Pemkot Depok Setop Sementara PMT Cegah Stunting Usai Viral Menu Super Hemat, Ini Alasan Dinkes
Penghentian hanya dilakukan tiga hari terhitung 24-26 November PMT dihentikan sementara.
Tetapi, penghentian hanya dilakukan tiga hari mulai 24-26 November.
Pemkot Depok Setop Sementara PMT Cegah Stunting Usai Viral Menu Super Hemat, Ini Alasan Dinkes
Pemerintah Kota Depok menghentikan semantaran Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal pada ribuan balita stunting.
PMT diberikan selama 28 hari dengan skema enam hari menu kudapan dan satu hari menu lengkap. PMT dimulai pada 10 November dan seharusnya berakhir hingga 7 Desember. Namun untuk tiga hari terhitung 24-26 November PMT dihentikan sementara.
- KPK Soroti Viral Menu Pencegahan Stunting Depok: Kurang Pengawasan Internal
- Heboh Menu Cegah Stunting Isi Tahu dan Sawi, Ini Penjelasan Wakil Walkot Depok
- Polemik Makanan Sehat Cegah Stunting di Depok, Dianggarkan Rp4,7 M tapi Menunya Super Hemat
- Viral Menu Cegah Stunting di Depok Berisi Kuah Sayur dan Tahu, Dinkes: Itu Cemilan Bukan Menu Lengkap
Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, penghentian sementara dilakukan setelah pihaknya mendengar masukan dari banyak pihak. Mulai dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), masyarakat hingga media.
"Dalam waktu tiga hari ke depan, Dinkes, Puskesmas, dan lintas sektor pelaksanaan kegiatan akan melakukan evaluasi pemberian PMT lokal, edukasi dan pemberdayaan," kata Kadinkes, Jumat (24/11).
Selama penghentian tersebut, akan dilakukan evaluasi. Mulai dari pemantauan kenaikan berat badan balita sasaran, penguatan sosialisasi kepada masyarakat dan kader serta tetap melakukan edukasi Gizi Seimbang dan Pemberian Makan bagi Anak dan Balita (PMBA) kepada pengasuh atau ibu balita.
"Kemudian dilakukan pemantauan pertumbuhan balita sasaran serta memperbaiki mekanisme pelaksanaan dilapangan," ujarnya.
Diharapkan saat program PMT dilanjutkan nanti akan ada perbaikan dan peningkatan kualitas. Diharapkan program PMT lokal ini tidak dihentikan sepenuhnya.
Karena program tersebut dirasa bermanfaat, khususnya bagi balita yang berisiko stunting atau balita dengan gizi kurang.
"Berdasarkan pemantauan di lapangan, didapatkan tren kenaikan berat badan balita sasaran yang dipantau melalui pengukuran oleh tenaga puskesmas dan kader posyandu menggunakan antropometri atau timbangan berat badan standar Kementerian Kesehatan."
Kata Kadinkes
@merdeka.com
Disebutkan, ketika dilakukan penimbangan berat badan balita kembali, maka data kuantitatif akan disampaikan setelah data dari seluruh wilayah di Kota Depok telah terhimpun secara lengkap.
Dalam hal ini, Dinkes Kota Depok akan terbuka menerima masukan dari berbagai pihak. Tentunya pada sisa separuh waktu yang ada atau sekitar 14 hari ke depan dalam rangka perbaikan program PMT lokal di Kota Depok.