Pemprov Sulsel Tegur Forkopimda Toraja Utara Disuntik Vaksin Ketiga
Bupati, Kapolres dan Forkopimda Toraja Utara menjadi sorotan setelah mendapatkan suntikan vaksin ketiga atau booster Covid-19. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) sangat menyayangkan, karena vaksin ketiga diprioritaskan bagi tenaga kesehatan.
Bupati, Kapolres dan Forkopimda Toraja Utara menjadi sorotan setelah mendapatkan suntikan vaksin ketiga atau booster Covid-19. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) sangat menyayangkan, karena vaksin ketiga diprioritaskan bagi tenaga kesehatan.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman enggan menanggapi terkait polemik forkopimda di Toraja Utara yang disuntik vaksin dosis ketiga. Ia menegaskan vaksinasi harus dikebut.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
"Percepat vaksinasi Covid-19," ujarnya singkat usai melepas ekspor komoditas pertanian di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Makassar, Sabtu (14/8).
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Ichsan Mustari menegaskan vaksin booster diprioritaskan untuk nakes. Ia juga membantah pernyataan Bupati Toraja Utara, Yohannis Bassang dan Kapolres Toraja Utara, Ajun Komisaris Besar Polisi Yudha Wirajati Kusuma karena mendapat arahan dari Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
"Tidak ada arahan seperti itu (vaksinasi tahap III untuk forkopimda). Arahan Pak Plt Gubernur Sulsel itu percepat vaksinasi kepada masyarakat," ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan penularan Dinkes Sulsel, Muhammadong menegaskan vaksin dosis ketiga dikhususkan bagi nakes. Hal tersebut, karena nakes dianggap sebagai garda terdepan penanganan Covid-19.
"Vaksin dosis ketiga itu diperuntukkan untuk nakes. Jadi itu tidak dibenarkan dan mereka telah ditegur," kata dia.
Sebelumnya, pimpinan forkopimda di Kabupaten Toraja Utara mendapatkan suntikan vaksin Corona dosis ketiga. Bahkan Kapolres Toraja Utara, AKBP Yudha Wirajati Kusuma membenarkan sudah mendapatkan vaksin dosis ketiga.
Yudha mengaku bukan hanya dirinya yang mendapatkan vaksin dosis ketiga, tetapi juga Bupati dan Wakil Bupati Toraja Utara. Ia mengaku pihaknya diundang oleh Bupati Toraja Utara, Yohannis Bassang untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga.
"Atas undangan bupati untuk mendapatkan saat itu. Nakes juga dapat vaksin dosis ketiga," ujarnya.
Ia mengaku berdasarkan penyampaian Bupati Toraja Utara, vaksin dosis ketiga diberikan kepada forkopimda setelah ada arahan dari Plt Gubernur Sulsel. Ia menganggap forkopimda juga bagian dari Satgas Covid-19 dan garda terdepan.
Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong mengaku dirinya bersama bupati dan forkopimda mendapatkan vaksin dosis ketiga. Ia mengaku pemberian vaksin dosis ketiga tersebut karena ada kelebihan jumlah.
"Kami menerima 73 vial vaksin Moderna atau ada 1.022 dosis. Kami terima itu vaksin Moderna dan Sinovac," ujarnya.
Ia merinci dari 1.022 dosis tersebut, untuk memenuhi kebutuhan 700-an nakes. Viktor mengaku sudah berdialog dengan Forkopimda Sulsel bahwa mereka juga memiliki risiko cukup tinggi sama seperti nakes.
"Daripada sembunyi-sembunyi, lebih baik kita sampaikan bahwa forkopimda ini juga memiliki risiko tinggi seperti nakes. Apalagi jumlah vaksin juga lebih dari cukup," ucapnya.
(mdk/cob)