Pengakuan pilu orangtua siswa SD di Garut tewas di tangan temannya
Informasi dihimpun, FNM dan teman sekelasnya yang berinisial HKM sempat berkelahi di belakang gedung Sekolah SDN 1 Cikandang. Setelah berhasil dilerai, kemudian FNM bersama rekan pulang masing-masing. Saat di perjalanan menuju rumahnya, FNM dibuntuti oleh HKM yang kemudian melukai kepala belakang korban dengan gunting
Perkelahian antarsiswa SD di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut ini begitu memilukan. Salah satu pelajar kelas 6 SD inisial FNM (12) tewas setelah terkena sabetan benda tajam diduga milik HKM (12), rekannya bertikai.
Ayah korban, Feri (38), mengisahkan detik-detik buah hatinya meninggal dunia. Informasi awal didapatkan pada hari Sabtu (21/7) pukul 12.00 WIB.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kenapa perpisahan sekolah bisa dianggap 'menyakitkan'? Goodbyes breed a sort of distaste for whomever you say goodbye to; this hurts, you feel, this must not happen again. (Perpisahan menimbulkan semacam ketidaksukaan bagi siapa pun yang Anda ucapkan selamat tinggal; ini menyakitkan, Anda merasa, ini tidak boleh terjadi lagi)
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
Ia dan istrinya, Tuti Atmawati (32) langsung bergegas mendatangi lokasi kejadian dan melarikan anaknya ke Puskesmas Cikandang, Kabupaten Garut.
Dalam kondisi setengah sadar, anaknya mendapat pertolongan pertama dan luka di kepalanya dijahit. Setelah itu, mereka memutuskan membawanya ke rumah di Desa Barukai, Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut.
Saat di rumah, kondisi anaknya terus memburuk. Di beberapa bagian tubuhnya terlihat luka lebam, wajah dan pinggang. Pada pukul 15.00 WIB muntah dan kejang.
Karena khawatir, ia membawa anaknya ke klinik IGD di Kecamatan Cikajang. Namun, saat dirawat, buah hatinya tidak sadarkan diri. Ia dan istri memutuskan untuk membawa kembali ke rumah.
Keesokan harinya, tepat pada pukul 10.00 WIB, FNM kembali mengalami kejang, dada mendenyut kencang, dan mendengkur tak beraturan, hingga keluar busa bercampur darah.
"Di perjalanan anak saya sudah tidak bernyawa," kata Feri sambil berkaca-kaca kepada wartawan saat ditemui di kediamannya, Selasa (24/7).
Sementara itu, dari informasi yang berhasil dihimpun, FNM dan teman sekelasnya yang berinisial HKM sempat berkelahi di belakang gedung Sekolah SDN 1 Cikandang, Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, pada Sabtu (21/7). Namun berhasil dilerai oleh teman-teman lainnya.
Setelah berhasil dilerai, kemudian FNM bersama rekan-rekannya bergegas pulang ke rumah masing-masing melintasi jalan di belakang sekolah.
Saat di perjalanan menuju rumahnya di Kampung Barukai, Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang, FNM dibuntuti oleh HKM yang kemudian melukai kepala belakang dengan gunting.
Akibatnya, korban FNM seketika tersungkur dan sempat ditolong oleh teman-temannya yang sama hendak pulang.
Sebelumnya diberitakan, Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, Selasa (24/7) mengungkapkam, Kronologis kejadiannya ialah saat pelaku kehilangan bukunya pada hari Jumat, dan keesokan harinya (Sabtu 21/07) buku HM ada di bawah meja belajar korban FDL.
"Selepas jam pelajaran sekolah, HM secara terang-terangan menuduh FDL yang mencuri buku miliknya dan diduga awal mula alasan pertikaian karena hal tersebut," ujarnya.
Hasil forensik menunjukkan korban mengalami luka sayat di kepala dan punggung. Berdasarkan pengakuan Hkm, saat berkelahi di Kawasan Babakan Cikandang dia mengeluarkan gunting yang ditaruh di tas lalu mengarahkan benda tajam itu ke arah kepala dan badan FNM.
Setelah pertikaian tersebut, orang tua FNM sempat merujuk anaknya ke RSUD dr Slamet Garut untuk mendapatkan perawatan khusus. Namun nahas nyawa korban tidak tertolong, dan mengembuskan napas terakhir di rumah sakit tersebut, Minggu (22/07).
Keluarga pelaku tidak berani melapor ke polisi sehingga yang bersangkutan dijemput dan dibawa petugas untuk melaksanakan penyidikan. Polisi mengamankan barang bukti berupa seragam korban dan gunting.
Caption : Suasana makam FDL (12), korban penikamanan di Kampung Barukai, Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut.
Baca juga:
Dituduh curi buku, pelajar kelas 6 SD tewas di tangan teman
Polisi tingkatkan kasus penganiayaan diduga oleh Herman Hery jadi penyidikan
Mabuk lem dan serang tukang parkir, pemuda di Makassar digebuki warga
5 Warga Banyuasin saling bacok gara-gara rebutan angkut sawit, 1 tewas
Masih dirawat, pembunuh PNS di Kaltim dengan palu segera jadi tersangka
Tak diberi THR, Febi pukul kepala Alhakumu dengan batu