Perjuangan siswa SD di Pesisir Selatan seberangi sungai demi sekolah
Perjuangan siswa SD di Pesisir Selatan seberangi sungai demi sekolah. Warga yang menggunakan roler baru dalam satu bulan terkahir ini mencapai panjang sekitar 100 meter dengan ketinggian 10 meter dari dasar arus sungai.
Sejumlah pelajar dan warga di Nagari atau desa adat Limau Gadang Lumpo, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menggunakan utasan roler atau jembatan tarik untuk menyambung akses yang ditujunya. Aksi itu dilakukan karena adanya perbaikan jembatan permanen yang sedang dalam pengerjaan di daerah itu.
Wali Nagari Limau Gadang Lumpo, Nasrul menyebut, warga yang menggunakan roler baru dalam satu bulan terkahir ini mencapai panjang sekitar 100 meter dengan ketinggian 10 meter dari dasar arus sungai. Sebab, tidak akses yang bisa ditempuh selain jembatan roler tersebut.
"Baru digunakan sekitar sebulan ini, karena jembatan yang digunakan sedang dalam masa renovasi perbaikan. Untuk sementara warga harus jembatan roler sampai jembatan yang diperbaiki selesai," kata Nasrul, Jumat (8/12).
Menurut Nasrul, terdapat sekitar 900 kepala keluarga setiap hari yang menempu utasan jembatan roler tersebut. Di antaranya, digunakan dua warga kampung di Nagari Limau Gadang, yakni Kampung Limau Gadang Tinggi dan Kambung Limau Gadang.
"Karena sedang direnovasi, kalau jembatan itu sudah selesai maka aktivitas siswa atau warga yang melintas nyaman dan aman. Kita harap ini tidak terjadi lama," tukasnya.
Pantauan merdeka.com saat dilokasi, jembatan roler yang menjadi akses warga setempat digunakan sejumlah pelajar di daerah itu. Pelajar yang menempu saat sejumlah pelajar dari siswa SD setempat, karena jarak sekolah mereka dibatasi batang sungai tersebut.
Ilham (13) salah seorang mengakui, saat melintasi jembatan itu merasa ketakutan. Sebab, dengan milihat kondisi jembatan roler tersebut berada pada jarak yang jauh dan ketigian dasar sungai yang terlihat dalam.
"Kalau mau jujur ya takut juga. Sebab, jaraknya jauh dan cukup tinggi jika jatuh,"sebut Ilham yang menyosong arus air dengan menggunakan roler.
Menurut Ilham tidak ada pilihan alternatif lain yang bisa menghubung kampug mereka dengan sekolah. Sebab, jarak kampung mereka di batasi sebarang sungai.
"Kalau menempu air, kami harus membuka sepatu. Terkdang, baju bisa basah saat sekolah," pungkasnya.
Baca juga:
Bangun Universitas baru, tata ruang di Depok harus direvisi
Jarak dengan Jakarta cuma 65 km, gedung SD di Banten ini amat tak layak
Ganjar sebut Jokowi segera dorong Kemenpan-RB bahas status guru honorer
Ini alasan Anies salurkan hibah Rp 40 M buat guru PAUD lewat HIMPAUDI
Kemendikbud dan TNI kerjasama perkuat pendidikan di daerah perbatasan
Menolak dipindah, siswa SD Sadah bertahan di sekolah bekas kandang Kerbau
Ujian matematika & agama 40 SD di Tapos ditunda gara-gara soal telat datang
-
Apa yang diungkapkan dalam puisi perpisahan sekolah? Puisi perpisahan sekolah ini dapat menjadi salah satu wujud ungkapan sekaligus pemberian terakhir kalian kepada para guru di sekolah.
-
Apa latar belakang pendidikan Kiran, cucu Soekarno? Kiran, 18 tahun, baru lulus dari Sevenoaks School di Inggris.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Bagaimana Mas Ipin menyelesaikan pendidikan S1nya? Pria 33 tahun itu mengaku sangat berterima kasih kepada sang ibu, istri, adik-adik dan anak-anaknya. Berkat dukungan mereka ia akhirnya menyelesaikan pendidikan strata satunya di Unitomo Surabaya.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.