Peran ulama dinilai penting jaga keutuhan NKRI
Peran ulama dibutuhkan sebagai pilar pemersatu bangsa. Terlebih di tahun politik ini banyak gangguan yang merongrong kebhinnekaan Indonesia. Persatuan terus digaungkan untuk mengusir berbagai paham jahat yang ingin merusak NKRI.
Peran ulama dibutuhkan sebagai pilar pemersatu bangsa. Terlebih di tahun politik ini banyak gangguan yang merongrong kebhinnekaan Indonesia. Persatuan terus digaungkan untuk mengusir berbagai paham jahat yang ingin merusak NKRI.
Ketua PBNU Marsudi Syuhud mencontohkan munculnya bibit-bibit perpecahan dan kekerasan terutama yang mengatasnamakan agama yang bertujuan menghancurkan keutuhan NKRI. Ini terjadi di beberapa negara karena perpecahan masyarakat yang tidak bisa dibendung lagi.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Bagaimana Pancasila berperan dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian bangsa. Hal ini yang kemudian membedakan antara bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Pancasila disahkan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila pada sidang BPUPKI? Kemudian pada sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepat pada 1 Juni 1945.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila? Pada hari ini, kita mengenang kembali lahirnya Pancasila sebagai dasar negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
-
Bagaimana Pancasila berperan sebagai dasar negara Indonesia? Pancasila sebagai dasar negara memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mempersatukan dan memantapkan kebudayaan dan identitas nasional Indonesia, serta memandu dan mengarahkan pembangunan nasional.
-
Kapan Hari Kesaktian Pancasila dirayakan? 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila.
"Banyak negara terpecah belah seperti Afghanistan terjadi perang saudara. Perang di Afghanistan belum selesai, sudah pindah ke Irak. Kemudian Irak belum selesai perangnya sudah pindah ke Libya, dan terakhir di Suriah," tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu (21/3).
Marsudi menegaskan, peran ulama dalam mendirikan dan menjaga NKRI ini sangat besar. Fakta ini tidak boleh dilupakan oleh generasi muda. Sebelum Indonesia ini terbentuk, ulama di nusantara telah memiliki mimpi yang sangat besar untuk mendirikan sebuah bangsa yang besar.
"Bersatu adalah rahmat, bercerai-berai adalah adzab. Ini adalah landasan keagamaan para ulama. Persatuan adalah ajaran yang disampaikan para ulama kepada umat," ujarnya.
Untuk mewujudkan impian itu, lanjut Kiai Syuhud, para ulama mengumpulkan umat dan membentuk organisasi-organisasi sosial keagamaan sebelum republik ini terbentuk seperti NU, Muhammadiyah dan masih banyak organisasi lainnya. Organisasi keagamaan ini tidak hanya memiliki misi keagamaan tetapi berhasil menanamkan rasa nasionalisme kepada umatnya.
"Tujuannya bagaimana agar kita memiliki negara dan bangsa, maka kiai NU ketika itu bermusyawarah dengan berkeliling," tuturnya.
Dalam proses detik-detik pendirian negara ini, jelasnya, ada dua momen penting yang tidak boleh dilupakan. Pertama, proses diskusi antara ulama dan para pendiri bangsa lainnya dalam BPUPKI untuk menjembatani perbedaan dalam agama dan negara sampai terbentuknya ideologi bangsa, Pancasila sebagai landasan dasar negara. Ideologi bangsa ini merupakan salah satu sumbangsih ulama untuk bangsa ini yang wajib dijaga.
Momen kedua, menurutnya, pada saat penentuan siapa yang akan memimpin bangsa ini. Kebetulan di negeri ini ada dua orang yang menonjol yaitu Soekarno dan Hatta. Akhirnya disepakati dua pemimpin dengan Soekarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden.
"Dari kedua pemimpin tersebut mereka memiliki latar belakang yang berbeda, Soekarno adalah orang yang berjiwa nasionalis sedangkan Hatta adalah orang yang sangat agamis. Karena itu ulama-ulama meyakini negara ini akan menjadi kuat dengan adanya pemimpin yang bisa saling melengkapi satu sama lain," pungkasnya.
Baca juga:
Sosok Sumartono, tokoh Tionghoa asal Solo penerima penghargaan perdamaian PBB
Ketua DPR sebut generasi zaman now perlu belajar pluralisme dari Buya Syafii Maarif
Puji kerukunan umat beragama, Menag ingin jadi warga Kabupaten Badung
Pascapenyerangan Gereja Lidwina, Uskup Agung kunjungi rumah Buya Syafi'i
Fadli Zon desak pemerintah segera turun tangan hentikan penyerangan ke tokoh agama
Bamsoet minta polisi bongkar motif penyerangan kiai di Lamongan
Jelang Hari Raya Nyepi, pecalang dan GP Anshor tunjukan keharmonisan di Bali