Penjelasan Istana Soal Rencana Jokowi Impor Rektor
Dia pun mengatakan saat ini beberapa kampus Indonesia sudah sanggup bersaing di level internasional. Karena itu, diharapkan dengan adanya Rektor maupun tenaga pengajar berkualifikasi internasional, kualitas PTN Indonesia dapat naik.
Deputi II Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Yanuar Nugroho memberikan penjelasan terkait rencana Presiden Joko Widodo mendatangkan rektor asing. Menurut dia, istilah 'mendatangkan rektor asing' tidak terlalu pas untuk menggambarkan rencana Presiden tersebut.
Menurut dia yang dimaksudkan Jokowi adalah mendorong PTN di Indonesia agar dipimpin oleh rektor dengan kualitas dan kualifikasi internasional. Artinya warga negara Indonesia pun dapat menjadi rektor, jika mempunyai kualifikasi internasional.
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Presiden Joko Widodo menyelesaikan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada? Masuk kuliah pada 1980, ia berhasil menyelesaikan pendidikannya 5 tahun berselang.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa saja yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Sejumlah petinggi PT Vale Indonesia Tbk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/8) pagi. Petinggi PT Vale yang datang ke Istana di antaranya Direktur PT Vale Indonesia Febriany Eddy, Chairman Vale Base Metal Global Mark Cutifani, dan Chief Sustainable and Corp Affair Vale Base Metal Emily Olson.
-
Siapa yang mengunjungi Presiden Jokowi di Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
"Sebenarnya ini persoalannya bukan antara orang asing atau orang kita. Tapi rektor dengan kualitas dan kualifikasi internasional. Bapak Presiden menginginkan perguruan tinggi kita ini dipimpin oleh rektor dengan kualifikasi internasional," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (8/8).
"Karena itu, hati-hati agar tidak terjebak pada wacana rektornya bule atau asing atau tidak asing. Bukan. Rektornya adalah rektor dengan kualitas internasional. Juga para pengajarnya," lanjut dia.
Dia menegaskan tidak sedikit orang Indonesia baik yang ada di dalam negeri maupun yang saat ini berkiprah di luar negeri, yang memiliki kualifikasi internasional. "Orang Indonesia yang jadi akademisi di luar negeri, dan pintar, dan mimpin itu banyak banget. Jadi bukan warga asing atau bukan, tapi kualifikasi internasional," imbuhnya.
Karena itu, lanjut dia, hal akan dipertajam dalam proses seleksi rektor PTN adalah kemampuan calon dalam memenuhi standar kualifikasi internasional. Jadi tidak berfokus pada kewarganegaraan.
"Nanti area yang harus kita pertajam di situ. Kualifikasi seperti apa. Jadi tidak mengatakan nomor satu warga negaranya, bukan itu tapi kualifikasi internasional. Warga negara asing boleh apply, warga negara Indonesia boleh apply," urai dia
Meskipun demikian, dia mengatakan proses sosialisasi kepada masyarakat terutama kepada dunia kampus harus terus dilakukan. Dengan demikian, tidak muncul kesalahpahaman dalam mengartikan rencana Presiden.
"Kritikan itu muncul karena pemahamannya adalah rektornya harus asing. Dan kalau asing mendapatkan perlakuan istimewa bukan seperti orang Indonesia."
Dia pun mengatakan saat ini beberapa kampus Indonesia sudah sanggup bersaing di level internasional. Karena itu, diharapkan dengan adanya Rektor maupun tenaga pengajar berkualifikasi internasional, kualitas PTN Indonesia dapat naik.
"Sudah saatnya Indonesia ini negara besar, punya kampus-kampus bagus, memang sudah harus masuk ke tahap internasional. Siapapun yang memimpin," ujar dia.
"Itu yang harus diatur, misalnya rektornya punya track record akademik yang bagus, dia publish, dia menjadi reviewer, kayak gitu. Itu kan syarat. Di kampus-kampus yang modern, kewarganegaraan itu bukan nomor satu. Yang nomor satu kualifikasinya itu lho. Nah Indonesia mau ke sana atau enggak," tandasnya.
Baca juga:
Mensesneg Soal Rektor Asing: Intinya Kompetisi
Bertemu Wapres JK, Rektor UGM Setuju Wacana Rektor Asing
Wapres JK Setuju Wacana 'Impor' Rektor Asing Tetapi Dilakukan Bertahap
Menko Puan Nilai Wacana 'Impor' Rektor Asing Untuk Meningkatkan Kualitas Kampus
Sebut Jokowi Setuju Rektor Asing, Menristek Dikti Belum Tahu Kapan akan Diberlakukan