Heboh Menu Cegah Stunting di Depok Hanya Tahu dan Kuah Sayur, Ini Penjelasan Dinkes
Makanan pencegahan stunting di Depok hanya berisi nasi, dua potong tahu, dan kuah sayur.
Menu makanan itu diberikan untuk mempercepat penurunan stunting. Anggaran untuk penurunan stunting sebesar Rp4,7 miliar.
Heboh Menu Cegah Stunting di Depok Hanya Tahu dan Kuah Sayur, Ini Penjelasan Dinkes
Viral menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok hanya berisi nasi, dua potong tahu, dan kuah sayur. Padahal satu porsi menu dinilai seharga Rp18.000.
PMT diberikan untuk mempercepat penurunan stunting. Anggaran untuk penurunan stunting sebesar Rp4,7 miliar.
Ketua Komisi D DPRD Depok Supriatni mempertanyakan penggunaan dana tersebut. Pasalnya menu yang dihidangkan hanya nasi, tahu, dan kuah sayur.
“Itu anggarannya dikemanakan, tidak sedikit itu Rp4,7 miliar. Katanya mau mengatasi stunting, dengan semangat mengatasi stunting minta anggaran di badan anggaran Rp4,7 miliar, tapi kenyataannya pelaksanaan di lingkungan begitu,” katanya, Kamis (16/11).
Selain itu, ada juga menu berupa pepes tahu di Rangkapanjaya Pancoran Mas.
“Ada yang sama pepes tahu, nugget dua potong. Masa balita makannya nasi sama pepes tahu, atau nasi sama tahu dua potong,” ujarnya.
Supriatni juga menyoroti adanya foto Wali Kota Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Imam Budi Hartono di wadah PMT.
“Mending kalau yang dikasih bagus, misalnya ditambah susu, beras dan buah, kan bagus itu, ini kan cuma nasi semangkok kecil sama kuah sayur atau nugget 2 potong. Masa gambar pimpinan daerah kasih nasinya enggak manusiawi,”
ungkapnya.
merdeka.com
Dengan temuan tersebut, DPRD berencana memanggil Dinas Kesehatan untuk meminta penjelasan. Sehingga diketahui secara jelas alokasi dana tersebut.
“Kita mau buka anggaran Rp4,7 miliar itu kemana saja posnya dan itu uang rakyat, rakyat perlu tahu,”
tegasnya.
merdeka.com
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary liziawati mengakui adanya ketidaksesuaian menu PMT pada hari pertama di Kecamatan Tapos. Tapi di wilayah lain dipastikan sesuai.
“Khusus Tapos hari pertama tidak sesuai. Namun hari selanjutnya sudah sesuai,” katanya.
Dengan adanya hal tersebut, Dinkes pun melakukan evaluasi dengan kecamatan, puskesmas, kelurahan PKK kota hingga kelurahan dan penyedia paket PMT. Pihak penyedia diminta memenuhi menu PMT lokal sesuai yang ditentukan.
“Meningkatkan koordinasi seluruh pihak yg terlibat, puskesmas melaporkan pelaksanaan PMT lokal harian kepada Dinkes dan dilakukan evaluasi kembali jika terdapat kendala,”
pungkasnya.
merdeka.com