Perintahkan tembak mati bandar narkoba, Budi Waseso siap tanggung dosa anak buah
Buwas mengaku, sebenarnya dia sudah mengetahui jaringan internasional asal Malaysia yang menjadi pemasoknya dua tersangka. Hanya saja, keberadaanya sulit ditemukan karena ada yang membocorkan.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menyebut hukum di Indonesia kurang tegas dalam hal masalah narkotika. Itu sebabnya, Indonesia menjadi negara jujugan bagi 11 negara penyuplai obat-obat terlarang.
Negara-negara aktif penyuplai narkotika, termasuk Malaysia dan Singapura yang menjadi transit tersebut, kata Buwas sapaan akrab Budi Waseso ada yang langsung masuk ke Indonesia.
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Siapa yang diminta Budi Waseso untuk mencabut aturan Pramuka? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Kapan program KBNS digagas oleh Presiden Soeharto? Salah satu kebijakan industrialisasi sektor usaha otomotif ala Presiden Soeharto adalah program Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS) pada 1970-an.
"Tetapi ada yang transit dulu di dua negara, yaitu Malaysia dan Singapura," katanya di kantor Bea dan Cukai Wilayah Jawa Timur di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (11/1).
Sayang, Buwas tidak menyebut nama-nama 11 negara (di luar Malaysia dan Singapura) yang dimaksud. Dia hanya menegaskan, bahwa suplay narkotika yang dilakukan di Malaysia sangat kecil.
Dia menjelaskan, narkotika jarang di Malaysia karena hukuman bagi pengedar narkotika sangat berat dan tegas: hukuman mati. Berbeda dengan Indonesia yang dinilainya masih kurang tegas. Akibatnya, para pengedar narkoba, terutama sabu-sabu, masih 'bergentayangan'.
"Contoh kasus Fredi Budiman. Setelah tiga kali divonis, baru menjalani hukuman mati. Seharusnya setelah proses inkra, langsung eksekusi dan tidak perlu diumumkan," tegasnya.
Sebab ketika diumumkan, dia menambahkan, akhirnya yang dibahas masalah hak asasi, keluarga, dan sebagainya. "Tetapi tidak membahas kejahatannya,"keluhnya.
"Oleh sebab itu, cara lain untuk membuat jera adalah menembak mati para pengedar. Sebab, pengedar narkoba sudah termasuk kejahatan luar biasa."
Para pelaku, tandas Buwas, diibaratkan seperti orang gila. Sehingga, untuk menumpasnya harus dengan cara-cara 'gila'. "Saya perintahkan anak buah saya untuk tembak mati. Kalau takut dosa, saya yang akan bertanggung jawab pada Tuhan," tegasnya.
Buwas juga menceritakan kedatangannya ke Surabaya ini dalam rangka meninjau kasus tembak mati dua bandar narkoba di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya beberapa hari lalu.
Buwas mengaku, sebenarnya dia sudah mengetahui jaringan internasional asal Malaysia yang menjadi pemasoknya dua tersangka. Hanya saja, keberadaanya sulit ditemukan karena ada yang membocorkan.
"Kita tahu pemasoknya. Sampai sekarang masih melakukan suplai, tali sulit kita temukan. Karena ada mata-mata dari sini. Kita tunggu saja apesnya," ucapnya.
Seperti diketahui, pekan lalu, tim gabungan dari BNN, Bea dan Cukai, serta TNI mengembangkan kasus tembak mati dua pengedar narkoba di Pelabuhan Tanjung Perak dengan barang bukti 7 kg sabu-sabu dikemas dalam popok bayi. Hasilnya, empat pelaku berhasil ditangkap.
Baca juga:
KPU Jateng libatkan BNN saat cek kesehatan cagub dan cawagub
Bak film, pengejaran bandar narkoba di Surabaya hingga polisi ditabrak
Polisi musnahkan 3,5 juta butir pil PCC
Menyulap ladang ganja jadi lahan tanam jagung dan padi
BNN gandeng petani di Aceh, bekas ladang ganja disulap jadi tempat tanam jagung