Pemerintah akan tarik pasukan evakuasi dari Sulteng
Wiranto menjelaskan, pada tahap ini kegiatan di masyarakat juga perlu mendapat perhatian. Pemerintah sendiri saat ini sudah mulai membangun Hunian Sementara (Huntara) yang ditargetkan sebanyak 1.200 unit, masing-masing unit dapat dihuni oleh 10-12 KK.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, pasukan TNI dan Polri yang melakukan evakuasi korban dan pengamanan akan ditarik dari Sulawesi Tengah.
Wiranto mengatakan, pemerintah memutuskan untuk melakukan perpindahan tahapan penanganan bencana yang disebut tahap transisi. Di mana dari tahap tanggap darurat akan masuk ke tahap rehabilitasi-rekonstruksi.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa Pak Warnoto? Saat ditemui, Pak Warnoto baru pulang dari ladangnya.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Apa yang Wulan Guritno lakukan di Pantai Pecaron? Dalam pose mengenakan gaun mini yang berpotongan flowy, Wulan Guritno berhasil mencuri perhatian netizen dengan penampilannya yang terlihat sangat muda dan segar. Sambil menikmati pemandangan yang memukau di sekitarnya, bintang film "JAKARTA VS EVERYBODY" ini juga memamerkan body goals-nya.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Bagaimana penampilan Wulan Guritno saat pemotretan? Cantik bak masih gadis, hot mama satu ini memancarkan pesona kecantikan natural di momen golden hour. Dalam pose mengenakan gaun mini yang berpotongan flowy, Wulan Guritno berhasil mencuri perhatian netizen dengan penampilannya yang terlihat sangat muda dan segar.
"Jadi antara tahap tanggap darurat ke tahap transisi menuju rehabilitasi-rekonstruksi ada banyak langkah-langkah yang harus diselesaikan, banyak kegiatan yang harus disesuaikan. Karena nantinya akan sangat beda," katanya seperti dilansir dari Antara, Jumat (26/10).
Menurut dia, pada tahap ini akan ada satu perpindahan kegiatan, seperti penarikan pasukan evakuasi dan pengamanan, bantuan luar negeri yang akan dihentikan dan sebagainya.
Namun, pemerintah pusat akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah mengenai apa saja yang masih dibutuhkan pada tahap transisi ini.
"Beberapa pasukan harus kita tarik kembali, kemudian bantuan-bantuan alat berat berangsur-angsur harus kita tarik lagi. Lalu fasilitas umum, apakah itu masalah PDAM, listrik, BBM sudah normal betul sehingga tidak perlu difasilitasi, fasilitas keamanan juga sudah dapat dinormalkan sehingga tidak perlu lagi ada penambahan pasukan polisi dari luar daerah, itu semua butuh koordinasi," tutur mantan Panglima TNI ini.
Wiranto menjelaskan, pada tahap ini kegiatan di masyarakat juga perlu mendapat perhatian. Pemerintah sendiri saat ini sudah mulai membangun Hunian Sementara (Huntara) yang ditargetkan sebanyak 1.200 unit, masing-masing unit dapat dihuni oleh 10-12 KK.
"Yang terpenting pada tahap transisi ini adalah kita membangun Huntara, ini yang harus kita kebut. Agar masyarakat yang masih mengungsi di tenda-tenda bisa tinggal di hunian sementara sambil nunggu rumahnya jadi," ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, saat ini Indonesia sedang memasuki musim hujan, sehingga dikhawatirkan jika masih tetap tinggal di tenda dapat mudah terserang penyakit.
"Ini kan 'leading sector'-nya Kementerian PUPR dengan melibatkan berbagai perusahaan-perusahaan BUMN dan swasta. Tapi yang terpenting adalah saya di sini tadi minta supaya kontraktor lokal dan masyarakat dilibatkan sebagai pekerja agar mereka mendapatkan penghasilan dan dari situ mereka bisa hidup, jangan hanya mengandalkan dari Jaminan Hidup (Jadup) dari pemerintah yang tidak mungkin cukup," ucapnya.
Terkait penarikan pasukan pengamanan, tambah dia, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena adanya penjarahan pascabencana karena bersifat spontan.
"Tadi orang-orang tanya, bagaimana pak, apa mungkin akan ada penjarahan lagi? Ya tidak ada. Penjarahan itu kan bersifat spontan, pada saat orang tidak bisa makan, tidak bisa minum, di sampingnya ada mini market, saya pun jarah juga jika jadi mereka," tutup Wiranto.
Baca juga:
Banyak negara sahabat belum tepati janji salurkan dana gempa Sulteng
BNPB catat kerugian akibat gempa dan tsunami Sulteng capai Rp 15,29 triliun
Korban meninggal gempa & tsunami Sulteng total 2.081 orang & hilang 1.309
BNPB: Hingga Agustus 2018 terjadi 1999 bencana, ribuan orang tewas
Bank BTN telah restrukturisasi kredit 503 nasabah korban bencana Palu