Permintaan dan tingkah Setnov yang buat perawat RS Medika terkejut
Jaksa Penuntut Umum KPK menghadirkan perawat Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Indri Astuti dalam persidangan perintangan penyidikan korupsi e-KTP dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo. Dia mengungkapkan banyak kejanggalan dilakukan Novanto dan Bimanesh.
Jaksa Penuntut Umum KPK menghadirkan perawat Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Indri Astuti dalam persidangan perintangan penyidikan korupsi e-KTP dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo. Dia mengungkapkan banyak kejanggalan dilakukan Novanto dan Bimanesh.
Ia mengatakan, Bimanesh mengambil alih tugasnya dalam memeriksa tekanan darah Novanto setibanya di kamar nomor 323 VIP lantai 3. Padahal, imbuh Indri, tindakan medis seperti memasang infus, mengukur tekanan darah pasien, memasang oksigen umumnya dilakukan oleh perawat.
-
Apa yang dikatakan oleh Agus Rahardjo terkait kasus korupsi e-KTP yang menjerat Setya Novanto? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus korupsi impor emas? Di samping melakukan penggeledahan kantor pihak Bea Cukai, tim juga masih secara pararel melakukan penyidikan perkara serupa di PT Aneka Tambang (Antam).
-
Kapan Kejagung mulai mengusut kasus korupsi impor emas? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022.
-
Apa yang sedang diusut oleh Kejagung terkait kasus korupsi? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022.
-
Siapa yang disebut oleh Agus Rahardjo sebagai orang yang meminta kasus korupsi e-KTP dengan terpidana Setya Novanto dihentikan? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Apa jenis korupsi yang dilakukan oleh tersangka RD? Dalam kasus ini, RD selaku Direktur PT SMIP pada tahun 2021 telah memanipulasi data importasi gula kristal mentah dengan memasukkan gula kristal putih, namun dilakukan penggantian karung kemasan seolah-olah telah melakukan importasi gula kristal mentah untuk kemudian dijual pada pasar dalam negeri.
Selain mengambil alih tugasnya, dia juga mengaku heran dengan adanya benjolan kecil di dahi terdakwa korupsi e-KTP tersebut. Sebelumnya, Indri mengaku tidak ada benjolan apapun di dahi Novanto setibanya di rumah sakit pertama kalinya sekitar pukul 19.00 WIB.
Benjolan tersebut dan luka di sekitar dahi kemudian diminta Novanto agar diperban. Dia mengungkapkan banyak kejadian tak terduga ketika Setnov dirawat. Bahkan, tingkah Setnov terkesan lucu. Ini dia daftarnya:
Setnov bisa diri tegak saat buang air kecil
Indri kembali merasa janggal dengan sikap Novanto keesokan harinya, Jumat (17/11) pagi. Sebelum menyelesaikan tugasnya, Indri kembali ke kamar inap Novanto untuk melakukan pengecekan rutin. Saat itu mantan ketua DPR tersebut terlihat tengah berdiri tegak saat buang air kecil di urinal.
Namun, ujar Indri, seketika sadar ada perawat masuk, Novanto tiba-tiba menunjukan sikap lemas.
"Begitu saya masuk si bapak ini enggak dengar kali saya, kemudian saya bilang pak sini biar saya bantu, si bapak itu kaget setelah itu dia merebahkan badannya dengan susah payah," ujar Indri.
"Anda tidak tanya?" tanya Ketua Majelis Hakim.
"Kan saya takut, akhirnya saya tensi 160/100 antara itu pak setelah itu saya keluar saya tunggu operan," tukasnya.
Setnov minta diambilkan modem ke petugas keamanan
Pihak keamanan Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Abdul Aziz meyakini Setya Novanto sadar setibanya di rumah sakit. Keyakinannya itu didasari saat Novanto meminta ambilkan modem internetnya yang jatuh saat akan dipindahkan dari mobil ke kamar RS.
Selain itu, Aziz mengatakan, Novanto dengan sendirinya menutup seluruh badannya menggunakan selimut dan hanya menyisakan wajahnya. Bahkan, karena seluruh badannya tertutup, Aziz mengaku sempat tak mengenali Setya Novanto.
"Pasiennya sendiri yang nutupin mukannya. Ditarik sama dia (selimut) pasien enggak pingsan, saya yakin. Itu tolong wifi saya terjatuh," ujar Aziz saat menjadi saksi dalam persidangan perintangan penyidikan korupsi e-KTP dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (2/4).
Setnov minta pakai obat merah
Awalnya, Indri hendak menolak karena menganggap tidak ada luka yang perlu diperban. Dia pun menyampaikan permintaan tersebut ke Bimanesh, selaku dokter yang merawat Novanto.
Saat itu, imbuh Indri, Bimanesh meminta Indri agar memasang perban dengan alasan kenyamanan pasien. Ia pun menuruti perintah Bimanesh.
Sekembalinya Indri ke kamar inap Novanto, ia mengaku terkejut dengan permintaan Novanto menggunakan obat merah pada lukanya.
"Saya dikejutkan kembali dengan kata-kata pasien minta obat merah. Saya makin bingung saja. Saya bilang di rumah sakit udah enggak ada obat merah pak, saya agak ketus gitu kebawa," ujarnya.
Setnov minta kepala diperban
Setya Novanto meminta kepalanya diperban saat dirawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, usai kecelakaan tunggal. Hal ini terungkap saat jaksa penuntut umum pada KPK membacakan isi surat dakwaan Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat.
"Terdakwa juga menyampaikan kepada Indri Astuti (perawat) agar luka di kepala Setya Novanto untuk diperban sebagaimana permintaan dari Setya Novanto," ungkap Jaksa Takdir Suhan saat membacakan surat dakwaan Bimanesh, Kamis (8/3).
Selain berpura-pura memasang perban pada kepalanya, Bimanesh memerintahkan seorang perawat bernama Indri menempelkan tanpa menancapkan jarum dan selang infus pada mantan Ketua DPR itu. Namun Indri tetap memasang jarum kecil yang biasa dipakai untuk anak-anak.
(mdk/did)