Pengakuan lengkap eks Ketum Gafatar mau bangun negeri damai
Lewat blog resminya, Gafatar menyebut diri sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial kemasyarakat.
Kasus hilangnya dr Rica Tri Handayani (28) dan anaknya yang masih balita Zafran Alif Wicaksono mengejutkan publik. Suaminya yang khawatir dengan keselamatannya segera melaporkannya ke polisi. Dia juga mengunggah berita kehilangan itu ke media sosial.
Berita hilangnya dr Rica segera menjadi konsumsi publik. Dari hasil penyelidikan kepolisian, diketahui dr Rica memilih berpisah dari suaminya karena bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Sejak itu, penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan para anggota Gafatar mulai terkuak. Laporan kehilangan semakin ramai, bahkan diketahui mereka bergabung dengan organisasi terlarang tersebut.
Lewat blog resminya, Gafatar menyebut diri sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial kemasyarakat. Mereka enggan memasuki ranah agama dan politik. Ormas ini berdiri sejak akhir 2011 dan dideklarasikan pada Januari 2015 di Jakarta.
Banyak yang menuding organisasi ini berusaha membentuk agama baru, negara baru dan mengganti ideologi negara. Bahkan, anggotanya diperintahkan hijrah ke tanah yang dijanjikan, tepatnya di Kalimantan. Di sana, mereka memiliki tanah hibah sampai ribuan hektare.
Menanggapi tudingan itu, mantan Ketum Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Mahful M Tumanurung membantahnya. Berikut bantahan-bantahan Mahful yang dirangkum merdeka.com:
-
Kapan warga Kampung Adat Lebak Bitung menumbuk padi? Menariknya, padi yang ditumbuk adalah yang disimpan di leuit berusia empat sampai enam tahun dan masih sangat baik untuk dikonsumsi.
-
Kapan Burung Enggang Gading dinyatakan punah? Burung Kuau Bergaris Ganda, bagian dari genus Argusianus, dikenal hanya melalui beberapa bulu yang ditemukan dan dikirim ke London untuk diteliti. Hingga kini, keberadaan burung ini tidak pernah terungkap di alam liar. Berdasarkan hasil penelitian, burung ini dinyatakan punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), menambah daftar panjang spesies Indonesia yang telah lenyap.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Dimana pondok perambah hutan dibakar? Pondok pertama ada di koordinat 0.241583 S, 101.912962 E.
-
Kapan Putri Gading meninggal? Kerangka ini ditemukan di Sevilla, Spanyol. Kerangka manusia berusia 5.000 tahun ditemukan di Sevilla, Spanyol.
-
Kenapa Waduk Gajah Mungkur dibangun? Waduk ini dibangun pada tahun 1978 dengan maksud untuk menyediakan sumber daya air bagi irigasi, perikanan, dan energi listrik.
Gafatar ingin bangun negeri cinta damai, bukan negara
Mantan Ketum Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Mahful M Tumanurung menampik tudingan organisasi sempat dipimpinnya diproyeksikan membentuk negara baru. Namun, dia tidak membantah bila Gafatar dibentuk untuk menciptakan negeri yang penuh kedamaian.
"Kami tersanjung, orang seperti kami ingin bangun negara. Yang ingin bangun adalah negeri cinta damai, yang berlandaskan Pancasila bukan negara," kata Mahful saat ditemui di kantor Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta Pusat, Selasa (26/1).
Lebih lanjut, katanya, membentuk sebuah negara bukan perkara mudah. Sebab, yang dibutuhkan adalah kedaulatan, konstitusi dan struktur pemerintahan. Sehingga yang lebih penting, kata Mahful, adalah berkontribusi untuk NKRI namun tetap menjadi warga negara Indonesia.
"Oleh karena itu kami koordinasikan di wilayah-wilayah pusat, kabupaten dan kota. Sama sekali tak ada niatan, karena bicara negara bicara soal kedaulatan, konstitusi dan sistem pemerintahan," tegasnya.
Organisasi ini, menurutnya, adalah untuk memakmurkan nusantara melalui program kedaulatan pangan. Sehingga, dia menegaskan anggota Gafatar sama sekali tidak tertarik masuk dalam pemerintahan, ataupun membentuk negara baru.
"Kami tidak mimpi jadi penguasa. Kami diberi kekuasaan pun kami tidak terima. Kalau negeri iya, karena anugerah dari Tuhan semesta ini, sumber daya kita bangun untuk memakmurkan nusantara ini," terangnya.
Tak paksa anggota dalami Milah Abraham
Mantan Ketum Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Mahful M Tumanurung, menegaskan kelompok yang dia pimpin bukan ormas keagamaan. Dia tetap berdalih yang dipimpin adalah ormas yang bergerak di bidang sosial budaya.
"Secara keagamaan, kami bukan ormas keagamaan sehingga untuk keagamaan kami serahkan ke warga Gafatar. Warga ini dari berbagai macam agama," tegas kata Mahful saat ditemui di kantor Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta Pusat, Selasa (26/1).
Di dalam organisasi ini, lanjut Mahful, tidak ada paksaan bagi siapapun untuk menganut ajaran agama apapun. Namun, dari internal Gafatar menawarkan bagi mereka yang ingin belajar ajaran milah Abraham dipersilakan mengikuti.
"Meskipun sebagian besar Islam, namun bagi mereka yang ingin mendalami keyakinan Milah Abraham dari Taurat Injil dan Alquran ya kami ajarkan kami sampaikan tanpa ada paksaan," tuturnya.
Ahmad Musadeq bukan Gafatar
Mantan Ketum Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Mahful M Tumanurung, membantah pernyataan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang menyebut pimpinan gerakan Alqiyadah Al Islamiyah, Ahmad Musadeq adalah bagian dari mereka.
Mahful menegaskan bahwa sebenarnya keterkaitan antara Gafatar dengan Ahmad hanya sebatas hubungan narasumber spiritual. Namun, mereka menolak menyebut Ahmad Musadeq adalah nabi baru yang membawa paham ajaran agama baru seperti yang dikatakan Kapolri.
"Secara keorganisasian bukan pendiri, pengurus dan bagian atau orang badan Gafatar. Dia dijadikan narasumber spritual kami," kata Mahful saat ditemui di kantor Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta Pusat, Selasa (26/1).
Dijelaskannya, gerakan ini didirikan 52 orang. Nama Musadeq tak ada kaitannya dengan pembentukan organisasi ini.
"Apakah salah kami memilih dia karena kami percaya dia," jelasnya.
Dana Gafatar bersumber dari koin nusantara
Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) berencana membuat permukiman mandiri di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Permukiman itu nantinya akan bisa mencukupi sendiri kebutuhan hidup anggotanya dengan mengandalkan pertanian.
Ribuan hektare tanah pun sudah dibeli oleh Gafatar untuk merealisasikan rencana tersebut. Lalu dari mana uang tersebut berasal?
Mantan Ketua Umum Gafatar, Mahful M Tumanurung menyebut para anggota Gafatar diminta mengumpulkan dana bersama dari tiap anggota yang disebut 'koin nusantara'. Dana ini disebut dikumpulkan dari seluruh anggota ormas ini dari Sabang sampai Merauke.
"Kami sejak awal tdk ingin membebani Pemerintah, kami gerak secara pribadi dan kolektif dari uang kami masing-masing dan kami namai koin nusantara. Kamu punya dana kesejahteraan untuk membantu warga kami yang terbatas," ujar Mahful M Tumanurung saat ditemui di kantor Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta Pusat, Selasa (26/1).
Di Kalimantan, ribuan anggota Gafatar itu membentuk sebuah kampung dan menjalankan sebuah program. Program yang dimaksud adalah program kedaulatan pangan di daerah tersebut. Program tersebut ternyata bermula dari hasil kongres luar biasa yang digelar pada 13 Agustus 2015.
"Dan kami perjuangkan adalah program kedaulatan pangan, kami sepakat dalam kongres luar biasa itu fokus pada membangun bangsa lewat kedaulatan pangan namun tidak memaksa," kata Mahful M Tumanurung.
Selain itu, Kalimantan dijadikan pilot proyek atau sasaran proyek pertama dari organisasi ini. Lalu mengapa Gafatar lebih memilih Kalimantan sebagai objek program mereka?
Mahful juga mengatakan alasan pihaknya memilih Kalimantan adalah karena letaknya strategis untuk pertanian, memiliki kontur tanah yang subur dan harga jual beli tanah yang masih terjangkau.
MUI tak berhak keluarkan fatwa Gafatar sesat
Majelis Ulama Indonesia menyatakan hingga saat ini masih mengumpulkan bukti otentik serta mengkaji apakah organisasi Gerakan Fajar Nusantara itu sesat atau tidak. Setelah mendapat kesimpulan, mereka akan mengumumkan fatwa mengenai Gafatar pada awal Februari 2016.
Menanggapi hal ini, mantan Ketua Umum Gafatar, Mahful M Tumanurung, menegaskan akan menolak fatwa yang akan dikeluarkan MUI nantinya. Dia menilai fatwa yang ditujukan pada organisasinya tersebut bukan lah pada tempatnya karena Gafatar adalah organisasi keagamaan yang bergerak di bidang sosial dan budaya bukan keagamaan.
"Bukan tempatnya Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa sesat kepada kami atau Gafatar sebagai organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang sosial dan budaya yang berazaskan Pancasila seperti yang tertulis dalam AD/ART," kata Mahful saat ditemui di kantor Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta Pusat, Selasa (26/1).
Ditambah lagi, Mahful menegaskan ajaran agama yang dianut Gafatar memang tak menganut paham Islam. Hal ini cukup beralasan, menurut pengakuan Mahful, Gafatar berpegang teguh pada paham milah Abraham.
Di dalam organisasi ini, lanjut Mahful, tidak ada paksaan bagi siapapun untuk menganut ajaran agama apapun.
"Kami menyatakan sikap telah keluar dari keyakinan atau paham keagamaan islam mainstream dan tetap berpegang teguh pada paham millah Abraham sebagai jalan kebenaran tuhan yang telah diikuti dan diajarkan oleh para nabi dan rasul Allah," tegasnya saat dikonfirmasi.