Pemerintah Klaim Indonesia Masuk Endemi Covid-19, IDI: Hati-Hati
Erlina mengingatkan endemi bukan berarti Covid-19 telah hilang. Penularan Covid-19 masih akan terjadi hanya level transmisinya melandai.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah tetap hati-hati dan waspada terhadap penularan Corona. Permintaan ini merespons klaim pemerintah bahwa Indonesia sudah memasuki fase endemi Covid-19.
"Hati-hati dan tetap waspada," kata Ketua Satgas Covid-19 IDI, Erlina Burhan saat dihubungi merdeka.com, Kamis (22/12).
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
Erlina mengingatkan endemi bukan berarti Covid-19 telah hilang. Penularan Covid-19 masih akan terjadi hanya level transmisinya melandai.
Dokter spesialis paru Rumah Sakit Persahabatan ini juga mengingatkan, bila penularan Covid-19 tak bisa dikontrol, peluang munculnya varian baru sangat besar. Varian baru Covid-19 bisa mempengaruhi status endemi Covid-19.
Erlina mengatakan, di tengah endemi upaya melindungi diri dari Covid-19 masih harus dilakukan. Misalnya, tetap menerapkan protokol kesehatan menggunakan masker dan rutin mencuci tangan bila berada di tengah keramaian.
"IDI tetap meminta pemerintah agar meningkatkan cakupan vaksinasi booster," imbuhnya.
RI Masuk Fase Endemi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim, Indonesia sudah berstatus endemi Covid-19. Klaim ini merujuk pada indikator endemi yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Koordinator PPKM Luar Jawa-Bali ini menyebut, dalam setahun terakhir transmisi Covid-19 di Indonesia melandai. Kondisi ini seharusnya bisa mengubah status pandemi menjadi endemi Covid-19.
"Kami sudah laporkan ke bapak presiden mengenai kesiapan terutama tentu sudah hampir 1 tahun Indonesia landai. Artinya berdasarkan kriteria dari WHO di level 1 dan itu sudah 12 bulan artinya secara negara sebetulnya kita sudah masuk pandeminya sudah berubah menjadi endemi," ujar Airlangga di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/12).
Ketua Umum Golkar ini memaparkan, saat ini level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selalu di level 1. Kasus harian pun selalu di bawah angka 2.000.
Menurut Airlangga, pemerintah akan mempersiapkan penggantian status dari pandemi menjadi endemi Covid-19. Dasar perubahan status pandemi akan merujuk pada hasil sero survei antibodi.
"Tentu masih ada persiapan yang akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan antara lain sero survei tapi ya Insya Allah ini bisa dilakukan," ujar Airlangga.
Endemi Ditentukan WHO
Pakar kesehatan Tjandra Yoga Aditama menilai klaim pemerintah bahwa Indonesia masuk fase endemi Covid-19 tidak tepat. Menurut Tjandra, penentuan status endemi Covid-19 diputuskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Bukan ditentukan masing-masing negara.
"Pernyataan pandemi dimulai dibuat oleh WHO, dan pernyataan pandemi berhenti juga oleh WHO," kata Tjandra kepada merdeka.com, Rabu (21/12).
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman sependapat dengan Tjandra. Dia menegaskan status endemi Covid-19 diputuskan secara global.
"Kapan (pandemi Covid-19) berakhir itu sangat tergantung pada kondisi di negara lain," ucapnya," kata dia.
Dia mengatakan, endemi Covid-19 bersifat dinamis. Belajar dari wabah sebelumnya, endemi terus bergerak mengikuti penularan. Jika penularan meningkat di berbagai negara, status endemi bisa naik menjadi pandemi.
"Menurut saya, hati-hatilah dalam konteks endemi ini. Bagaimana pun endemi itu bukan berarti baik," kata Dicky.
Dicky mengaku khawatir klaim pemerintah Indonesia sudah memasuki endemi bermuatan politis. Imbasnya, penanganan Covid-19 melemah dan kesadaran masyarakat untuk menekan penularan merosot.
"Khawatir saya ini mengarah ke pengabaian, kelemahan atau penurunan mitigasi.
Indikator Endemi Covid-19
Dicky mengatakan, WHO belum memutuskan dunia sudah memasuki endemi Covid-19. Sebab, hingga saat ini, situasi Covid-19 belum memenuhi kriteria endemi.
"Secara kriteria memang belum terpenuhi," ujarnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut ada lima kriteria endemi Covid-19 berdasarkan rekomendasi WHO. Lima kriteria itu meliputi kasus terkonfirmasi positif, keterisian rumah sakit rujukan, kasus kematian, vaksinasi, dan angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19.
"Kalau kita bisa memenuhi ketiga kriteria ini sekaligus, antara 3 sampai 6 bulan berturut-turut dari sisi kesehatan, itulah indikator bahwa kita sudah bisa masuk ke endemi," katanya saat Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (23/3).
Berikut lima indikator endemi Covid-19:
1. Kasus terkonfirmasi positif 20/100.000 penduduk per minggu
2. Keterisian rumah sakit rujukan 5/100.000 penduduk per minggu
3. Kasus kematian 1/100.000 penduduk per minggu
4. Vaksinasi dosis lengkap 70 persen dan vaksinasi lansia 70 persen
5. Angka reproduksi efektif (Rt) di bawah 1
Kondisi Covid-19 di Indonesia per 19 Desember 2022:
1. Kasus terkonfirmasi positif 3,78/100.000 penduduk per minggu
2. Keterisian rumah sakit rujukan 0,64/100.000 penduduk per minggu
3. Kasus kematian 0,06/100.000 penduduk per minggu
4. Vaksinasi dosis lengkap 74,8 persen dan vaksinasi lansia 70,42 persen
5. Angka reproduksi efektif (Rt) di bawah 1.