Pemdaprov Jabar Akan Bangun 23 Jembatan Gantung Desa Tahun Ini
Ada tiga program yang digagas Pemdaprov Jabar guna membenahi infrastruktur desa, yakni Jembatan Gantung (Jantung) Desa, Jalan Mulus, dan Listrik Pedesaan. Ketiga program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemudahan akses pendidikan dan perekonomian.
Inovasi dan kolaborasi adalah kunci akselerasi pembangunan desa di Jawa Barat. Terobosan tersebut tidak hanya membuat kemiskinan di desa menurun, tetapi juga memangkas ketimpangan masyarakat pedesaan dengan perkotaan sekaligus menekan arus urbanisasi karena Sumber Daya Manusia dan alam desa teroptimalkan.
Atensi Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar dalam mempercepat pembangunan desa tertuju pada infrastruktur. Ada tiga program yang digagas Pemdaprov Jabar guna membenahi infrastruktur desa, yakni Jembatan Gantung (Jantung) Desa, Jalan Mulus, dan Listrik Pedesaan.
-
Kenapa surat kabar menjadi primadona di Bandung? Di era kejayaannya, surat kabar menjadi primadona bagi masyarakat yang tengah menantikan informasi.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa yang sebenarnya terjadi di foto-foto yang beredar di media sosial tentang Bandung yang dipenuhi salju? Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan hasil suntingan dan telah beredar dari tahun lalu.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Bagaimana Sariban menyebarkan pesan kebersihan di Bandung? Di sepeda tuanya, ia menuliskan pesan untuk masyarakat agar membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Imbauan ini diserukan agar banyak orang yang makin sadar akan kebersihan lingkungan demi masa depan.
Ketiga program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemudahan akses pendidikan dan perekonomian, meningkatkan penanganan bencana, dan pengembangan potensi wisata.
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPM-Desa) Dedi Supandi, pihaknya akan membangun 23 Jantung Desa yang tersebar di delapan kabupaten pada 2019. Pemilihan lokasi pembuatan jembatan gantung, kata dia, didasarkan skala prioritas.
Ada dua prioritas yang ditentukan DPM-Desa Jawa Barat, yakni akses sekolah dan perputaran roda ekonomi. Sehingga, kata Dedi Supandi, tujuan utama program-program pembangunan desa dapat terealisasi dengan cepat.
"Kita sedang membangun 23 titik Jembatan Gantung Desa. Yang itu bisa membangkitkan ekonomi dengan jalur menyambungkan konektivitas antar desar, antar desa dengan kecamatan, konektivitas anak-anak dengan wilayah sekolahnya," kata Dedi.
"Ujungnya adalah peningkatan ekonomi, efektivitas waktu, dan efektivitas biaya. Mereka yang harus berkeliling sekian kilometer cukup menyebrang dengan waktu relatif singkat, mengangkut hasil pertanian tidak terlalu lama, ada efektivitas waktu dan biaya," lanjutnya.
Dengan menetapkan skala prioritas, DPM-Desa Jawa Barat dapat menentukan 23 lokasi dari 84 lokasi yang diusulkan masyarakat. Menurut Dedi, selain mengutamakan skala prioritas, pihaknya melakukan peninjauan langsung ke lokasi.
"Pencarian lokasi sebetulnya sudah masuk lewat usulan. Usulan ada yang masuk ke Pak Gubernur (Ridwan Kamil), ada yang lewat media sosial DPM-Desa sendiri disertai dengan foto-foto. Sampai sekarang itu, sudah ada 84 usulan. Dari 84 usulan ini, kita lakukan peninjauan lokasi," ucapnya.
Salah satu titik pembangunan Jantung Desa berada di Desa Malati, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Desa Malati, Rusman, mengatakan bahwa keberadaan Jantung Desa mampu mempercepat perekonomian masyarakat desa yang notabane berprofesi sebagai petani.
"Kebermanfaatannya sangat besar karena masyarakat yang ada di wilayah desa Malati sangat banyak untuk mengerjakan dan mengambil hasil dari desa sebelah. Kalau Jantung Desa tidak dibangun di sini, akses masyarakat sangat sulit," katanya.
Warga Desa Malati yang berprofesi sebagai petani, Ujang, mengamini pernyataan Rusman. Menurut dia, apabila Jantung Desa tidak dibangun, maka dirinya beserta petani lain harus menempuh jarak sekira 3 kilometer untuk sampai ke lahan garapan.
"Kalau hujan, air sungai ini sangat tinggi. Saya tidak bisa lewat sini. Jadi, harus muter ke desa lain yang punya Jembatan Gantung. Ya, jaraknya lumayan jauh sekira 3 kilometer dari sini (Jantung Desa yang dibangun Pemdaprov Jabar)," kata Ujang.
(mdk/hhw)