Penyelundupan ganja di Papua kini lewat Keerom dan Boven Digoel
Para penyelundup semakin lincah mencari jalan tikus buat membawa ganja.
Peredaran narkoba di Papua masih marak. Meski beberapa perlintasan kerap dipakai menyelundupkan narkotika jenis ganja sudah dijaga ketat, tapi para sindikat itu menggunakan jalan lain.
Badan Pengelola Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri (BPPKLN) Provinsi Papua mengklaim peredaran ganja di kawasan perbatasan melalui "jalan tikus". Kepala BPPKLN Provinsi Papua, Suzana Wanggai mengatakan, 'jalan tikus' ini yaitu jalan-jalan antardua negara, Indonesia dan Papua Nugini, bisa dilewati karena berada di kawasan yang tidak dipagar.
"Jadi masih ada wilayah perbatasan kita dengan Papua Nugini yang berada di hutan-hutan sehingga tidak dipasang pagar, biasanya ini yang menjadi jalan tikus bagi para pengedar," kata Suzanna seperti dilansir dari Antara, Kamis (28/5).
Menurut Suzanna, panjangnya perbatasan antara Papua dan Papua Nugini yang tidak dibatasi oleh tembok membuat celah bagi para penyelundup ganja. Mereka sudah mengetahui jalur tikus kebanyakan dilewati masyarakat saban hari.
"Ini yang menyebabkan masih maraknya ganja masuk ke kita, lewat jalan tikus. Kebanyakan di Kabupaten Keerom dan Kabupaten Boven Digoel," ujar Suzanna.
Suzana mengatakan, mereka terus melakukan pengawasan jalur dipakai penyelundup. Kasus ganja melalui Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura sudah berkurang, termasuk juga lewat jalur laut.
"Sekarang ini mereka pintar, karena melihat pengawasan kita yang cukup ketat akhirnya mereka cari jalan-jalan tikus kita," ucap Suzanna.
Suzanna menambahkan, dalam pengawasan di laut sudah cukup baik. Hanya saja buat meloloskan barang ilegal, para penyelundup biasanya masuk saat jam operasional kantor, yaitu pada pagi hari dan juga subuh.