Pengakuan Korban Pelecehan Seksual Rektor UP Alami Trauma: Menutup Diri dan Rasanya Cemas Lihat Kampus
Korban pelecehan seksual Rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif Profesor Edie Toet Hendratno, RZ (42) saat ini mengalami trauma.
Sebab di kampus tersebut, dia mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari pimpinannya.
Pengakuan Korban Pelecehan Seksual Rektor UP Alami Trauma: Menutup Diri dan Rasanya Cemas Lihat Kampus
Korban pelecehan seksual Rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif Profesor Edie Toet Hendratno, RZ (42) saat ini mengalami trauma. Wanita dua anak itu menjadi menutup diri, malu dan merasa cemas berada di tempat umum.
- Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Naik Penyidikan
- Sederet Intimidasi kepada Korban Pelecehan Seksual Rektor Universitas Pancasila
- Terjerat Kasus Pelecehan, Begini Reaksi Rektor Universitas Pancasila usai Dinonaktifkan
- Penjelasan Rektor Universitas Pancasila Dituding Lakukan Pelecehan Seksual ke Bawahan
“Lebih menutup diri, enggak banyak keluar, berinteraksi hanya kepada orang yang kenal saja,” kata RZ ketika dihubungi, Jumat (1/3).
merdeka.com
Dia mengaku saat ini tidak berani keluar rumah seorang diri. Dia selalu meminta ditemani karena merasa takut dan malu.
Semenjak mencuat di media, RZ mengaku tidak berani berkomunikasi dengan pihak lain. Dia pun mengambil cuti selama menjalani proses pemeriksaan dan laporan.
“Kebetulan aku cuti kemarin,” katanya.
Dia mengaku bingung bagaimana menghadapi publik saat nanti kembali masuk kerja. RZ saat ini dimutasi di Sekolah Pascasarja UP Jalan Borobudur, Jakarta.
“Kalau masuk gimana nanti ketemu banyak orang, rasanya sudah malas,” ungkapnya.
Bahkan, dia mengaku trauma melihat kampus UP yang terletak di Jalan Srengseng Sawah. Sebab di kampus tersebut, dia mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari pimpinannya.
"Apalagi lihat kampus di Srengseng jadi males, rasanya cemas, sudah males. Trauma lihat kampus Srengseng, kayak merasa sendiri dengan perlakuan yang enggak adil,"
ujar dia.
merdeka.com
Selain trauma, RZ juga mengaku mengalami penurunan kondisi kesehatan. Karena dia harus menjalani serangkaian pemeriksaan di kepolisian.
“Yang pasti aku capek, lelah. Fisik juga berpengaruh,” pungkasnya.
Sementara itu, kuasa hukum RZ, Amanda Mathovani menuturkan kondisi psikologis kliennya memang terganggu.
Saat ini baik RZ dan DF mengalami kecemasan dan traumatis. Dalam kasus ini ada dua korban yang melaporkan ETH ke Polda Metro Jaya.
“Untuk kondisi para korban mengalami kecemasan dan traumatis,” katanya.
Korban sudah menjalani serangkaian pemeriksaan, yaitu forensik psikiatri di RS Polri dan di Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Namun hasil tes tersebut belum keluar.
“Forensik psikiatri di RS Polri dan P3A. Hasil tes belum keluar,” pungkasnya.