Pembeli protes, usai ngopi di Starbucks dipaksa nyumbang Rp 1.000
Waty protes tidak mendapatkan informasi apapun soal donasi tersebut, tapi malah dicantumkan dalam setruk.
Seorang pelanggan protes gerai kopi Starbucks mengutip uang donasi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Padahal, pemberian donasi seperti itu bersifat sukarela.
Protes tersebut dituangkan oleh Juhani Waty dalam akun Facebooknya, Jumat (18/3), dia mengeluhkan sikap gerai kopi asal Amerika Serikat itu. Meski tak mempermasalahkan uang Rp 1.000 miliknya, namun gerai ini tak memberikan informasi apapun mengenai sumbangan yang sedianya diberikan kepada yayasan orang-orang miskin.
Waty ketika itu datang bersama suaminya dan tengah menunggu klien di Starbucks. Ketika ditanyakan, baik kasir maupun supervisor kukuh donasi tersebut kebijakan manajemen tanpa penjelasan lebih lanjut.
Berikut curahan hati Waty yang ditulis melalui akun Facebook yang diunggah sejak Kamis (16/3) lalu:
"Sudah lama tdk ke starbuck, hr ini terpaksa sekali ke starbuck krn customer nya gak mau jauh jauh dr kantor nya, ok kita sepakat. Sambil nunggu customer datang, suami pesan minuman dan makanan.
Seperti biasa saya cek itu billing, eh ternyata tanpa ditawari kita kena charge DONASI
Gak terima sy menuju kasir
Saya tanya: apa ini harus.
Kata kasir: ini sdh ketentuan management
Saya tanya lagi: Donasi untuk apa?
Kata kasir: untuk yayasan orang orang miskin
Saya tanya: Kenapa anda tdk tawarkan ke customer mengenai donasi ini? Kan ini sifatnya sumbangan, hrs nya ditawarkan.
Kasir ngotot: ini sdh ketentuan management
Saya jg ngotot: Kalau sy tdk mau?
Bingunglah mereka. Akhirnya spv turun dan setuju 1000 dikembalikan.
ENAK SJ ASAL AMBIL UANG ORANG TANPA KASIH TAHU
Lha seribu rupiah sekali transaksi, berapa juta yg mereka terima dr hasil ngrampok 1000 rupiah.
Memang percaya mereka mau kasih ke yayasan orang orang miskin? Bullshit.... Bohong besar."