Pemerintah akan mempelajari soal penyerangan eks ormas Gerakan Fajar
Pemerintah akan merelokasi mantan pengikut Gafatar ke daerah asal masing-masing.
Pemerintah akan mempelajari kasus penyerangan eks ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), di Desa Antibar, Mempawah. Dalang penyerangan tersebut akan dicari dan diproses, apalagi sebelum kejadian, sudah ada proses negosiasi.
"Pemerintah akan tetap melihat mempelajari dan mencari siapa dalang dari hal tersebut karena sebenarnya kan sudah ada negosiasi minta waktu 4 hari untuk merelokasi. Tetapi memang kan 4 hari belum terpenuhi tapi mereka sudah di serang," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana, Jakarta, Rabu (20/1).
Pemerintah akan merelokasi mantan pengikut Gafatar ke daerah asal masing-masing. "Ya nanti setelah direlokasi tentunya akan dikembalikan," ucapnya.
Menurut Pramono, sejak tadi malam pihaknya telah berkoordinasi dengan Menko Polhukam, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Sekretaris Negara telah membahas Gafatar di Mempawah. Pemerintah tidak ingin masalah ini menjadi kasus intoleransi yang semakin membesar.
"Karena negara ini adalah negara yang berbhineka, negara yang bermajemuk. Bahwa kita boleh berbeda tapi tidak boleh melakukan tindak kekerasan terhadap siapa pun. Tentunya relokasi sudah terjadi dan di lapangan sudah bisa di padamkan," jelas Pramono.
Sebelumnya diketahui, warga masyarakat Mempawah, Kalimantan Barat, Senin (18/1) siang kembali mendatangi pemukiman warga mengaku eks ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), di Desa Antibar, Mempawah. Mereka kembali mendesak sekitar 700 warga eks Gafatar meninggalkan Mempawah.
Dalam aksinya, warga setempat sempat merusak bangunan semi permanen, berada tidak jauh dari permukiman eks Gafatar di desa itu. Warga berusaha masuk ke pemukiman warga eks Gafatar, tetapi dihalau polisi.