Peneliti Rahasiakan Proses Pencarian Vaksin Covid-19
Penelusuran diawali dari Lembaga Eijkman. Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandrio enggan membuka informasi proses pencarian vaksin Covid-19.
Lembaga penelitian di Indonesia tengah melakukan penelitian untuk menemukan vaksin virus Corona atau Covid-19. Mereka di antaranya PT Bio Farma, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta Lembaga Eijkman.
Penelitian dilakukan setelah kasus Covid-19 terdeteksi di Indonesia awal Maret lalu. Merdeka.com coba menelusuri sejauh mana proses penelitian dilakukan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
Penelusuran diawali dari Lembaga Eijkman. Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandrio enggan membuka informasi proses pencarian vaksin Covid-19.
"Mohon maaf, belum banyak yang bisa saya share terkait vaksin," ujarnya saat dihubungi, Rabu (8/4).
Sementara Peneliti Senior Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Herawati Sudoyo juga menutup rapat-rapat informasi pencarian vaksin Covid-19. Ia beralasan, saat ini pihaknya tengah merencanakan strategi untuk menemukan vaksin yang bisa melawan virus asal China itu.
"Maaf kalau tentang vaksin saya tidak bisa cerita banyak karena masih dalam tahap perencanaan strategi yang masih terus berlangsung," ungkapnya.
Beda Pernyataan
Merdeka.com kemudian menghubungi Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Puspita Lisdiyanti. Puspita mengatakan pencarian vaksin Covid-19 belum dimulai.
"Kalau vaksin belum mulai. Kita masih fokus pelatihan dan pemeriksaan," jelasnya.
Berbeda dengan Puspita, Peneliti LIPI Wien Kusharyoto menyebut pencarian vaksin baru dimulai. Namun, ia belum belum bisa menyampaikan apa saja yang sudah dilakukan.
"Baru dimulai, belum ada yang bisa disampaikan," ucap Wien.
Dua pekan lalu, Head of Corporate Communication Bio Farma Iwan Setiawan menyebut pihaknya masih melakukan penelitian tahap awal. Para peneliti berupaya mencari dan membuat bibit virus yang semulanya ganas menjadi jinak.
Setelah menjadi vaksin, peneliti mencoba memasukkan ke dalam tubuh. Biasanya uji coba vaksin pertama kali dilakukan terhadap hewan. Vaksin yang masuk, kata Iwan, tidak menimbulkan sakit namun merangsang terbentuknya antibodi.
Rp38 Miliar untuk Vaksin, Alat Deteksi dan Obat Covid-19
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan pemerintah sudah menggelontorkan dana Rp38 miliar untuk konsorsium riset dan inovasi Covid-19 tahap awal. Konsorsium ini akan mencari vaksin, alat deteksi, serta obat untuk Corona.
"Baru tahap awal, Rp38 miliar tahap awal konsorsium penelitian. Eijkman lead untuk vaksin, LIPI dan beberapa universitas untuk obat," kata Bambang saat dihubungi merdeka.com, Rabu (8/4).
Untuk menemukan vaksin Covid-19, kata Bambang, tim riset dan inovasi membutuhkan waktu cukup lama. Minimal satu tahun.
"Butuh minimal setahun sampai bisa produksi vaksin," katanya.
(mdk/fik)