Pemuda di Riau Diperas Rp8 Juta Buntut Pembatalan Booking PSK
Budi menyebutkan, kejadian tersebut berawal saat korban memesan cewek bookingan melalui aplikasi MiChat.
Seorang pemuda inisial TA (25) diperas wanita tuna susila dan sejumlah lelaki di sebuah hotel. Pasalnya, pria itu membatalkan pesanan cewek open booking out (BO) melalui aplikasi MiChat.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pria Budi mengatakan korban yang merupakan warga Jalan Cipta Karya Kota Pekanbaru Riau itu dikuras para pelaku hingga Rp8 juta.
-
Mengapa para pemijat difabel netra di Yogyakarta rentan terhadap pelecehan seksual? Arya sendiri tidak tinggal di losmen, melainkan di asrama sekolah dengan biaya yang cukup murah. Rawan terkena pelecehan Di tahun yang sama, Arya pertama kali memperoleh pengalaman tak menyenangkan dilecehkan oleh salah seorang pasiennya. Hari sudah hampir malam ketika ia sedang bersiap memulai kerja lepasnya sebagai pemijat di losmen itu. Tak lama kemudian, datanglah seorang pasien. Dari suaranya, Arya menduga kalau ia adalah seorang lelaki paruh baya.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Kenapa daftar pustaka online penting? Media online acap dijadikan referensi karena memang ada banyak informasi dan data valid yang disampaikan ahli dan dibagikan kepada masyarakat secara online. Perkembangan internet mendorong referensi kredibel dari internet semakin banyak.
-
Kapan kasus perceraian ini terjadi? Berikut cerita lengkapnya yang dikutip dari odditycentral.com pada (19/4).
-
Apa yang dikawal ketat oleh Polresta Pekanbaru? Personel Polresta Pekanbaru mengawal ketat pendistribusian logistik berupa surat suara Pemilu 2024.
-
Apa saja contoh jenis pelanggaran pemilu yang sering terjadi di Indonesia? Pelanggaran pemilu dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain kampanye hitam, politik uang, intimidasi pemilih, dan penyebaran berita bohong atau hoaks.
"Pelaku pemerasan tersebut berjumlah 6 orang. Kejadiannya di sebuah hotel Jalan Hasanuddin, Pekanbaru, korban inisial TA (25)," kata Budi kepada merdeka.com, Rabu (16/2).
Budi menyebutkan, kejadian tersebut berawal saat korban memesan cewek bookingan melalui aplikasi MiChat. Setelah dipesan, korban kemudian menunggu cewek bookingannya di kamar hotel. Karena lama menunggu, korban ini langsung membatalkan pesanan tersebut.
"Setelah pesanan dibatalkan, datang enam orang pelaku dan langsung menodongkan pisau. Lalu para pelaku memaksa korban untuk mentransfer uang melalui mobile banking Rp5 juta. Para pelaku juga mengambil jam tangan Aple Watch Rp2, 2 juta dan rokok elektrik," jelas Budi.
Setelah berhasil melakukan pemerasan, para pelaku langsung melarikan diri. Sedangkan korban membuat laporan ke kantor polisi.
"Berkat laporan korban kita berhasil menangkap lima orang pelaku R, P, T, L dan H. Para pelaku sudah diamankan. Untuk pelaku T ini masih anak di bawah umur," tegas Budi.
Dari hasil interogasi petugas, pelaku H sudah beraksi di 30 TKP berbeda dengan perbuatan pemerasan.
"Pelaku H ini sudah beraksi di 30 TKP hotel yang berbeda. Para pelaku terjerat Pasal 368 Juncto Pasal 55 KUHP dengan ancaman diatas lima tahun penjara," pungkas perwira menengah jebolan Akpol 1999 ini.
Baca juga:
Menolak Kasih Uang, Santri di Garut Dianiaya Anak Jalanan
Pria Mengaku Wartawan di Samarinda Peras Lansia Pedagang Barang Bekas
Peras Perusahaan Jasa Titipan, Pegawai Bea Cukai Soekarno-Hatta Ditahan Kejati Banten
Pergoki Pengunjung Wisata Berduaan di Tenda, Seorang Pria Peras dan Perkosa Korban
Polisi Buru Pemotor yang Boncengi Pelaku Pura-Pura Jadi Korban Tabrak Lari