Pemudik Tak Jujur, 16 Warga Girisekar Gunungkidul Positif Tertapar Covid-19
Kepala Desa Girisekar, Kecamatan Panggang Sutarpan di Gunung Kidul, Jumat (11/6), mengatakan klaster hajatan ini berawal dari salah seorang warga yang bekerja sebagai buruh bangunan di luar kota pulang dengan gejala batuk dan pilek.
Sebanyak 16 warga Desa Girisekar, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta terpapar COVID-19 yang disebabkan ketidakjujuran salah seorang warga saat membantu tetangga yang sedang hajatan.
Kepala Desa Girisekar, Kecamatan Panggang Sutarpan di Gunung Kidul, Jumat (11/6), mengatakan klaster hajatan ini berawal dari salah seorang warga yang bekerja sebagai buruh bangunan di luar kota pulang dengan gejala batuk dan pilek.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
"Saat itu yang bersangkutan memeriksakan diri di sebuah klinik di Kecamatan Panggang. Di klinik tersebut, yang berangkutan dites antigen ternyata positif COVID-19. Namun, yang bersangkutan tetap membantu warga yang mengadakan hajatan sebagai tukang cuci piring. Yang berangkutan tidak jujur, sehingga menyebabkan orang terpapar COVID-19," kata Sutarpan.
Ia mengatakan terkonfirmasi COVID-19 tersebut setelah memeriksakan kesehatannya kembali di sebuah rumah sakit di Kecamatan Playen. Tetap, yang bersangkutan tidak mengatakan jika dirinya didiagnosa COVID-19 sebelumnya. Sehingga, petugas medis mendiagnosa orang tersebut terkena typus.
"Setelah pulang, ia mengabarkan kepada masyarakat dirinya sakit typus. Selain itu, yang bersangkutan tetap membantu tetangganya yang sedang hajatan," katanya.
Sutarpan mengatakan kasus terungkap ketika petugas medis memberitahu yang bersangkutan terkonfirmasi positif kepada warga dan pemerintah desa. Kemudian, petugas langsung melakukan penelusuran (tracking) dengan melalukan tes usap PCR dan tes cepat antigen, dan ada 16 orang yang terkonfirmasi positif dari hajatan tersebut.
"Saat ini masih ada 45 orang warga sedang menunggu hasil tes usap dan mereka melakukan isolasi mandiri. Dari 16 orang yang positif, dua masuk rumah sakit. Sisanya isolasi mandiri," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty mengatakan beberapa pkan terakhir di Gunung Kidul muncul beberapa klaster yang menyebabkan tingginya penambahan kasus harian terkonfirmasi COVID-19. Klaster yang muncul di Gunung Kidul, yakni kKlaster pabrik tas Bandung, klaster dengok, klaster hajatan Panggang, dan klaster pondok pesantren.
"Kami berharap masyarakat mematuhi protokol kesehatan dengan baik, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan," katanya.
Baca juga:
Aksi Walhi Tolak Utang Baru untuk Penanggulangan Covid-19
Satgas Covid-19: Sebentar Lagi Bali Mencapai 'Herd Immunity'
22 Warga Positif Covid-19, Satu RT di Utan Kayu Selatan Dilockdown
Satpol PP Razia Warga Tak Pakai Masker di Tanjung Duren
Kasus Covid-19 Tinggi, Masyarakat Aceh Dilarang Nobar Piala Eropa