Pemerintah Upayakan Tunjangan Kinerja Dosen ASN
Pratikno juga melakukan komunikasi dengan Mendiktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro terkait pemberian tunjangan kinerja dosen ASN.
Pemerintah tengah mengupayakan adanya tunjangan kinerja (tukin) untuk para dosen berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pernyataan ini disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno saat meninjau Makan Bergizi Gratis atau MBG di Sekolah Luar Biasa (SLB) Cahaya Jaya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (13/1).
- Istana: Belum ada Pembahasan Pembentukan Kementerian Penerimaan Negara
- Jokowi Gelar Rapat Persiapan Perpindahan ASN ke IKN
- Pengusaha Bakal 'Geruduk' Kantor Ditjen Pajak Bahas PPN Naik 12 Persen
- Sosok KRT Wongsonegoro, Gubernur Pertama Jateng Setelah Kemerdekaan yang Pernah Ditunjuk sebagai Menteri Era Soekarno
"Tukin ASN Dikti ini, sekarang Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) terus koordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk implementasinya," katanya.
Dia mengatakan hal tersebut kini menjadi salah satu perhatiannya, sebab hingga akhir pekan lalu, Pratikno juga melakukan komunikasi dengan Mendiktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro.
"Saya sudah cek juga sampai dengan weekend kemarin ke Pak Prof Satrio, tim beliau lagi koordinasi dengan Kementerian Keuangan," ujarnya.
Adapun terkait informasi yang mengatakan nihilnya tukin bagi para dosen ASN pada 2025, Pratikno menekankan hal tersebut akan menjadi hal yang dibahas.
"Justru itu, makanya kita bahas, karena kan itu kaitannya nanti juga dengan anggaran," ungkapnya seperti dilansir dari Antara.
Butuh Anggaran Rp2,8 Triliun
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar M. Simatupang mengatakan tidak ada anggaran tunjangan, baik (tukin) maupun tunjangan profesi bagi dosen untuk tahun ini.
Meski demikian, Togar menegaskan pihaknya telah mengusahakan untuk mengajukan ke Badan Anggaran (Banggar) DPR dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait tunjangan bagi para dosen, dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp2,8 triliun.
"Jadi, ini adalah satu perjuangan dari Pak Menteri untuk memberikan tukin ini yang besarnya Rp2,8 triliun," ucapnya.
Tinjau Makan Bergizi Gratis
Pratikno bersama Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi meninjau pelaksanaan Makan Bergizi Gratis.
Menu yang disajikan kepada para siswa terdiri dari nasi, ayam goreng, tumis kacang panjang dan jagung, tahu goreng, serta buah pisang. Hanya saja masih tak terlihat susu dalam paket menu itu.
Meski begitu, Pratikno mengatakan peserta didik tetap antusias. Dia bilang, menu yang disajikan habis disantap para peserta didik.
"Jadi kita melihat antusiasme anak-anak kita di sekolah luar biasa ini, hampir semuanya makanannya, kita ada yang kita datang sudah habis. Jadi ada nasi, ada sayur, ada ayam, ada buah, ada tahu," kata Pratikno.
"Jadi ada karbo, buah ada, terus kemudian protein ada, sayur ada, protein hewani maupun protein nabati. Jadi kualitasnya bagus, sayangnya tadi saya nggak kebagian," sambung dia.
Jaga Kualitas Makan Bergizi Gratis
Menurut Pratikno, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mampu menjaga kualitas penyediaan makan bergizi gratis. Bahkan, ujarnya banyak peserta didik yang menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka atas program MBG.
"Jadi kita terus jaga bagaimana makan bergizi gratis ini sangat-sangat membantu masyarakat meningkatkan kualitas dan tradisi makan dari anak-anak kita, jadi tradisi makan yang sehat dan kita harapkan juga memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah," jelasnya.
Sementara itu, Komisi Promosi Badan Gizi Nasional (BGN) Dedi Supriadi menyampaikan, menu susu pada MBG untuk peserta didik di SLB Cahaya Jaya tidak akan diberikan setiap hari. Selain itu, kata Dedi susu bagi anak dengan kebutuhan khusus tak dapat disamakan dengan siswa di sekolah biasa.
"Susu kita memang dari Badan Gizi memang khusus pemberian susu, seminggu direncanakan dua kali. Nah khusus sekolah anak-anak kita sudah berkoordinasi, memang tidak bisa sembarangan susu yang diberikan kita harus berkoordinasi," kata Dedi.