Perludem Sebut Publik Masih Banyak Belum Tahu Pemilu Serentak 2019
"Beberapa survei menyebut bahwa masih banyak pemilih yang belum mengetahui tentang pemilu serentak, masih banyak pemilih yang belum banyak mengetahui soal pencoblosan dengan surat suara yang banyak," kata Titi.
Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) lebih giat lagi melakukan sosialisasi pelaksanaan pemilihan umum secara serentak kepada masyarakat. Sebab, banyak pemilih yang masih belum mengetahui tentang pemilu serentak 2019.
"Beberapa survei menyebut bahwa masih banyak pemilih yang belum mengetahui tentang pemilu serentak, masih banyak pemilih yang belum banyak mengetahui soal pencoblosan dengan surat suara yang banyak," kata Titi kepada wartawan, Selasa (26/3).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Apa tugas utama KPU dalam menyelenggarakan pemilu? Tugas utama KPU adalah mengatur, melaksanakan, dan mengawasi seluruh tahapan pemilihan umum, mulai dari pemilu legislatif, pemilu presiden, hingga pemilihan kepala daerah.
Menurut dia, pemilu 2019 memiliki beban yang kompleks dan luar biasa karena pemilu legislatif dan pemilu presiden digelar bersamaan. Namun, perkembangannya pemilu presiden justru lebih dominan daripada legislatif.
"Menurut saya, menjelang 23 hari pencoblosan KPU harus mengintensifkan lagi kerja-kerja sosialisasinya, sehingga lebih banyak lagi pemilih secara masif dan luas," ujarnya.
Maka dari itu, Titi meminta KPU harus lebih kreatif, proaktif dan partisipatif melibatkan semua kalangan untuk mensosialisasikan soal teknis penyelenggaraan pemilu serentak 2019. "Termasuk soal sumber-sumber informasi yang bisa diakses soal pemilih untuk mengetahui penyelenggaraan pemilu 2019," jelas dia.
Titi menjelaskan KPU harus belajar dari pemilu 2014, di mana pemilu legislatif digelar terpisah dengan pemilu presiden, tapi jumlah surat suara tidak sah itu terlalu tinggi di angka 10 persen lebih atau setara 14 juta lebih suara.
"Itu harus menjadi pelajaran betul bagi KPU untuk evaluasi guna mengoptimalkan strategi diujung proses penyelenggaraan pemilu. Karena diakui pemilu saat ini lebih rumit, lebih kompleks dengan dominasi pilpres dengan ketidaktahuan publik soal penyelenggaraan pemilu," tandasnya.
Baca juga:
2.605 Kertas Suara Pileg dan Pilpres di Kabupaten Bogor Ditemukan Rusak
Menteri PAN-RB Sebut ASN tak Netral dalam Pemilu Tidak Lebih dari 1 Persen
Fadli Zon Khawatir Fatwa Golput Haram Timbulkan Kontroversi Baru
Rocky Gerung Kritik KPU dan Bawaslu Terlalu Sibuk Urusi Teknis, Lupa Soal Etis
KPU Seleksi Pemantau Asing yang Mendaftar, Pastikan Lembaga Terkait Pemilu