Pembunuh berantai dari Agam, cari mangsa lewat Facebook
Korban Nabila adalah siswi Pondok Pesantren Diniyah V Jurai.
Satu lagi kasus pembunuhan yang berawal dari pertemanan lewat jejaring sosial Facebook terungkap. Di Agam, Bukittinggi, Sumatera Barat, dua wanita dibunuh saat diajak kopi darat oleh pelaku. Polisi masih mengorek keterangan dari pelaku untuk mengetahui korban lainnya.
Terungkapnya kasus pembunuhan berantai ini berawal dari hilangnya Rusyada Nabila (16), seorang siswi Pondok Pesantren Diniyah V Jurai, Sungaipua, Bukittinggi. Korban dilaporkan hilang oleh kedua orangtuanya sejak satu bulan lalu, setelah pergi dari rumahnya.
Polres Bukittinggi kemudian melakukan pelacakan, termasuk data SMS dan telepon milik korban. Hasilnya ditemukan ada kontak terakhir dengan pelaku yang bernama Wisnu Sadewa (32) warga Pakansinayan, Kecamatan Banuhampu.
"Pelaku seorang bujangan, belum berkeluarga. Ditangkap Senin 29 April lalu," kata Kabid Humas Polda Sumbar, AKBP Mainar Sugianto yang dihubungi merdeka.com, Kamis (2/5).
Saat dibekuk di sebuah warung di kawasan Kotogadang, Kecamatan IV Koto, Agam, pelaku awalnya mengelak. Namun, setelah polisi menunjukkan semua bukti-bukti kuat, Wisnu akhirnya mengakui membunuh Nabila.
Saat diperiksa intensif di Mapolres Bukittinggi, pelaku mengakui Nabila merupakan kenalannya di Facebook. Sebelum pembunuhan terjadi, keduanya baru kenal sekitar dua pekan.
Untuk mengelabui korban, Wisnu menggunakan akun palsu bernama Rani Nurdiati, yang mengaku mahasiswi Universitas Negeri Padang. Keduanya kerap chatting dan bertukar pesan. Setelah merasa korban sudah akrab, pelaku kemudian mengajak kopi darat alias bertemu. Lokasi yang ditentukan adalah kawasan simpang Padanglua, Kecamatan Banuhampu.
Nabila kemudian minta izin kepada orangtuanya untuk bertemu Rani alias Wisnu pada Rabu (20/3). Saat Nabila sudah berada di lokasi, Wisnu muncul sekitar pukul 19.00 WIB dan mengatakan Rani tidak bisa datang dan dia disuruh menjemput Nabila.
"Korban tidak tahu kalau Wisnu adalah orang yang mengaku Rani," kata Sugianto.
Korban sempat menolak ajakan tersebut karena curiga. Wisnu pun pulang ke rumah orangtuanya yang tidak jauh dari lokasi. Karena sudah malam dan angkot ke rumahnya sudah tidak ada, Nabila kemudian mengirim SMS kepada Wisnu yang meminta dijemput dan dipertemukan dengan Rani. SMS itu dibalas Wisnu yang meminta Nabila naik ojek ke rumahnya dan ongkos ojek akan diganti.
Nabila menuruti saran dari pelaku, termasuk turun di simpang Jorong Dalam Koto, Pakansinayan, Kecamatan Banuhampu. Sampai di tempat itu, pelaku sudah menunggu dan mengajak korban ke rumahnya.
Saat itulah Nabila mulai curiga, karena Wisnu mengajaknya lewat semak-semak. Nabila pun berupaya kabur. "Nabila hendak lari, saya langsung merangkulnya dari belakang. Saya langsung merampas handphone dia," tutur Wisnu kepada penyidik. Wisnu pun lantas menghabisi korban.