Pendangkalan, Bendung Katulampa Bogor dikuras
Pengerukan dilakukan terhadap endapan tanah yang sudah melebihi ketinggian air.
Guna mencegah banjir akibat pendangkalan sungai Ciliwung, Bendung Katulampa, Bogor, dikuras, Senin (2/2). Pengerukan dilakukan terhadap endapan tanah yang sudah melebihi ketinggian air, bahkan sebagian spot membentuk pulau dari endapan tanah tersebut.
Untuk mencegah melubernya air bendung ke pemukiman warga, pihak Posko Bendung Katulampa melakukan pengurasan atau pengerukan sedimen yang ada di bibir bendung tersebut. Pengurasan sendiri dilakukan secara manual yakni dengan menggerus tanah dengan menggunakan cangkul dan garpu.
Sedimen sungai seperti batu-batu kecil, pasir hingga lumpur terus digerus oleh lima anggota Posko. Tidak hanya petugas, warga sekitar juga ikut membantu melakukan pengurasan air.
Menurut Kepala Posko Bendung Katulampa, Andi Sudirman kegiatan kita saat ini program pemeliharaan atau pengurasan bendung dengan membuang sedimen yang berada di bibir Bendung. Saat dilakukan pengurasan maka pihaknya membuka pintu penguras. Kemudian dengan tenaga manual pihaknya membuat saluran-saluran dan sodetan.
"Jadi ketika pintu penguras ditutup, air akan menerjang dengan stabil. Kemudian minimal kedalaman air sungai seharusnya satu setengah meter. Tapi sekarang kondisinya sudah parah dimana tanah menumpuk, satu meter diatas permukaan air," jelasnya.
Andi menambahkan, pengerjaan pengurasan sungai di bibir Bendung Katulampa akan terus dilakukan saat ketinggian air di bawah normal.
"Intinya sampai pengendapan tanah berkurang bahkan sampai habis. Supaya aliran air stabil," ungkapnya.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk terus memonitor prediksi cuaca di musim penghujan ini. Diperkirakan puncak musim penghujan terjadi pada pertengahan bulan Februari hingga awal Maret nanti.
"Untuk itu kepada warga khususnya yang tinggal di wilayah bantaran sungai atau rawan banjir agar terus tetap waspada akan datangnya bencana banjir yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi," pungkasnya.