Pergerakan Manusia Akibat PSBB Bisa Jadi Gelombang Kedua Penyebaran Corona
Dia mencontohkan, dengan adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. Tentu orang bergerak menuju daerah-daerah yang berbatasan dengan Jakarta.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan Indonesia perlu mewaspadai terjadinya gelombang kedua penyebaran Covid-19. Hal tersebut dia sebut dengan fenomena 'menekan balon'.
"Saya khawatir fenomena menekan balon ya. Kita tekan di sini, munculnya di tempat lain. Ini dipengaruhi oleh pergerakan manusia. Karena yang menyebarkan virus ini bukan angin, tetapi justru manusia," kata dia, dalam diskusi virtual, Minggu (3/5).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Dia mencontohkan, dengan adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. Tentu orang bergerak menuju daerah-daerah yang berbatasan dengan Jakarta.
"Artinya dengan PSBB DKI misalnya berhasil mengurangi populasinya saat ini. Tetapi yang sekitar 5-6 juta itu kan pindah ke samping, ke kota-kota pinggiran," ungkapnya.
Bahu Membahu
Jika di daerah-daerah tersebut penanganan Covid-19 tidak dilakukan dengan baik, maka bisa saja terjadi gelombang kedua jika mereka kembali masuk ke Jakarta setelah PSBB usai.
"Kalau mereka yang di pinggir Jakarta tidak digarap dengan baik, nanti kita khawatirkan akan terjadi rebound akan terjadi second wave mereka kembali ke Jakarta, entah karena PSBB-nya dihentikan atau ada mungkin kembali masuk ke Jakarta, itu juga bisa berpotensi," ujar dia.
"Yang saya maksud, PSBB di manapun. Biasanya dari kota-kota besar diputus sehingga penduduknya tinggal di sekitarnya. Nah yang di sekitarnya itu kita harus hindari jangan menjadi terbaru karena tidak memahami apa yang harus dilakukan. Peran Pemda ya saya kira yang sangat penting di samping partisipasi di masyarakat harus ditingkatkan," imbuhnya.
Juru Bicara Indonesia untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan hal tersebut memang harus diantisipasi. Pergerakan manusia harus bisa dibatasi untuk memutus rantai penularan Covid-19.
Fenomena tersebut, kata dia, dapat terpantau dengan melambatnya kasus Covid-19 di DKI Jakarta sementara di daerah lain terjadi peningkatan.
"Jakarta memang angkanya landai, tetapi dengan munculnya kasus, misalnya di Cianjur selatan, di Ciamis. Begitu di-tracing mereka yang orang yang pulang kampung. Bukan mudik, pulang kampung. Dia kerja di Jakarta sektor informal sekarang tidak ada (pekerjaan)," ungkapnya.
Dia menegaskan, untuk menangani hal tersebut dibutuhkan kerja sama berbagai sektor. Kesadaran masyarakat akan perannya dalam penanganan Covid-19 harus terus ditingkatkan.
"Ini kenapa harus kita bangun dari sisi masyarakat. Masyarakat harus tahu betul. Karena ternyata beberapa hal terjadi dan memberikan contoh yang bagus. Beberapa waktu lalu saya dapat laporan, bahwa di Cimahi, di salah satu kompleks perumahan ada satu keluarga yang karena selesai ikut kegiatan keagamaan dia positif," terang Yuri.
"Bersama-sama oleh masyarakat lingkungan diberi jaminan bisa melaksanakan seluruh kebutuhannya dipenuhi dibantu oleh tetangga. dan tetangganya menjadi pengawas dia melakukan isolasi dengan baik. Artinya masyarakat tahu betul ada risiko dalam lingkungannya dan ada kerentanan yang ada di masyarakatnya dan punya kapasitas bersama untuk mengendalikan bersama," tandasnya.
(mdk/eko)