Peretasan Data oleh Hacker Bjorka, Fadli Zon Minta Jokowi Turun Tangan
Fadli mengatakan, serangan hacker terhadap perlindungan data telah mempermalukan institusi negara. Dia heran dengan keamanan siber dalam negeri.
Peretasan data oleh hacker Bjorka telah mempermalukan negara. Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon mendesak Presiden Joko Widodo turun tangan. Harus ada evaluasi total terhadap pertahanan siber dalam negeri.
"Menurut saya harus ada evaluasi total dan juga mungkin Presiden harus mengambil langkah atau intervensi karena kita diperlakukan seperti itu dan tak ada resistensi yang memadai seperti tak ada pertahanan," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/9).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa yang terjadi pada Alwi Fadli? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Apa yang membuat Presiden Jokowi terkesan dengan penampilan Azizah? Potret Azizah MRDS yang Membuat Jokowi Terpukau dan Menggugah Semangat Goyang! Azizah MRDS, yang memiliki nama lengkap Nurul Azizah Syafitri, adalah penari cilik asal Mataram, Lombok, yang berhasil mencuri perhatian publik berkat bakat menarinya yang luar biasa.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang mengunjungi Presiden Jokowi di Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
Fadli mengatakan, serangan hacker terhadap perlindungan data telah mempermalukan institusi negara. Dia heran dengan keamanan siber dalam negeri.
"Menurut saya ini mempermalukan, masa satu orang atau beberapa orang bisa mempermalukan institusi negara atau orang-orang penting di dalam institusi," kata waketum Gerindra ini.
Lebih ironis lagi, mayoritas netizen Indonesia mendukung langkah hacker ini. Memperlihatkan ada yang salah terhadap perlindungan data.
"Ironisnya netizen kita mayoritas mendukung ini, ada something wrong, berarti harus ada pengkajian evaluasi mengapa bisa sedemikian rupa data kita bisa diperdagangkan, bisa diretas, bisa diperjualbelikan, atau diumbar di dunia maya," ujar Fadli.
Pemerintah perlu menyiapkan sistem yang lebih baik. Apalagi banyak aplikasi buatan pemerintah seperti PeduliLindungi menggunakan data pribadi masyarakat.
"Kalau dulu perang itu adalah perang fisik tapi kalau ini perang siber kan harusnya ada persiapan dong, masa seperti berlalu begitu saja, dalam hal ini harus ada yang dimintai pertanggungjawabannya," pungkasnya.
(mdk/eko)