Pertama di Indonesia, Jumlah Penduduk dan Angka Kelahiran di Jatim Bisa Dilihat Tiap Detik
Kasus stunting di Jatim turun di bawah target nasional
Kasus stunting di Jatim turun di bawah target nasional
Pertama di Indonesia, Jumlah Penduduk dan Angka Kelahiran di Jatim Bisa Dilihat Tiap Detik
Hadir dalam acara tersebut, Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono; Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto; Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati.
Termasuk, Kepala BKKBN RI, dokter Hasto sekaligus meresmikan Population Clock yang menyajikan data 'real time' demografi di Jawa Timur.
"Saya kaget tadi pas proses peluncuran Population Clock, karena baru tingkat nasional yang sudah menggunakannya. Jatim merupakan provinsi pertama di Indonesia yang sudah menerapkan Population Clock," ungkap Kepala BKKBN Nasional, dokter Hasto.
Dokter Hasto menambahkan, melalui Population Clock ini bisa diketahui bahwa jumlah penduduk Provinsi Jatim sebanyak 41.820 873 jiwa dengan jumlah kelahiran sebanyak 602.283 jiwa dan jumlah kematian 313.670 jiwa.
Sebelumnya, Pj. Gubernur Jatim, Adhy Karyono mengatakan, pada peringatan Harganas tingkat provinsi tahun ini Kota Surabaya menjadi tempat penyelenggaraan karena berbagai capaian baik berhasil ditorehkan kota ini.
Salah satu capaian yang dinilai berhasil itu adalah percepatan penurunan stunting. Tercatat, prevalensi stunting di Kota Surabaya mengalami penurunan signifikan dari 28,9 persen (SSGI 2021) menjadi 4,8 persen (SSGI 2022), dan 1,6 persen (SKI 2023).
Angka prevalensi ini berada jauh di bawah target nasional tahun 2024 sebesar 14 persen.
"Jawa Timur akan terus berupaya untuk menurunkan prevalensi stunting. Meskipun dari hasil SKI Tahun 2023 angka prevalensi stunting di Jawa Timur mencapai 17,7 atau turun 1,5, kami berharap tahun 2024 bisa mencapai target 14%," kata Adhy dalam sambutannya.
Namun, diingatkan, ada beberapa hal yang patut diperhatikan dan dijaga bersama, bahwa penurunan tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Ini karena ada beberapa kabupaten/kota yang angka stuntingnya cenderung naik.
Adhy mengatakan, patut untuk dipertahankan bagi daerah yang prevalensi stuntingnya sudah turun.
"Capaian nasional juga kita harapkan dapat turun signifikan di akhir 2024, dengan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi penyangga nasional," ujarnya.
Di momen peringatan Hari Keluarga Nasional tingkat provinsi ini, Adhy mengajak semua pihak untuk bekerja sesuai peran dan fungsi masing-masing, agar amanat dan mandat Presiden perihal penurunan prevalensi stunting dapat diwujudkan.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim, Dra. Maria Ernawati, menjelaskan, peringatan Hari Keluarga Nasional ke-31 yang mengusung tema 'Keluarga Berkualitas menuju Indonesia Emas” merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam merevitalisasi peran keluarga dalam mengatasi persoalan-persoalan yang menghambat pencapaian cita-cita pembangunan.
Penyelenggaraan Hari Keluarga Nasional tingkat Provinsi Jawa Timur dilatarbelakangi oleh peringatan serupa yang telah dilaksanakan di Kota Semarang pada 29 Juni 2024 lalu.
"Konsep peringatan Harganas Tingkat Provinsi Jawa Timur kali ini adalah temu kader dan tenaga lini lapangan sebagai wadah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sosok keluarga bagi pembangunan bangsa dan negara," jelasnya.
Sedangkan tujuan khusus adalah untuk memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Provinsi Jawa Timur.