres Bengkalis dan jajarannya, paling lama 14 hari, untuk menangkap pelaku Illegal Logging dan tokenya. Kalau tidak, Kasat Reskrim dan Kapolsek di sana akan dievaluasi," kata Zulkarnain, Selasa (28/2).
Bahkan, jika kinerja anak buahnya tidak membuahkan hasil, maka Kapolda Riau sendiri yang akan turun langsung ke lokasi hutan Cagar Biosfer dan menangkapnya. Dia juga tidak segan-segan melakukan tindakan tegas kepada pelaku jika berusaha melawan aparat kepolisian.
"Jika perlu, saya akan dirikan kantor di sana. Dan kalau saya melihat pelakunya, langsung saya tangkap. Kalau melawan dan membahayakan petugas, jika perlu ditindak tegas. Bila perlu mobil pelaku kita tembaki kalau berusaha kabur," kata Zulkarnain.
Mobil yang dimaksud Kapolda adalah cukong atau bos dari para pelaku illegal logging. Zulkarnain mengaku tidak sabar untuk berhadapan langsung dan menangkap para pemodal yang selama ini merusak hutan yang disebut sebagai 'jantung dunia' di bawah naungan UNESCO itu.
"Jadi yang di lapangan itu hanya bekerja, ada pemodalnya. Mereka itu diupah dengan harga bervariasi tergantung jenis kayunya. Ada yang dibayar Rp 1,5 juta, ada Rp 700 ribu, pokoknya beda-beda," jelas Zulkarnain.
Kapolda Riau mengaku dongkol dan geram setelah melihat secara langsung kondisi areal hutan Cagar Biosfer GSK tersebut. Ketika melakukan penyelidikan dan penangkapan di sana, dia melihat jalur akses masuknya para pelaku dan juga rel tempat melangsir kayu keluar dari hutan ke pemukiman warga dengan mudah.
"Saya liat sendiri, itu jalur akses masuknya para pelaku melewati perusahaan HTI setempat, serta akses jalur untuk kayu yang dilangsir keluar dari hutan. Sehingga pelaku tidak kesulitan mengeluarkan kayu lagi," ucap Zulkarnain.
Anggota Polres Bengkalis menangkap seorang pelaku pembalakan kayu secara liar di hutan lindung Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis. Empat pelaku lainnya berhasil kabur dari kejaran petugas.
"Awalnya ada 5 pelaku, tapi hanya satu yang berhasil ditangkap, pelaku lainnya keburu kabur," ujar perwira tinggi jebolan Akademi Kepolisian tahun 1985 ini.
Dalam penangkapan itu, Zulkarnain ternyata ikut melakuan peninjauan langsung ke lokasi pembalakan liar Cagar Biosfer bersama Kapolres Bengkalis AKBP Hadi Wicaksono dan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen Gakkum KLHK).
Namun, rombongan Ditjen Gakkum KLHK baru pertama kali terlihat wartawan setelah Cagar Biosfer yang merupakan jantungnya dunia itu hancur lebur akibat perbuatan pelaku illegal logging. Karena petugas yang biasa menjaga di pinggiran Cagar Biosfer di antaranya dari Bhabinkamtibmas dan TNI AD.
"Pelaku sudah diamankan ke Mapolres Bengkalis untuk pemeriksaan lanjutan. Kita sita ponselnya dan lacak siapa pemesan dan orang dibalik dia," ujar Zulkarnain.
Menurut Zulkarnain, pelaku merupakan seorang perangkat desa setempat yang dicurigai sebagai pelaku yang terlibat dalam pengrusakan hutan tersebut. Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam kasus ilog ini, polisi masih mendalami keterangan pelaku.
Zulkarnain yang berangkat dari Pekanbaru dengan Helikopter bersama rombongan KLHK tersebut sempat tertahan beberapa jam di CBGSK-BB karena cuaca yang buruk dan angin kencang. Kedua institusi itu berangkat dari Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin menggunakan Helikopter Bell 412 milik KLHK.
"Keterangan pelaku masih didalami oleh penyidik Polres Bengkalis, siapa saja yang terlibat nantinya, siapapun itu akan kita sikat," pungkasnya.